5. Para Pemeran Utama

2.2K 237 13
                                    

Bel istirahat berbunyi. Xera segera menutup buku fisika di hadapan nya. Melihat anak-anak yang sudah berlarian keluar kelas menuju tempat favorit semua siswa, kantin.

Xera menyadari, Aloxa tidak mempunyai teman sama sekali. Melihat anak-anak kelas yang segan meski sekedar menatap nya. Sampai ia heran seburuk itu seorang Aloxa?.

Xera mengikuti langkah tiga gadis di depan nya yang berjarak lima langkah, seperti nya tidak menyadari kehadiran Aloxa di belakang mereka. Jika mereka tau ada Aloxa, maka tidak perlu di pastikan pun ke-tiga siswa itu akan bungkam dan menyisi membiarkan Aloxa berjalan lebih dulu.

Turun menuruni tiga lantai dan berpindah bangunan. Xera segera mengangguk kecil melihat kantin luas di hadapan nya. Meja panjang yang cukup untuk empat orang berjajar rapih. Di depan nya beberapa penjual dengan tempat yang sudah di sediakan berjejer tak kalah banyak. Di sisi luar terdapat beberapa gerobak penjual.

Makan adalah hal penting menurut Xera. Makanya tanpa menunggu lama Xera segera mengantri di tempat penjual baso. Tiga orang ada di depannya. Dan beruntung kehadiran nya tak menarik banyak orang, mengingat dirinya hanya antagonis urutan kedua.

"Lo gak liat pengumuman?"

"Hah? Pengumuman apaan"

"Itu loh Kak Arthur sama kak Berlina. Di forum sekolah ada poto mereka yang jalan berdua"

Xera mendengar kan dua adik kelas  paling depan yang tengah berbisik membahas tokoh utama, di depan nya satu laki-laki berbadan gempal menghalangi pandangan Xera untuk melihat wajah mereka berdua.

"Kasian kak Aloxa sama Kak Eriana"

Mendengar nama Aloxa di sebutkan. Xera semakin menajamkan pendengaran nya.

"Gak perlu kasian. Orang tuh kakak kelas gak ada akhlak, ngebully anak orang. Kak Berlina juga sering kena bully mereka"

"Iya sih. Apalagi kak Eriana gue gak habis pikir. Paling nakutin banget apalagi kalo udah main tangan"

Sudah ia bilang Aloxa itu urutan kedua antagonis. Entah kenapa Xera menghembus kan nafas sedikit lega mengetahui fakta itu. Melihat kedua mahluk itu masih berbincang sedang kan perut Xera sudah keroncongan. Akhirnya Xera berdehem cukup keras.

Berhasil. Liat saja wajah pucat mereka berdua yang buru buru menarik tangan temannya yang satu untuk pergi, keluar dari antrian.

"Dari tadi kek" Seru Xera sinis. Laki-laki berbadan gempal terlihat ingin keluar juga dari barisan.

"Kalo mau mesen cepatan" Mendengar ucapan Xera. Laki-laki itu buru-buru memesan berusaha secepat kilat. Baru lah Xera bisa menyebutkan pesanan nya setelah kepergian laki-laki itu dengan semangkuk baso.

"Baso nya satu, gak pake sayur sama mie. Di bening pak" Setelah mengucapkan pesanan. Xera melirik sekitar sekaligus mencari bangku kosong.

"Ini neng" Tukang baso menginterupsi bahwa pesanan nya selesai di buat.

Xera menyodorkan uang berwarna biru, mengambil kembalian dan menuju bangku yang lumayan dekat dari tempat nya. Menaruh nampan berisi mangkok di atas meja. Baru setelah itu Xera mendudukkan dirinya di salah satu bangku.

Xera mengambil botol sambal dan menaruhnya cukup banyak di mangkok baso nya. Menyuap satu sendok baso kecil kedalam mulutnya, ia mengambil suapan lagi sampai hendak menyuap untuk kelima kali.

Punggung Xera di tepuk cukup keras sampai baso kecil itu menggelinding ke bawah meja. Shit, Xera paling tidak suka jika ada yang menganggu saat dirinya tengah makan.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang