36 : Celaka (Terakhir)

58.2K 2.1K 122
                                    

Versi full dari cerita ini ada di Dreame/innovel. Cari menggunakan judul.

Di karyakarsa juga ada, jadi tinggal pilih mau baca pakai aplikasi yang mana.

KBM juga ada 🤣 aku udah lupa punya aplikasi ini wkwkwk

Makasih

**

Sebuah pesan dari seorang pria menyita perhatian Divya. Ponsel segera dimatikan setelah membaca pesan, ia menilik ke arah Raga yang masih tertidur pulas di atas sofa. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 09.52, tetapi tak terdapat tanda-tanda bahwa Raga akan bangun.

Divya tahu, papanya Kayla semalaman tak tidur. Beralasan menjaga Kayla yang masih terbaring lemas di ruang inap, serta menjaga Divya agar tak pergi ke mana-mana setelah keinginan frontal ia lontarkan di malam itu. Ya, keinginannya sudah bulat, berpisah adalah sebuah jalan terakhir untuk bisa bahagia.

Meskipun semalam Divya sempat ikut tertawa melihat tawa bahagia Kayla saat keakraban mereka kembali, tetapi bahagia itu hanya sesaat. Setelah putrinya tertidur kembali, Divya lagi-lagi merasakan hampa. Hatinya menuntut ingin segera menjauh dari Raga. Semua begitu asing, tak sama seperti dulu.

"Mbak, gantian jaganya, Mbak istirahat dulu," ucap Raira yang baru saja datang.

Divya mengangguk, sebelum meninggalkan ruangan tersebut, ia mengelus lembut rambut sang putri. "Mbak nggak bawa baju ganti, mau pulang bentar. Raynar di rumah, 'kan?"

"Iya, ayah sama ibu yang jagain. Sore nanti Mas Darsa katanya mau datang selesai kerja."

Ia menghela napas berat. Pertemuannya dengan sang kakak baru-baru ini sangatlah tidak nyaman. Divya benar-benar tak ingin bertemu Darsa di saat keputusan mereka berbeda. Memang Darsa menginginkan yang terbaik untuk kehidupan Divya, tetapi yang baik menurut sang kakak, malah membuat Divya semakin jatuh dalam lubang kebencian.

"Mbak pulang dulu," pamitnya, meninggalkan ruangan dengan langkah cepat.

Permana telah menunggunya di area parkir, berkata akan mengantarkan pulang. Divya terima saja, sebab meminta Raga melakukan hal itu, rasanya sudah tak nyaman. Hubungan mereka telah berakhir sejak Divya memutuskan untuk berpisah. Hanya untuk meminta tolong hal kecil saja, ia serasa sudah tak punya hak untuk hal tersebut.

Divya semakin mempercepat langkah kala melihat mobil Permana berada di area parkir. Segera ia masuk, pria tersebut menyambutnya dengan senyum lembut. Ah, wanita mana pun pasti akan jatuh dalam pesona, jika yang memberikan perhatian adalah pria setampan Permana. Divya merasa beruntung, pengganti Raga adalah orang yang berkali-kali lipat lebih di atas Raga.

"Kayla gimana?" tanya Permana, sembari menyalakan mesin mobil.

"Udah lebih mendingan, semalam ketawa lama," Divya mengenakan seatbelt, "aku ngantuk ba-"

Ucapan Divya terhenti kala Permana mengambil alih aktivitasnya menggunakan seatbelt. Divya tersenyum, malu mendapatkan perhatian seperti itu di saat umurnya sudah terbilang bukan remaja lagi, dan juga ia malu ketika menyadari bahwa kupu-kupu berterbangan di perutnya. Ah, ia seakan kembali ke masa-masa SMP.

"Sampai rumah langsung tidur, Kayla ada yang jagain, 'kan?"

Divya mengangguk, mulutnya kaku untuk terbuka menjawab. Padahal ini bukan kali pertama dirinya merasakan perhatian lelaki, tetapi di pagi ini dirinya malah salah tingkah dibuat oleh Permana. Sudah pasti wajahnya memerah seperti tomat, Divya benar-benar malu pada reaksinya saat ini.

Mobil meninggalkan area parkir, mata Divya mengarah ke depan, melihat betapa ramainya jalanan ibu kota dengan aktivitas pagi para penduduknya. Divya menoleh pada Permana, kala merasakan tangannya digenggam oleh pria itu. Sekilas Permana menoleh, memberikan senyum lembut untuk yang kedua kalinya.

Lo Selingkuh, Gue Balas! ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang