ARHAN|36

183 20 12
                                    

Selamat tahun baru Imlek bagi yang merayakan🤍🙏

Happy reading

Nesha keluar bersamaan dengan arhan, ia sedikit takut jika arhan mencurigainya.

Arhan melirik nesha."Mau kemana lo?"

Nesha menelan salivanya kasar, ia bingung harus menjawab apa?

"Kalau ditanya itu dijawab bukan malah diem"

Nesha berusaha menutupi ketakutannya."Itu kak, aku itu mau ke itu ke apotik"

Arhan mengeryit heran."Ngomong apa sih? Ga jelas banget lo. Yaudah sana pergi tapi pulangnya jangan malem-malem"

Nesha mengangguk.

"Eh nes bentar deh" Kata arhan mencekal pergelangan tangan nesha.

Nesha membalikkan tubuhnya menghadap arhan."Ada apa kak?"

"Lo bukannya mau ke party ya?"

"Nggak jadi kak"

"Kenapa? Lo sakit? Emang lo ngapain ke apotik?"

"Beli obat lah kak, aku sedikit pusing kak. Tadi udah bilang kok ke mentari"

"Ngapapa emangnya?"

"Gapapa kata mentari, gak wajib juga. Yaudah aku berangkat sekarang ya"

"Perlu gue anter?"

"Ga usah kak, nesha bisa sendiri"

Nesha pun berjalan keluar kompleks perumahannya, sebenarnya ia sedikit letih jika harus berjalan sejauh ini.

Sesampainya didepan rumah sakit, Nesha langsung memberanikan diri melangkah menuju ruangan dokter ine.

Nesha mengetuk pintu ruangan dokter ine."Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, silahkan masuk" Jawab dokter ine.

Nesha berjalan pelan menuju meja tempat dokter ine berada.

"Hai nes.. apa kabar kamu?" Sapa dokter ine.

"Alhamdulillah baik dok"

"Ayo silahkan duduk" Ujar dokter ine ramah.

Nesha duduk dihadapan dokter ine, gadis itu meremas ujung baju yang ia pakai. Ketakutan semakin menyerangnya, bahkan untuk berfikir positif saja sulit untuknya.

"Jadi ada apa nak?" Tanya dokter ine.

"Dok nesha.." Nesha memejamkan kedua matanya,ia mengatur nafasnya sebentar sebelum kembali melanjutkan bicaranya."Nesha.. telat 3 hari haid nya"

"Wajar itu nes, shella aja gak teratur haidnya. Kamu gak usah takut ya. Nanti juga pasti kamu haid kok"

Nesha kemudian menceritakan tentang beberapa hari ini ia sering merasa kelelahan. Bahkan tadi ia muntah-muntah, tubuhnya juga sedikit panas, kepalanya juga pusing.

Dokter ine menatap nesha dengan khawatir."Kamu serius nes? Kok bisa gitu?"

Nesha kemudian menangis, ia tak kuasa menahan kesedihannya yang selama ini berusaha ia tutupi.

Dokter ine bangkit dari duduknya lalu memeluk nesha dari samping."Nak, kamu gapapa? Kamu harus bilang ke orangtua kamu secepatnya. Jangan menyembunyikan hal sebesar ini dari orangtua kamu"

Nesha mendongak menatap dokter Ine."Nesha takut dok, Nesha takut...." Lirihnya.

Dokter ine lalu mengambil satu tespack."Coba kamu cek pake ini dulu"

ARHAN [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang