BAB 2

334 48 9
                                    

Dalam Restoran Kelinci Putih

"Baby, Zhehan Ge akan datang bersama temannya" ujar Jingyu pada Timmy.

"Xiao Yu?" tebak Timmy.

"Bukan Xiao Yu namun Zhang Sifan"  jawab Jingyu

"Apakah mereka seperti kita juga?" tanya Timmy.

"Tidak tahu, namun mereka berdua itu sangat akrab" jawab Jingyu.

"Apakah dia tampan?" selidik Timmy

"Hmmm semua teman Zhehan Ge mana ada yang tidak tampan" ujar Jingyu

"Oh.. Mereka tampan ya.. Senang dong dirimu melihat banyak yang tampan" nada Timmy mulai meninggi.

" Aaah tetap saja isteriku yang paling tampan, menggemaskan dan menggairahkan" ujar Jingyu sambil memeluk pinggang Timmy.

"Tsk.. Ini di ruang publik apakah kau ingin semua orang tahu hubungan kita?" ujar Timmy sambil meremas ujung pangkal Jingyu.

"Dasar isteri mesum... Lihat apa yang telah kau lakukan pada juniorku, ayo tanggung jawab" protes Jingyu sambil memegang tangan Timmy dan terus menggosokkannya disana.

"Ha....ha...ha.... Dasar tidak tahu malu" ejek Timmy sambil berusaha melepaskan diri dari Jingyu.

Bukan melepaskan tangan Timmy namun Jingyu malah menarik Timmy masuk ke dalam ruang kantor pribadi mereka dan mengunci pintunya.

"Ist sebentar lagi mereka datang..Emmmph" ucapan Timmy terputus karena lumatan bibir Jingyu.

Tangannya menyusup masuk kedalam kemeja Timmy dan bermain pada ujung dada Timmy yang terasa mengeras sekaligus membuka kemeja Timmy.

Tangan Timmypun seolah bergerak otomatis melepas sabuk celana Jingyu dan celananya sendiri.

Erangan menuntutpun keluar dari kerongkongan mereka.

"Ehmmm baby... Sssssh Ehmmm jilat ini " erang Timmy sambil mengasurkan dadanya ke mulut Jingyu.

Dengan cekatan Jingyupun duduk di kursi dan memangku Timmy, kemudian menjilat puting Timmy yang mengeras  itu.

"Eeeeng... Ini sangat geli baby..." Ujar Timmy sambil mengarahkan Junior Jingyu masuk kedalam lorong sempit miliknya perlahan.

"Ehmmm ini sangat sempit baby" erang Jingyu sambil menggigit puting Timmy. Dan menggoyangkan panggul Timmy di atas pangkal pahanya.

"Aaaah ini terlalu kencang Baby... Ooh S**t. Ini terlalu dalam " erang Timmy.

Jingyupun segera menghentikan gerakan panggulnya.

Namun Timmy semakin mempercepat dan sembari meremas rambut Jingyu dan mulut Jingyu semakin ganas menggigit, menjilat dada Timmy dan meninggalkan banyak jejak panjang merah keunguan di sana sini.

Gerakan mereka berdua semakin intens dan liar.

Mereka tidak bisa menggunakan banyak posisi seperti biasanya karena di kantor restaurant

"Baby aku sudah tidak tahan aku ingin datang" isak Timmy..

"Mari bersama... Ehhhhhmmm "

Kedua bibir mereka saking melumat demi meredam suara yang keluar dari dalam tenggorokan mereka.

"Aaaah aku sudah tidak tahan aku aaah..." tubuh Timmy menegak dan bergetar saat cipratan air cintanya mengenai perut Jingyu.

"Aaaah... Sayang... Ini enak sekali aaaah" begitu juga dengan cairan cinta Jingyu yang memenuhi lorong sempit Timmy.

Tubuh mereka penuh dengan keringat. Hingga kini mereka harus mandi lagi sebelum tamu mereka datang.

Zhehan dan Sifan akhirnya tiba di restoran satu jam kemudian. Saat hendak masuk ke dalam restauran karena tidak hati-hati saat melangkah Zhehan menabrak papan bunga ucapan selamat yang ada di dekat pintu masuk, hingga sedikit mundur ke belakang dan menyenggol seseorang dibelakangnya yg hendak masuk ke restoran.

"Hati-hati bung" ujar seseorang dibelakangnya sambil mendorong tubuh Zhehan.

Kembali tubuh Zhehan terhuyung ke depan namun Sifan dengan sigap menangkap tubuh Zhehan.

"Hei..hei...jangan asal mendorong orang" ujar Sifan sambil menepis tangan orang itu.

" Hei.. Yang seharusnya...." namun ucapan orang tersebut terhenti karena tubuhnya ditarik oleh orang yang menjadi sumber keributan itu.

"Sudahlah Ge, mereka tidak sengaja. Mari kita masuk kedalam" ujarnya

Sambil berjalan melewati duo Zhang itu matanya melirik ke arah Zhehan dengan tatapan yang membuat Zhehan mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

Mereka pun masuk ke dalam restoran.

Penyambut tamu bertanya apakah mereka berempat satu rombongan?

Dengan kompak keempatnya menjawab dengan keras.

"Tidak"

"Kami tidak saling mengenal"

"Namun kami di undang oleh bos Jingyu"  jawab Zhehan

Begitu nama Jingyu disebutkan  kedua orang itu saling memandang dengan saling menatap.

Mendengar nama Jingyu disebutkan oleh  tamunya, pelayan ifu segera memberikan salam dan mengantarkan Zhehan dan Sifan ke ruangan VIP.

Sedangkan pelayan yang lain mengantarkan kedua orang tersebut ke meja makan dekat jendela.

"Eh You er  kau dengar tidak orang tadi menyebut Jingyu. Mungkinkan Jingyu tersebut adalah Huang Jingyu aktor itu?" tanya Xu Feng.

Xu Feng selalu memanggil Gong Jun You Er saat mereka hanya berdua saja seperti nama karakter yang diperankan mereka saat bermain disebuah drama bergenre bromance.

Namun Gong Jun seperti tidak mendengarkan pertanyaan Xu Feng itu jadi hanya diam sambil menengadahkan kepalanya seperti mengingat ingat sesuatu.

" Heh!! Kau dengar tidak" ujar Xu Feng kesal merasa diabaikan

"Apakah kau tertarik dengan mereka? Sana pergi saja mengikuti mereka" ujar Xu Feng dengan ketus.

Menyadari bahwa saat ini dia sedang bersama Xu Feng untuk makan bersama Gong Jun pun segera memberikan senyum imutnya ke pada Xu Feng.

"Umur berapa aku sekarang Ge. merajuk seperti itu"

"Aku sedang mengingat - ingat mereka tampaknya juga aktor dan yang lebih muda (Zhehan)  itu sepertinya sangat familiar" jawab Gong Jun.

"Apakah kau tertarik dengannya?" tanya Xu Feng.

"Aku? Gong Jun pemuda tampan idaman para wanita karena terkenal dengan 6 paxnya menyukai pria? Mana mungkin" ujar Gong Jun dengan nada sombongnya

"Memangnya hubungan macam apa antara kau dan aku bila kita juga sama-sama laki-laki" jawab Xu Feng

"Ha...ha..ha..Tentu saja berbeda" jawab Gong Jun merona.

"Dulu juga pertama kali kita bertemu kau  juga begitu mengatakan tidak mungkin padaku" ledek Xu Feng.

SOLSTICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang