Bab 18

201 30 2
                                    

"Jun, tolong ambilkan handuk yang baru" teriak Zhehan dari dalam Kamar mandi.

Gong Junpun segera mencari handuk untuk Zhehan dan memberikannya.

"Aaah segarnya, sudah sana kau mandi biar segar juga" ujar Zhehan.

Biasanya Gong Jun akan menolak untuk menggunakan kamar mandi yang telah digunakan orang sebelumnya.

Namun kini dengan tenang dia menggunakan segala hal yang telah digunakan Zhehan termasuk sabun mandi dan Pasta Gigi.

Bahkan seolah dia sedang menyerap aroma sabun yang tertinggal dalam kamar mandi ini.

Dalam kamar mandi, Gong Jun kembali terbayang kejadian semalam. Dimana Zhehan tidak terbangun saat dia memindahkan tubuhnya ke tempat tidur, saat dia ingin meninggalkan Zhehan dalam kamar tersebut tiba-tiba fia merasakan  tangannya diraih erat oleh Zhehan dengan erat seolah enggan untuk ditinggalkan.

Selama tidur itupun tangan Zhehan terus meraba-raba tubuhnya dan menarik ke dalam pelukannya.

Saat itu Gong Jun tidak hanya menolak namun diapun menanggapi atraksi tangan liar Zhehan itu dengan membiarkannya.

Hingga suatu saat kedua wajah mereka begitu dekat dengan hanya berjarak 1 cm.

Bibir merah Zhehan nan tipis itu disertai hembusan panas dari hidungnya begitu menggoda birahi Gong Jun yang telah lama dia lupakan rasanya.

"Ehmmm..." desah Zhehan keluar dari bibirnya.

"Ya ampun apa yang harus ku lakukan, kenapa aku tidak bisa menolaknya" batin Gong Jun.

"Bila aku menolaknya, kapan lagi akan ada kesempatan seperti ini"

"Bila aku menciumnya dan dia marah kemudian mengabaikanku bagaimana kami akan berperan bersama sesudah ini" batin Gong Jun terus bergumul dalam hati.

Namun tangan Zhehan yang meraba-raba dadanya seolah semakin memprovokasi hasrat Gong Jun yang semakin menggelisahkan hatinya itu.

Sehingga saat kaki Zhehan mengapit pinggang Gong Jun hingga kedua Junior mereka bersentuhan walau dilapisi oleh kain, namun efeknya sampai membangunkan juniornya dari tidur panjangnya.

"Aaah, masa bodoh, aku sudah tidak tahun lagi, paling apes kalau dia terbangun aku akan dipukuli olehnya" batin Gong Jun dengan segera melumat Bibir Zhehan dan berusaha membukanya untuk mencari lidah Zhehan di dalamnya.

Tak disangka oleh Gong Jun bukan hanya tidak terbangun namun Zhehan membalas Ciumannya dengan tak kalah semangatnya.

Merekapun berciuman hingga akhirnya harus berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

Dan saat itulah tiba -tiba mata Zhehan terbuka dan bangun.

Gong Junpun segera memejamkan matanya berpura-pura tidur dengan nyenyak bahkan menambah efek dengkuran halus, seolah-olah tidur nyenyak.

Mengingat hal tersebut tak ayal membuat junior Gong Jun kembali terbangun di bawah sana.

Maka kali ini Gong Jun 'terpaksa' melakukan hal yang telah lama dia tidak lakukan lagi. Yakni 'melayani' sendiri juniornya.

Dengan salah satu tangan memegang Dinding demi menahan tubuhnya dan tangan lainnya menggenggam, membelai juniornya.

Semakin lama gerakan tangannya semakin lama semakin cepat hingga akhirnya.

"HAN...SSSSH...  ARGH... !!" tanpa sadar Gong Jun meneriakan nama Zhehan di saat klimaksnya dengan cairan putih lengket yang entah  berapa kali muncrat dari ujung kepala juniornya mengenai dinding kamar mandi.

Tok..tok..tok..

"Jun... Kamu memanggilku?" teriak Zhehan dari luar.

Dengan nafas yang masih terengah engah dan sedikit limbung Gong Jun menjawab

"Ehmm iya Ge, tolong handuknya" teriak Gong Jun dari dalam.

Tak lama kemudian Zhehanpun memberikan handuk pada Gong Jun yang tengah keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk di pinggangnya.

"Nah itu sudah pakai handuk, masih minta lagi sengaja ya" ujar Zhehan sambil melemparkan handuk ke tubuh Gong Jun.

"Ini buat yang atas" jawab Gong Jun ringan.

Gong Jun pun segera mengenakan pakaian milik Zhehan.

"Jun, kau akan menginap atau mau pulang" tanya Zhehan.

"Menurutmu, aku perlu menginap atau terus di sini" tanya Gong Jun sambil melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Temani aku minum, aku sudah tidak bisa tidur lagi" ujar Zhehan sambil mengangsurkan gelas kepada Gong Jun. dan Gong Jun kemudian menuangkan minuman ke dalam gelas Zhehan.

"Jun.. Menurutmu apakah drama kita ini akan sukses?" tanya Zhehan.

"Setiap drama yang aku perankan aku selalu berharap akan sukses, namun kau tau sendiri" jawab Gong Jun sambil tersenyum.

"Ha...ha...ha... Iya.. Begitu banyak peran yang kumainkan namun saat aku menjadi peran utama hanya beberapa yang tayang dengan berbagai alasan" ujar Zhehan sambil tertawa lirih.

"Namun kau sangat bertalenta dan banyak menerima penghargaan Ge, aku sangat iri padamu" ujar Gong Jun

"Iri? Apa yang dapat kau iri dar seorang Zhang Zhehan" tanya Zhehan sambil menuangkan minuman ke gelasnya sendiri.

"Kau begitu bersemangat, gigih, multitalenta tak ada yang tak bisa kau kerjakan baik olah raga, seni, juga sastra dan....." Gong Jun kemudian tersenyum kecil.

"Dan apa..." tanya Zhehan sambil menepuk paha Gong Jun.

"Dan Sexy" jawab Gong Jun sambil menenggak habis gelasnya dengan wajah yang mulai memerah.

Entah ini sudah  berapa gelas dan botol minuman yang telah mereka habiskan isinya.

"Darimana kau tau tubuhku sexy, memangnya kau sudah melihatku" ujar Zhehan.

"Bukankah hari ini aku telah melihat hal yang nyata dibandingkan foto-foto dan tayangan yang memperlihatkan otot perutmu" jawab Gong Jun dengan berani.

Wajah Zhehan semakin memerah mendengar ucapan Gong Jun tersebut.

"Bukankah tubuh mu yang tinggi, berjemari ramping dan panjang juga memiliki otot perut yang berjumlah 8 itu juga"

"Belum lagi...." ujar Zhehan.

"Belum lagi apa?" tanya Gong Jun.

SOLSTICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang