Bab 32

148 20 0
                                    

Setelah rumor itu berhasil dipatahkan oleh team manajemen berkat bantuan para penggemar setia Zhehan, ternyata tidak membuat para penipu itu terus menyebarkan rumor buruk tentang Zhehan.

Seolah tak ada hentinya saat ini tujuan mereka sangat jelas. Tak hanya "membungkam" namun hendak "melenyapkan" Zhehan.

Masalah ini tidak ringan dan tidak bisa ditangani secara emosional.

Sehingga akhirnya tepat pada "Black Friday" Zhehanpun "dilenyapkan" di seluruh media hiburan.

Matahari dunia hiburanpun seolah terbenam untuk waktu yang lama.
Hanya ada kegelapan dan lolongan suara-suara mengerikan yang terus menyerukan kenistaan, kebohongan yang menakutkan.

Namun karena "lenyapnya" Zhehan ini justru menyisakan bintik bintik bintang dalam kegelapan yang memberikan sedikit sinar di sana sini seolah memberikan penerangan bagi orang tersesat karena mengikuti lolongan itu untuk berjalan menuju tempat dimana Titik Matahari nanti akan bersinar.

Masalah Zhehan menjadi pembicaraan hangat di luar negeri, kekuatan para penggemar memberikan bukti-bukti ketidak bersalahan Zhehan terus bermunculan di berbagai media setiap saatnya.

Wajah hukum negara ini dipertaruhkan, penikmat dunia hiburan menurun tajam. Banyak yang memutuskan untuk tidak menonton drama terbaru apapun. Sebagai dukungan dan bentuk protes ketidak adilan ini.

Mereka begitu gigih bersatu membentuk formasi untuk memberi kekuatan semangat untuk bangkit dan memimpin mereka menuju titik balik terang matahari.

Gong Jun yang pada dasarnya adalah orang yang sangat cermat dan detail telah menangkap bahwa masalah ini hanya menjadikan Zhehan sebagai persembahan pada kejahatan teroganisir yang kuat.

Karena dia tidak bisa dengan gegabah untuk membantu "membangkitkan" Zhehan kembali dari "kematian".

Namun kembali para dewa tidak suka akan ketidak adilan yang ditimpakan pada Zhehan. Mereka memberikan satu sinar yang cukup besar sehingga membuat langit yang semula remang-remang menjadi sedikit terang.

Kembali para iblis itu menyatukan kekuatan untuk menutup sinar yang terlalu menyilaukan itu dan membuat langit tetap remang-remang.

Namun terlambat orang-orang telah melihat jalan setapak menuju titik terang sinar matahari.

Walaupun kini harus berjalan kembali melambat namun jalan setapak itu telah nampak dalam keremangan cahaya.

------

"Apakah itu kau Jun" tanya Zhehan yang terbaring lemah di atas tempat tidurnya.

"Ini aku, maaf sayang, apakah aku mengganggu tidurmu?" tanya Gong Jun lirih sambil menggenggam tangan Zhehan dan menahan air matanya tidak jatuh di pipinya.

"Tidak, kau menangis?" tanya Zhehan sambil mengusap bulir air mata di pipi Gong Jun yang nampak mulai tirus.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bisa menolongmu. Aku bukan suami yang baik" isak Gong Jun sambil mencium tangan Zhehan.

"Sssssh tidak boleh bilang begitu. Kau sangat baik dan tampan" tawa Zhehan yang nampak dipaksakan.

Tak lama kemudian Mama Shan masuk.

"Han..kau makan dulu ya. Biar Junjun yang menyuapimu" ujar mama Shan sembari memberikan nampan berisi bubur daging pada Gong Jun.

"Bangun Sayang, ayo makanlah" ujar Gong Jun.

"Kau sudah makan?" tanya Zhehan

"Belum, aku akan makan setelah melihatmu menghabiskan makanan ini" ujar Gong Jun.

Maka Zhehanpun makan dengan perlahan sesuap demi sesuap hingga tanpa terasa mangkok itupun kosong.

"Sudah habis, sekarang gantian kau yang makan" ujar Zhehan.

"Aku mau makan bila kau temani" ujar Gong Jun.

Akhirnya dengan dibantu Gong Jun, Zhehan pun bangkit berjalan menuju ruang makan.

Di sana telah tersaji makan malam.

"Ma, kau sudah makan?"
" Yuyu, kau sudah makan belum?" tanya Zhehan

Mereka berdua menggeleng.

"Kami menunggu kau selesai makan" jawab mereka.

" kenapa kalian harus menungguku?"

"Jangan menyiksa diri kalian karena aku" Omel Zhehan

"Bagaimana kami bisa makan saat kau tidak mau menelan makanan" jawab Xiao Yu.

Mendengar itu Zhehan langsung terdiam dan menunduk.

"Maafkan aku, karena aku kalian semua jadi susah" ujar Zhehan.

"Aaah sudah-sudah tak usah di bahas lagi. Waaah hari ini kau memasak tumis daging pedas dan bakwan sayur, ma?" ujar Gong Jun pada mamanya.

"Ma? Sejak kapan kau memanggil ibuku dengan panggilan mama?" tanya Zhehan.

"Sejak, mama menyetujui aku bersamamu, ya khan ma" ujar Gong Jun sambil memeluk mama Shan.

"Aku dipeluk juga dong Bos Jun" goda Xiao Yu sambil merentangkan tangannya seolah olah hendak memeluk Gong Jun.

Pletak!!

Suara Sendok makan mendarat di dahi Xiao Yu dengan sukses

"Coba berani kau menyentuhnya" ujar Zhehan.

"Pelit!!" ujar Xiao Yu sambil mengusap dahinya yang merah terkena lempar sendok itu.

"Sudah-sudah ayo kita makan" ajak Mama.

"Ehmmm enak banget Ma, pasti ini bumbunya kau tambahkan minyak kulit ayam ya" ujar Gong Jun dengan tepat.

"Baby, coba kau belajar memasak deh. Jadi nanti aku akan bawa bekal masakanmu saat bekerja" ujar Gong Jun.

"Dan nanti kau bilang itu masakan bibimu kemudian kau sakit perut karena kepedasan" jawab Zhehan.

"Ha....ha....ha... Itu bagian dari service Fans, sayang jangan marah" jawab Gong Jun.

Suasana makan malam itu menjadi ceria dan Zhehan sejenak mengesampingkan rasa khawatir dan cemasnya karena "pembunuhan" itu.

Penyakit insomnianya kembali kambuh dimana dia menjadi kesulitan tidur karena rasa cemasnya.

Karenanya Gong Jun selalu menyempatkan diri selalu mendampingi Zhehan di rumah aman mereka.

Bila ada Gong Jun maka mama dan Xiao Yu akan kembali ke rumah utama.

Mereka yakin Gong Jun akan dapat membuat Zhehan untuk lekas pulih kembali.

SOLSTICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang