"Bagaimana perutmu Ge sudah lebih nyaman?" tanya Gong Jun.
Demi melihat Zhehan mulai membuka bungkus cemilannya.
"Ge, kau tidak cuci tangan dahulu, kau khan tadi luar, pegang ini itu di luar sana" tiba-tiba Gong Jun merasa terganggu dengan masalah itu.
"Aaah khan aku sudah melap dengan tissue" jawab Zhehan
"Tetap saja kotor, cuci tangan dulu sana Ge" ujar Gong Jun dengan mata yang sedikit membulat.
Entah mengapa Zhehan yang biasanya semakin disuruh semakin ngeyel, kini beranjak berdiri menuju wastafel untuk cuci tangan.
"Iya-iya cuci tangan. Cerewet betul " gerutu Zhehan.
"Nih sudah bersih. Sudah boleh makan tidak" tanya Zhehan sambil menunjukkan jemarinya pada Gong Jun.
"Kalau saat ini aku memasakanmu mie panas apakah kau mau meletakkan Cemilanmu itu?" tawar Gong Jun.
"Kalau memang masakanmu enak di makan aku mau" jawab Zhehan.
"Baik... Tunjukkan padaku ruangan dapur rumahmu" ujar Gong Jun.
"Tuh, bahan makanan cari saja sendiri di kulkas dan di lemari sana" ujar Zhehan sambil menunjuk ke arah dapur.
Gong Junpun berdiri dan berjalan menuju dapur. Namun sesaat kemudian dia berbalik dan nampak Zhehan hendak menyiapkan cemilan itu ke mulutnya.
"Nah khan, kau berbohong. Sini cemilannya. Kau tunggu di sini saja jangan makan cemilan sebelum makan malam" omel Gong Jun.
"Dih, lalu untuk apa di beli kalau tidak boleh dimakan" ujar Zhehan kesal.
"Cemilan atau mie panas" tanya Gong Jun tegas.
"Iya..iya mie panas. Cepetan ah bawel!" jawab Zhehan meninggalkan cemilannya dan mulai mengutak atik handphonenya.
Dengan cekatan Gong Jun mencari bahan makanan yang bisa di masak untuk Zhehan.
Ternyata semua yang dibutuhkan ada dalam kulkas dan lemari.
Dari Daging, ikan sayuran dan buah semua tersedia.
Maka dalam waktu singkat makananpun telah siap untuk disajikan.
"Ge, cuci tangan dulu sana, makananmu sudah siap, segera makan selagi hang....." ucapan Gong Jun terhenti demi melihat Zhehan tampak tertidur di sofa dengan handphone yang terletak di pahanya.
"Ge..." namun Zhehan tidak juga membuka matanya.
Karena takut masakannya menjadi dingin Gong Jun pun memberanikan diri membangunkan Zhehan.
"Ge... Bangun" bisik Gong Jun di telinga Zhehan.
Mata Zhehan terbuka perlahan dan menoleh ke arah bisikan Gong Jun tadi
Cup😘
Bibir Zhehan bertabrakan dengan bibir Gong Jun.
Keduanya sama-sama terkejut dan Zhehan bergegas berdiri, namun ternyata Gong Jun belum berpindah tempat karena masih terkejut.
Tak ayal tubuh Zhehan kehilangan keseimbangan dan dengan reflek menarik kerah baju Gong Jun
BRUK.. HEG!!
Tunggu Gong Jun kini berada di atas tubuh Zhehan yang terpental ke atas sofa.
Mereka saling berpandangan, tangan Zhehan masih mencengkeram kemeja Gong Jun.
Suasana hening hanya degub jantung mereka berdua yang terdengar.
Bibir mereka hanya berjarak 1 inchi.
Entah mengapa Zhehan tiba-tiba memejamkan matanya dan mengangkat dagunya dengan kedua tangannya melingkar di pinggang Gong Jun.
Gong Jun merasa panik, bukan karena dia tidak menyadari hal apa yang saat ini tengah terjadi diposisi mereka itu.
Apakah kau ingin aku menciummu, tapi aaaaah masa bodoh seandainya salah tanggap yang penting aku sudah mencicipi bibir Zhehan yang sejak tadi mengganggu pikiranku, gumam Gong Jun.
Maka Gong Junpun menutup matanya dan mulai menjelajahi bibir Zhehan.
Demi memperoleh perlakuan tersebut Zhehan pun tak mau kalah diapun menjelajahi bibir Gong Jun.
Dari awal kecupan, kemudian saling menjilat bibir mereka hingga akhirnya saling melumat.
Desahan yang keluar dari bibir Zhehan membuat Gong Jun yang selama ini menjaga birahinya, seolah memperoleh pelampiasan.
Mereka bukan tidak pernah berciuman, mereka juga bukan tidak pernah merasakan bercinta sebelumnya.
Namun rasa yang kini mereka nikmati sensasinya berbeda dengan yang pernah mereka rasakan sebelumnya.
Karena sebelum-sebelumnya mereka melakukannya dengan wanita.
Sensasi kali ini begitu menggairahkan dan tidak merasakan risih ataupun jijik.
Yang mereka rasakan hanyalah kenikmatan dan keinginan untuk lebih dan lebih dari sekedar berciuman.
Tangan Zhehan merayap ke punggung Gong Jun dan mengusapnya.
"Ehmmm Jun.." erang Zhehan di sela-sela meyesap bibir Gong Jun.
"Ehmmm ya sayang" Jawab Gong Jun. Tangannya menyelusup masuk ke dalam kemeja Zhehan melewati 10 pax otot perut Zhehan dan terus menjelajah ke atas menyebabkan rasa geli dalam perut Zhehan.
Hingga akhirnya Gong Jun seolah menemukan apa yang dia cari yakni pucuk dada Zhehan yang telah mengeras dalam jepitan jemari Gong Jun yang panjang ramping itu.
Demi merasakan jepitan tersebut, erangan Zhehan semakin keras dan kedua kakinya kini mengepit pinggang Gong Jun yang berada di atasnya.
"Aaah.. Jun.. Geli..." erang dan sedikit terdengar terisak dari mulut Zhehan.
"Ehmmm geli ya... Kalau begini?" entah kapan Gong Jun atau Zhehan sendiri yang melakukannya. Keduanya telah bertelanjang dada saat itu.
Gong Jun pun segera mengangkat kedua tangan Zhehan seolah mengikat di atas kepalanya dengan salah satu tangannya yang panjang.
Kemudian Gong Jun mengisap ujung dada montok Zhehan itu dengan kuat dan sesekali menggigitnya.
"Aaaaaah... Saaakit" isak erangan Zhehan.
Dan itu diulangi beberapa kali hingga tubuh mereka basah oleh keringat.
"Ge... " ujar Gong Jun dengan terengah-engah.
"Ehmm?' jawab Zhehan dengan kecewa karena Gong Jun menghentikan atraksinya itu.
"Gerah... Mandi dulu yuk" ujar Gong Jun pada akhirnya.
"Hah? Mandi bareng?"
"Apakah ini tidak terlalu cepat?' tanya Zhehan dengan wajah memerah."Cepat atau lambat kita khan tetap harus mandi" jawab Gong Jun sambil membopong tubuh Zhehan dengan ringannya menuju kamar mandi.
------
Note:
Please jangan protes kalau ceritanya koq ga sesuai dengan cerita aslinya.
Ya ini khan fantasi min, lagipula cerita aslinya khan yang tahu mereka sendiri ya.
Okeeee... Lanjooooot
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLSTICE
FanfictionApa jadinya bila orang yang kau cintai adalah orang yang tak seharusnya kau cintai. Apakah harus menghindar atau memberanikan diri untuk tetap mencintainya. Satu lagi cerita tentang JunZhe dariku. Couple imajiner yang saat ini membuat banyak pembi...