• HOW COULD THAT BE? •

127 43 6
                                        

📍 Seoul,
2026.10.14

"Dia mengetahui Irena." Gumam Dahyun. Dia segera menulis kembali.

Sedangkan Rossie, yang sebenarnya ada di hadapan Dahyun, lebih tepatnya duduk di sebrang Dahyun, membelakangi lorong.
Cara ini agak sedikit merepotkannya, sedari tadi dia terus berpikir bagaimana caranya menunjukkan sosoknya tapi tidak membuat Dahyun takut.

"Kenapa pulpennya tidak jatuh?" Dahyun terus menunggu. "Apa Rossie sudah pergi?"

Rossie kembali berpikir sejenak, dia akhirnya memilih untuk menunjukkan dirinya di depan Dahyun.

Dan seperti yang Rossie duga, Dahyun terbelalak, dia mematung.
Tidak pergi tapi hanya diam dan masih sangat terkejut.
"R-Rossie?"

Rossie tersenyum tipis, "Jangan takut denganku, ya. Aku tidak akan jahat." Ucapnya.

Tubuh Dahyun kembali melemas, sedikit lega. Walau penampakan Rossie benar-benar kurang enak dilihat. Lihat saja dahi yang bercucuran darah itu, darahnya terus menetes ke gaun lusuh nya. Kulit di pipi kiri Rossie juga mengeletek. Dan kepangan rambut yang sudah tidak berbentuk itu.
Bisa kalian bayangkan pemandangan yang Dahyun lihat saat ini.

Walaupun demikian, Dahyun tetap duduk tegak, terus menatap Rossie di hadapannya. "Apa yang kau ketahui tentang Irena?" Tanya nya.

Rossie menegakkan tubuhnya. "Yang aku tahu, dia adalah iblis yang terjebak diantara surga dan neraka. Dia membunuh banyak anak-anak untuk mengganti anaknya yang sudah meninggal karena ulahnya." Ucap Rossie.

Dahyun nampak menyimak, "Iblis? Apa.. dia yang menenggelamkan Taehyun di sungai?"

Rossie mengangguk pelan, "Dia menginginkan Hyunbin." Cicitnya.

Dahyun tidak terkejut mendengar itu, karena dari awal dia memang sudah menebak ini akan terjadi. Yang sekarang harus dia pikirkan adalah cara menyelamatkan anaknya dari murka sang Irena. "Apa tidak ada cara untuk menaklukkan Irena?"

Rossie menggeleng, "Sayangnya tidak ada. Hampir semua anak yang dia tandai, tidak bisa selamat. Mungkin hanya satu, dan dia adalah Taemin."

Dahyun menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu memijat pelipisnya pelan. "Apa Sana eonnie bisa membantu?" Gumamnya pelan.

» - • - «

Pagi harinya, Hyunbin sudah berada di ruang tengah bersama Dahyun dan Jaehyun. Ah iya, guru nya pun sudah datang.

"Cha, Hyunbin-ah, ini Mina-ssaem. Kau akan diajarkan oleh nya." Dahyun menunjuk guru perempuan yang bernama Mina itu di depannya.

Hyunbin lalu membungkuk sekilas, dia lalu menyunggingkan senyum kecilnya.
Sebenarnya dia agak sedikit takut dengan guru barunya ini.

Jaehyun sepertinya tahu ketakutan Hyunbin pun segera menggendong anak itu dan tersenyum. "Dia tidak menyeramkan, eoh. Kenapa kau ketakutan? Hei, dia sangat jago bahasa Inggris, kau tahu."

"Apa aku memang menakutkan?" Tanya Mina sambil tersenyum tipis.

"Ani, tapi dia sedikit menyeramkan dengan kacamatanya, Appa." Bisik Hyunbin tapi masih bisa didengar oleh Mina dan Dahyun.

Keduanya hanya terkekeh, Mina pun segera melepas kacamatanya. "Can we start studying now?" Tanya nya.

Hyunbin menoleh, senyumnya pun terukir, dia menunjukkan lesung pipinya yang sangat manis. "Aku mau belajar dengannya!"

GHOST GOT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang