8

1.9K 187 22
                                    

Perdebatan itu menggema di koridor depan kampus, kebanggaan fakultas management dengan seorang mahasiswa fakultas kesenian sedang memperebutkan ruangan multimedia yang hanya ada satu di universitas itu. Mahasiswa lain hanya bisa menonton, tidak ada yang berani melerai, apa lagi ikut campur.

Di satu sisi ada Ricky berdiri tegap dengan aura alpha yang mengintimidasi lawannya Fenly —omega dengan pheromon penuh kebencian yang menguar menganggu penciuman siapa saja. Masalahnya Fenly sudah lebih dulu memesan ruangan itu untuk kelompok belajarnya sebelum Ricky tiba-tiba datang bersama beberapa alpha dari fakultasnya dan ingin memakai ruangan itu.

Lalu diujung perdebatan mereka, Ricky tidak tahan lagi. Tanpa kata dia menyeret lengan Fenly ke dalam ruangan multimedia, menyisakan tatapan cengo mahasiswa lain.

"Dengar omega! Lo tuh cuma kaum bawah yang harus menurut pada kami kaum alpha!" Ricky mencengkram rahang Fenly, aroma pheromon Ricky juga begitu menusuk hingga membuatnya pusing.

"Berhenti berlagak hebat, lihat diri lo. Lo bahkan ga bisa bertahan hanya dengan mencium feromon kami. Lo pikir bisa ngalahin kami?" lanjut Ricky, tangannya berpindah ke leher Fenly, mencekiknya pelan.

Ricky berbisik kemudian, suara beratnya membuat tubuh Fenly meremang. "Sekarang bawa temen-temen lo pergi dari tempat ini."

Ricky menghempas kasar tubuh Fenly yang telah lemas. Fenly mengepal tangannya erat, ingin memukul tepat di kepala Ricky, namun dia sungguh tak berdaya. Pada akhirnya teman-temannya yang membawa Fenly ke unit kesehatan.

Setelah mengintimidasi Fenly sedemikian rupa, Ricky sempat meliriknya yang digendong salah satu mahasiswa ke unit kesehatan. Ada rasa sakit yang tersisa di dada, serta rasa bersalah yang tak bisa dijelaskan.

.
.

Ricky membuka paksa matanya, dia sempat bingung dari mana datangnya semua bayangan itu, dia pikir itu adalah mimpi buruk saja tapi terlalu nyata untuk disebut mimpi, tubuhnya gemetar dan kepalanya yang berdenging. Dia sempat menjerit kesakitan, hingga Fenly yang dalam kamar mandi segera keluar dan menariknya ke dalam dekapan.

"Lo kenapa, Ki?"

"Sakit, Fen! Kepala Ikky sakit!"

"Kenapa bisa?! Lepas dulu, gue langgil dokter ya?"

Ricky menggeleng, dia hanya mengeratkan pelukannya di pinggang Fenly yang masih telanjang. Saking paniknya Fenly hanya keluar dengan handuk yang melingkar di pinggul.

"Ikky mimpi buruk, Ovel."

"Mimpi apa? Cerita sini." Fenly mengusap pelan surai tebal Ricky.

"Ikky mimpi jahatin Ovel. Masa Ikky bentak-bentak Ovel terus dorong Ovel gara-gara rebutan ruangan, Ikky kan sayang Ovel, masa Ikky jahatin Ovel. Terus di sana Ikky sama Ovel pake seragam kuliah, tapi kita kan ga kuliah. Kepala Ikky sakit tiap nginget itu!"

Fenly terdiam, itu bukan sekedar mimpi buruk. Itu kenangan buruk dari masa lalu, Fenly masih mengingat hal itu dengan jelas, diam-diam dia mengepal tangan kesal, lalu saat tatapan lugu itu bertubrukan dengan mata bulatnya, hatinya tertegun.

"Ikky ga mungkin begitu 'kan, Ovel? Ikky anak baik 'kan? Ikky sayang Ovel." Ricky kembali memeluknya, lalu Fenly membalas memeluknya erat.

"Ada baiknya ingatan lo ga kembali, Ki. Gue harap selamanya lo lupa ingatan begini." batin Fenly.

Beberapa menit mereka lewati dengan berpelukan, hingga raungan lapar dari perut Ricky memisahkan keduanya. Fenly memerintahkan Ricky agar segera mandi dan sarapan bersama, sementara Fenly melanjutkan menyiapkan dirinya untuk ke kantor perusahaan.

Fenly tak perlu memoles dirinya, cukup berpakaian rapi dengan sisiran rambut ke atasnya dia sudah terlihat menawan. Lalu saat dia meraih dasinya dari lemari, atensinya teralih pada benda pipih dengan retakan parah di sudutnya, itu ponsel lama Ricky sebelum dia mengalami kecelakaan.

Ponsel itu baik-baik saja saat Fenly mencoba menghidupkannya kembali, hanya sudut atas layarnya yang agak buram akibat retakan itu. Lalu saat Fenly mencoba membuka layar kuncinya, dia lebih terkejut karena Ricky tidak memasang sandi apapun untuk ponselnya yang seharusnya penuh dengan privasinya bukan?

Paling mengejutkan dan menamparnya telak adalah wallpaper beranda ponsel itu adalah dirinya sendiri.

Ricky menggunakan salah satu foto dari Instagram Fenly dan menjadikannya wallpaper beranda, entah apa mau seorang Ricky, tapi yang jelas Ricky menggunakan foto ini semasa dia sadar bukan, sebelum kecelakaan itu? Apa maksud ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ricky menggunakan salah satu foto dari Instagram Fenly dan menjadikannya wallpaper beranda, entah apa mau seorang Ricky, tapi yang jelas Ricky menggunakan foto ini semasa dia sadar bukan, sebelum kecelakaan itu? Apa maksud ini?

Merasa penasaran, Fenly lanjut membuka album foto di ponsel itu, dan ternyata tidak sedikit foto Fenly diam-diam tersimpan di sana. Fenly ingat jelas bagaimana Ricky menunjukan rasa kebenciannya pada Fenly, lalu kenapa dia menyimpan foto Fenly bahkan hingga memotretnya diam-diam?

Fenly mengecek semua foto itu, kadang dia temukan foto selfie Ricky bersama teman dan keluarganya, lalu foto dirinya lagi hingga dia menemuka foto-foto dokumen penuh dengan angka dengan nominal fantastis. Awalnya Fenly bingung, setelah dia membaca sejenak dia segera tau itu laporan penjualan Perusahaan Zakno, ada yang tidak beres di sana, sekitar tiga puluh persen hasil penjualan terkirim ke rekening paman Ricky, lalu nominal yang tertera tidak relevan. Fenly tidak yakin, namun ia pikir paman Ricky tengah menggelapkan uang perusahaan.

Fenly melihat lagi tanggal kapan foto itu diambil, itu sekitar setahun lalu. Beberapa hari sebelum Ricky berserta ayah ibunya mengalami kecelakaan jika dia tidak salah hitung. Segera dahi Fenly mengerut, ada konspirasi apa dibalik semua ini?

—bersambung.

Ugh.. konflik :')

An Idiot Alpha - RickFenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang