Selamat sahur yaa kalian, semangat puasanya~
...
Dalam beberapa hari kemudian, Ricky diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Dia kembali menjadi Tuan Muda Zakno yang tegas nan dingin dengan aura alpha yang mampu mendominasi siapa saja.
Kehadiran pertamanya di Perusahaan Zakno telah mengubah suasana kantor pagi itu. Sebagian pegawai senang karena Tuan Muda mereka telah kembali, sebagian lagi terkagum dengan penampilan baru seorang Ricky, lalu sisanya merasa terancam karena berada di sisi yang berlawanan dengannya.
Ketika rapat pagi itu berlangsung, susunan jabatan di perusahaan itu dirombak habis oleh Ricky. Sebenarnya dia dalam perlahan sedang menyingkirkan semua penghianat dalam perusahaan peninggalan ayahnya, terutama dalang di balik semua ini yakni pamannya sendiri Tuan Jerry.
Dia menurunkan posisi Tuan Jerry yang awalnya memegang jabatan Direktur utama yang menggantikan ayahnya, kini kembali menjadi General Manager. Juga mengeluarkan Fenly dari perusahaan itu dengan alasan tidak membutuhkannya lagi. Lalu dia sebagai pewaris sah perusahaan itu mengambil kembali posisi Direktur Utama dan memegang semua kendali.
Di akhir acara Ricky melangkah mendekat ke arah Tuan Jerry hingga mereka berdiri berselisihan lalu menepuk bahu yang lebih tua.
"Makasih ya, Paman. Berkat Paman ingatan Ricky bisa kembali lagi." Ricky tersenyum, lebih seperti menyeringai hingga membuat amarah dalam dada Tuan Jerry berkobar, namun dia masih menunjukan senyum palsunya.
"Apapun akan saya lakukan untuk keponakan kesayangan saya ini." Tuan Jerry balas menepuk bahu Ricky sebelum melengos pergi meninggalkan ruangan.
Senyum Ricky seketika pudar, rahangnya mengeras, tanpa menatap dia berujar pada Zweitson —yang baru saja diangkat sebagai sekretaris Direktur Utama.
"Son, siapin rencana berikutnya." Karena tidak ada jawab dari omega mungil itu, Ricky menoleh ke arahnya yang mana sedang memijat pangkal hidung di mejanya.
"Lo sakit, Son? Muka lo pucet amat?"
Zweitson terlonjat. "Eh, tidak Tuan Muda. Maaf, anda mengatakan sesuatu?"
"Lo kalo sakit boleh absen dulu, gue bakal nyuruh Lutfi buat bantu gue."
"Saya baik-baik saja, Tuan Muda. Silakan beri saya perintah."
"Oke, kalo lo maksa. Lo siapin hal yang kita perlukan untuk rencana selanjutnya."
"Dimengerti."
-
Sementara itu, Fenly malah bersembunyi di sebuah apartemen pribadi milik Gilang yang tak banyak orang ketahui. Dia memilih menjauh saja dari Ricky karena sungguh kalimat-kalimat yang dia lontarkan sangat menyayat hati, Fenly tidak mampu lagi menerima semua rasa sakit yang Ricky berikan. Lalu ketika Ricky telah pulang ke mansion dan sempat berdebat hebat, Fenly bertekad untuk pergi sejauh-jauhnya, sampai bahkan bila Ricky menyesal nantinya dia tidak akan bisa menemukan Fenly dan anaknya lagi.
Namun belum jauh Fenly pergi, dia malah bertemu Gilang yang beruntung mau membantunya, dia mengajak Fenly tinggal di apartemen pribadinya, dan Fenly setuju setelah Gilang mau berjanji untuk tidak mengatakan keberadaan Fenly pada siapapun. Gilang tak perlu mendengar alasan mengapa Fenly ingin menyembunyikan dirinya, dia hanya ingin memberikan adik iparnya ini kenyamanan, selain karena dia omega yang rentan, dia juga tengah mengandung. Hati Gilang lemah soal begini.
Lalu malam ini Fenly sendiri dalam apartemen itu, Gilang tadi sempat berkunjung, lalu kemudian pergi setelah ponselnya berdering. Dalam cahaya redup di kamar itu, Fenly meringkuk membungkus dirinya dengan selimut sambil memeluk perutnya sendiri, dia membutuhkan feromon alphanya. Setiap omega yang mengandung akan memerlukan feromon dari sang alpha untuk bertahan.
"Sayang, jangan nakal ya. Kita bisa tanpa Daddy kok," lirih Fenly sambil mengusap pelan perutnya yang semakin menonjol.
Fenly menangis, nyatanya dia tidak bisa tanpa Ricky.
Tak beberapa lama tangisan Fenly terjeda oleh suara pintu depan yang dibuka, dia pikir itu Gilang yang datang untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Namun ternyata itu Lutfi yang tiba-tiba masuk ke kamar Fenly dan melempar hoodie favorit Ricky kepadanya. Aroma feromon Ricky menyeruak dari hoodie itu, Fenly menghirupnya rakus.
Sejenak Lutfi menatap sendu kondisi Fenly, apa yang Ricky lakukan memang sangat keterlaluan. Dia sebagai sahabat merasa tak berguna sama sekali.
"Lo— lo kenapa bisa nemuin gue di sini?!" pekik Fenly menatap tajam Lutfi, membuat alpha tegap itu mendengus geli dan duduk di tepian ranjang.
"Lo lupa gue ini detektif, Fen? Jangankan melacak keberadaan lo, gue juga bisa melacak isi otaknya Ricky kalo lo mau."
"Jangan bahas dia lagi."
"Jangan bahas? Tapi lihat diri lo, lihat seberapa butuhnya lo sama Ricky."
"I-ini cuma bawaan bayi, Lutf. Nanti juga gue baik-baik aja. Betewe, thanks hoodienya, lo bisa pergi sekarang, dan tolong jangan kasih tau siapapun tentang keberadaan gua, terutama sama Ricky."
"Kenapa?"
"Gue cuma pengen sembunyi dari semua rasa sakit ini, Lutf. Gue ga mau lagi ketemu sama circle yang buat gue inget rasa sakit ini."
"Lo boleh aja sembunyi, Fen. Tapi lo ga bisa lari, bagaimana pun Ricky itu fated pair lo."
Dan ucapan Lutfi membuat Fenly tertegun, dari dalam lubuk hatinya sebenarnya dia juga tak bisa melepas Ricky dari hidupnya, dia terlanjur mencintainya dalam sosok lugu nan manis seorang Ricky, merindukannya setiap malam hingga sesak rasanya.
—bersambung.
Keknya berantakan tulisan gua :') dahh ahh, yang penting cerita lanjut mwehehe
//gemes banget, ayo angkut!
//angkut banggg
KAMU SEDANG MEMBACA
An Idiot Alpha - RickFen
FanfictionDia satu-satunya omega di keluarga itu, dia terikat perjanjian yang membuatnya harus menikahi pria yang tidak dia cintai, dia Fenly Christovel yang harus menikahi alpha dengan keterbelakangan mental, Ricky Zakno. ✿ rickfen ✿ omegaverse (alpha, beta...