Dia satu-satunya omega di keluarga itu, dia terikat perjanjian yang membuatnya harus menikahi pria yang tidak dia cintai, dia Fenly Christovel yang harus menikahi alpha dengan keterbelakangan mental, Ricky Zakno.
✿ rickfen
✿ omegaverse (alpha, beta...
Yah, komen kemarin ga sampe seratus. Tapi gue tetap up kok, enjoy❤️
...
Ketika kondisi tubuhnya membaik, Fenly bertemu dengan Shandy lagi di sebuah cafe. Fenly tak perlu menjelaskan apa yang terjadi padanya setelah Ricky menyeretnya, Shandy tahu hanya dengan melihat alpha mark yang terekspos di leher Fenly. Kini dia berakhir ditinggalkan.
"Jadi ini akhirnya?"
Fenly mengangguk tipis. "Terima kasih udah jagain Fenly selama empat tahun ini, kak. Bener kata Kak Shandy, hati bisa berubah dan sekarang hati Fenly udah ga bersama Kak Shandy lagi. Maaf, kita berakhir di sini kak."
Shandy tersenyum, dia sudah menebak ini akan terjadi, tapi hatinya tak mau kompromi.
"Oke, gue ngerti. Memang udah seharusnya gue lepasin lo, Fen. Semoga lo selalu bahagia sama Ricky ya."
Shandy berdiri hendak beranjak, namun Fenly mencegat.
"Tapi kita masih temenan 'kan? Karena kita bukan lagi kekasih, ga berarti kita kembali gak saling kenal 'kan?"
Shandy tersenyum lagi, dia mengusak gemas rambut Fenly. "Iya, Fen. Lo bakal selalu jadi adik kesayangan gua. Oke? Sekarang gue pamit dulu, gue mau ngunjungin Fajri,"
"Okay, nitip salam ya. Kata-kata gue kemarin jangan dimasukin ke dalam hati."
Shandy mengangguk, kemudian melangkah pergi. Fenly hanya menatap punggungnya yang menjauh dengan ekspresi tak terbaca, lalu ketika dia ingat Ricky menunggunya di rumah, segera dia bergegas pulang.
-
Di balik helm dan maskernya Shandy menangis, sesak sekali. Namun ketika motornya mendekati rumah sakit, bersikeras dia menelan tangis sebelum memasuki ruang rawat Fajri.
Setelah sesak napas kemarin dan Shandy meninggalkannya demi mengejar Fenly, kondisi Fajri semakin parah. Seseorang membawanya ke rumah sakit, lalu sampai sekarang dia masih harus dirawat inap.
Kata dokter, kondisi Fajri begini dikarenakan alpha yang ditakdirkan untuknya tidak dalam keadaan baik, memang sedikit kasus begini, namun mereka secara tidak sadar mereka telah bertemu dan terikat satu sama lain, lalu ketika sang Alpha merasakan sakit, Fajri juga akan merasakannya.
Shandy duduk di tepian brankar Fajri, membuat omega dengan bulu mata panjang itu terbangun dan membuka matanya.
"Shan.." lirih Fajri di balik masker oksigennya.
"Iya, gue di sini. Cepet sembuh, Ji. Minggu depan kita debut lho."
Fajri tersenyum tipis, mencoba meyakinkan Shandy bahwa kondisinya telah membaik.
"Are you okay?" tanya Fajri kemudian setelah menyadari mata Shandy yang agak sembab.
"Don't mind me. Cukup fokus buat sembuh, dan kita akan kuat bersama."
Fajri tersenyum sambil mengusap punggung tangan Shandy mencoba menyemangatinya.
-
Begitu sampai di mansion, Fenly menjatuhkan tubuhnya di sofa, bersandar di sana sambil menghapus satu per satu foto bersama Shandy di dalam ponselnya, foto yang selama empat tahun dia kumpulkan, lalu kini tidak ada artinya lagi.
Tak berapa lama kemudian Ricky tiba-tiba memeluknya dari belakang sofa sukses membuat Fenly tersentak hingga menjatuhkan ponselnya.
"Ovel kenapa sedih? Kangen Ikky ya? Ikky juga kangen Ovel."
Fenly tersenyum lembut, dia menarik tubuh Ricky ke hadapannya lalu merentangkan tangan.
"Kalo mau peluk itu dari depan, sini peluk Ovel."
Ricky segera menghambur peluk pada Fenly, tangan besar itu memeluk pinggang Fenly sedangkan wajahnya dia tenggelamkan di ceruk leher Fenly.
"Ovel jangan sedih sedih, nanti Ikky ikutan sedih. Ovel senyum dong Ovel," bibir Ricky melengkung ke bawah, matanya menunjukan puppy eyes yang sangat menggemaskan dan mampu membuat Fenly terkekeh.
Tangan ramping itu mendekap wajah sang alpha, mata mereka terkunci, detik berikutnya bibir mereka telah bertemu, menyesap satu sama lain dengan nafsu sama besarnya. Tangan Fenly meremas surai gelap Ricky sebagai pelampiasan, ketika tangan kekar Ricky menggerayangi tubuhnya.
"Ovel.. Ikky pengen kayak malam itu, boleh?" tanya Ricky ketika ciuman mereka terlepas, hanya kening mereka yang bersatu.
Mendengar itu membuat wajah Fenly terasa panas, kembali teringat malam dimana Ricky menandainya, malam pertama mereka yang tertunda.
"Fenly.." panggil Ricky dengan suara memberat. "I want to ride you."
"Di kamar, sayang." balas Fenly berbisik erotis.
Bibir mereka kembali bertaut, Ricky mengangkat tubuh mungil Fenly lalu membawanya ke kamar tanpa melepas sedetikpun ciuman mereka. Seketika Fenly lupa kesedihannya, kini Ricky telah memenuhi hati dan pikirannya, bahkan dia tidak peduli lagi dengan ponselnya yang berdering saat ada panggilan masuk dari Lutfi.
—bersambung.
Rikih : lo ga penting, luft! Jan ganggu! 🌚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
//always focus on you 🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.