Dia satu-satunya omega di keluarga itu, dia terikat perjanjian yang membuatnya harus menikahi pria yang tidak dia cintai, dia Fenly Christovel yang harus menikahi alpha dengan keterbelakangan mental, Ricky Zakno.
✿ rickfen
✿ omegaverse (alpha, beta...
Di depan ruang operasi Ricky berdiri, menatap ke dalam dimana Fenly sedang ditangani. Dia tidak menduga akan bertemu Fenly hari ini, padahal sudah bersikeras mencoba untuk menghindarinya selama ini. Hal yang Ricky takutkan akhirnya terjadi, Jerry tetap saja mampu melukai Fenly, namun beruntung dia sudah berhasil menangkapnya kali ini.
Keadaan Ricky sangat kacau luar dalam, luka di lengannya bahkan belum diobati, belum lagi penampilannya yang berantakan layaknya pembunuh berantai. Dia sama sekali tak peduli soal itu, yang terpenting saat ini adalah keselamatan Fenly dan anaknya.
Di tengah kalut, kehadiran Farhan sama sekali tidak membantu. Tanpa segan dia memberikan beberapa pukulan telak ke wajah Ricky sebelum Gilang menahannya.
"Ini rumah sakit, Han! Tahan diri lo," pekik Gilang mendekap tubuh Farhan agar tidak memukul Ricky lagi.
"Minggir, Lang! Dia harus dapet pelajaran! Dari awal gue udah ga mau serahin adik gue buat dia, biarin gue mukul dia sampai puas!"
"Setelah itu, semua bakal baik-baik aja? Kaga, Han! Mending lo tenangin diri dulu, baru bicarakan semua. Gue yakin Ricky punya alasan sendiri."
Farhan diam menahan emosi, dia kemudian hanya menurut ketika Gilang menyeretnya menjauh. Lalu tersisa Ricky yang sendiri lagi. Dia menjatuhkan tubuhnya di kursi tunggu lalu meremas rambutnya sendiri sambil merutuki diri.
Dari awal dia yang merencanakan semua ini, membuat Fenly membencinya hingga dia sendiri tidak tahu cara untuk mendapatkannya kembali. Ricky juga menekan perasaannya sendiri agar paman bejatnya itu tidak menyentuh Fenly sama sekali, karena Ricky tahu Jerry tidak hanya akan menyakiti Ricky, namun orang-orang tersayangnya juga. Itulah kenapa Ricky merencanakan semua ini.
"Tapi gue hamil anak lo, Rik! Seenggaknya lo tanggung jawab sama anak lo!"
Teriakan Fenly hari itu membuat kebahagiaan tak terukur di dalam dada Ricky, namun dia menutupinya dengan baik. Semua itu demi melancarkan rencana yang telah dia susun sejak kesadaran dan ingatannya kembali. Tidak hanya ingatan sebelum dia mengalami kecelakaan, ingatan dimana Fenly begitu mencintainya dalam sosok idiotnya juga dia ingat, dan dengan semua itu dia semakin mencintai Fenly sampai ke tulangnya.
"Gue ga peduli itu janin mau lo apain, yang jelas gue ga mau berurusan lagi sama lo. Soal saham perusahaan keluarga lo, tenang aja, gue ga bakal apa-apain selama lo pergi jauh dari gue!" Ricky mengutuk dirinya berulang kali setelah mengucapkan itu. Terlihat jelas Fenly begitu kesakitan karenanya, dia pergi begitu saja dari ruangan itu membuat Ricky yakin semua tak akan mudah setelah ini.
"Kenapa lo bohong sebanyak itu, Rick?" tanya Lutfi dari sudut ruangan.
Ricky membuang muka, dia menghela napas sejenak. "Ada yang gue rencanakan, Luft. Gue bakal perlu banyak bantuan lo."
-
Hari itu Ricky mendapatkan lokasi keberadaan Fenly, dia memerintahkan Lutfi untuk membantunya memberikan hoodie penuh dengan aroma feromonnya kepada Fenly, karena dia tahu omega hamil akan memerlukan banyak feromon sang alpha untuk bertahan.
"Jangan bilang hoodie ini gue yang kasih, bilang aja semua ini lo sendiri yang nyiapin karena lo peduli." ujar Ricky menyodorkan paperbag pada Lutfi.
"Gue gak ngerti sama lo, Rick. Lo buat Fenly benci sama lo, tapi diam-diam lo peduli sama dia?"
"Tinggal jalan aja susah amat? Lo perlu berapa? Gue transfer sekarang,"
"Bangsat!" Lutfi melenggang pergi. "Untuk lo sahabat gue, Rick!"
-
Ketika rencana Ricky perlahan berjalan mulus, dia mendapat kabar Fenly dalam keadaan demam dari salah satu mata-matanya. Padahal dia ada pertemuan dengan Lutfi hari ini, namun dia bergegas untuk menemuinya.
"Son, kalo Lutfi dateng, suruh nunggu. Gue bentar lagi balik." ujar Ricky sebelum pergi meninggalkan Zweitson di ruangan kerjanya.
Ricky pergi menemui Fenly langsung ke apartemen Gilang, dia membobol password apartemen itu dan segera menuju kamar Fenly. Segera penyesalan dan rasa bersalah menyeruak dalam dadanya begitu melihat langsung bagaimana keadaan Fenly tanpanya. Lalu begitu Fenly mengulurkan tangannya, Ricky segera memeluk tubuh mungil omega itu. Dia juga sempat sempat menciumnya, bibirnya, wajahnya, terakhir perutnya yang membuncit, dimana penerusnya sedang tumbuh.
"Jaga Papa baik-baik ya, kita akan bersama setelah semua selesai. Daddy sayang kalian," bisik Ricky, dia berharap Fenly akan menganggap pertemuan mereka ini hanya mimpi.
-
"Kau meremehkan aku? Aku bahkan bisa membunuhnya saat ini juga, dia sudah tidak berguna," Ricky tersenyum menyeramkan, namun tidak ada yang tahu di matanya tersirat ketakutan saat mengarahkan pistol itu ke arah Fenly. Sialnya yang menyadari itu hanya pamannya sendiri, yang mana membuat pria itu semakin berani menyakiti Fenly.
..
Ricky mengusap wajahnya kasar, air matanya meluncur begitu saja saat memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di dalam ruang operasi sana. Dia menatap pintu putih di hadapannya.
"Fen, gue mohon beri gue kesempatan buat bahagiain lo dalam keadaan sadar. I love you so bad." monolog Ricky, lebih seperti doa.
—bersambung.
Selamat berbuka dengan yang manis² yaa kawandd ( ◜‿◝ )♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.