25

1.9K 161 50
                                    

Fenly terbangun tanpa rasa sakit yang kemarin dia rasakan, tubuhnya lebih bertenaga. Begitu matanya terbuka dia mengedar pandang, ternyata masih sendiri dengan hoodie Ricky masih dalam pelukan. Kemana perginya sang alpha, dia tak yakin semalam hanya mimpi, karena itu terasa amat nyata.

Mendengar suara perabotan dari dapur, Fenly bergegas ke sana, dia pikir ada Ricky di sana, namun malah ada Gilang yang sedang menyiapkan sarapan.

"Eh, Fenly? Udah enakan?"

Fenly mengangguk, dia duduk di meja makan. "Kak Gilang, semalam ke sini ya? Lihat ada yang ke sini gak?"

"Semalam? Gue disekap abang lu di rumah, dan ga ada tuh yang dateng ke sini. Kan pin apartemen ini cuma gue yang tau."

Benar. Hanya Gilang, dirinya, dan Lutfi yang membobol rumah ini yang tahu sandi apartemen ini. Seketika ada rasa kecewa dalam hati Fenly yang mana berharap Ricky memang menemuinya kemarin.

"Kenapa? Ada yang teror lo?" tanya Gilang setelah sejenak sunyi.

Fenly menggeleng. "Engga sih, ga ada."

"Ya udah, habisin sarapannya buruan. Gue temenin."

-

Sementara itu di depan gerbang sekolah menengah itu Zweitson menunggu kehadiran alpha yang perlu bertanggung jawab dengan janin dalam rahimnya.  Namun belum sempat Zweitson bertemu dengan Fiki, dia lebih dulu bertemu Farhan. Si sulung itu membawa Zweitson ke dalam mobilnya dan mengajak berbicara.

"Sudah saya bilang, jauhi adik saya." ujar dingin Farhan.

"Aku udah lakuin sesuai perintah kakak selama ini, tapi untuk hal ini dia berhak tau akan hasil perbuatan dia!" Zweitson menunjukan hasil pemeriksaannya.

"Aku hamil anak dari saudara bungsu anda."

Mata Farhan melebar, dia merampas kilat kertas dari tangan Zweitson dan membacanya berulang kali.

"Gugurkan."

Zweitson meremas ujung jas kantorannya, obsidian gelap itu mengembun. "Anda tidak punya hak untuk nyuruh aku gugurin anak aku bahkan sebelum ayah dari anak ini tahu apa yang perbuat!"

"Tentu saya punya hak, saya kakak dari Fiki, dan saya ingin masa depan yang cerah untuk adik saya. Lihat, Fiki masih sangat muda, kamu mau merusak masa depannya dan menghancurkan nama baik keluarga Christovel? Tolong jangan utamakan ego kamu, saya yakin sebenarnya kamu juga tidak mengharapkan janin ini bukan? Jadi gugurkan sebelum semakin tumbuh."

Setengah hati Zweitson menyetujui apa yang Farhan katakan, semua itu benar. Kecuali bagian untuk menyingkirkan janin dalam perutnya, Zweitson tak bisa. Pertama kali dalam hidupnya dia akan memiliki seseorang yang dapat dia sebut keluarga, kenapa dia harus menyingkirkannya.

Di tengah kalut, fokus Zweitson malah teralih pada Fiki yang keluar dari gerbang sekolah sambil bergandengan dengan omega cantik yang Zweitson duga kekasihnya. Hati Zweitson terasa hancur, terutama saat Fiki dan omega itu berpelukan sebelum akhirnya melambaikan tangan menjauh.

"Kamu lihat? Omega cantik itu Chelsea, fated pairnya Fiki. Mereka akan bertunangan setelah kelulusan, tolong jangan mengacau jika kamu memang cukup peduli terhadap Fiki, gugurkan janin itu. Aku akan mengantarmu saat ini juga." ujar Farhan.

"Aku ga mau! Aku akan tetap pertahanin dia!"

"Apa maksud mu?!" Farhan menaikan intonasinya.

"Anda tenang saja, anggap saja aku sudah menggugurkannya. Aku akan pergi dari kehidupan kalian dan memastikan Fiki tidak akan pernah tau soal kehamilanku, tapi tolong jangan paksa aku untuk membunuh darah dagingku sendiri."

An Idiot Alpha - RickFenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang