Pengunduran diri Zweitson dari perusahaan secara tiba-tiba sedikit membuat rencana Ricky berantakan, pasalnya dia sangat mempercayai sekretarisnya itu dan memberikan beberapa tanggung jawab dalam rangka melancarkan rencana untuk menangkap basah pamannya. Meski begitu Ricky masih mampu menangani semua hingga tiba hari dimana Ricky memulai permainannya.
Dia membuat laporan kepada kepolisian untuk menyelidiki kebakaran yang terjadi di gudang selatan perusahaan Zakno yang mana sudah dia rencanakan dengan apik bersama Lutfi. Lalu saat penyelidikan berlangsung, polisi bukannya menemukan penyebab kebakaran tersebut, melainkan bukti-bukti kejahatan yang pernah Tuan Jerry lakukan pada perusahaan peninggalan ayah Ricky serta kedua orang tuanya.
Kali ini Ricky bermain sangat apik, dia terlihat diam seperti korban padahal sedang bergerak untuk menjebak, membuat Tuan Jerry tak mampu berkutik dengan keberadaannya yang semakin terancam. Lalu dalam beberapa hari berita pengkhianatan Tuan Jerry telah tersebar ke seluruh pelosok negeri, tinggal menunggu hukum yang bergerak.
Pria berkepala empat itu sudah bersiap untuk melarikan diri bersama istrinya hari ini ketika Ricky datang ke mansionnya bersama beberapa polisi yang menyamar sebagai bodyguard.
"Yak, paman mau kemana? Ricky baru saja sampai, apa paman tidak menyambut Ricky?"
Jerry menatap nyalang Ricky yang tersenyum miring di hadapannya. "Oh, tentu keponakan ku. Kemari, aku akan menyambutmu."
Dengan pergerakan kilat, Jerry menguarkan sebuah pistol dan mengarahkannya pada kepala Ricky, disaat bersamaan para bodyguard di belakang tubuh Ricky juga mengarahkan pistol ke arah Jerry. Sementara Ricky masih berdiri dengan senyum angkuh dan tangan yang terselip ke dalam saku.
"Lihat, kau sudah kalah telak, Paman. Tapi tenang saja, aku tidak akan membunuh paman seperti apa yang paman lakukan pada kedua orang tuaku. Aku hanya ingin kau mengingat setiap dosa keji yang kau perbuat setiap malam, hingga kau memohon untuk kematianmu yang tidak akan kau dapatkan dengan mudah."
"Bajingan! Kau pikir kau sudah menang? Jangan terlalu senang dulu." Jerry melepas kait pistolnya, membuat peluru itu melesat kilat ke arah Ricky, dan dia segera melarikan diri.
Beruntung Ricky sigap menghindar, peluru itu hanya menggores lengan atasnya. Melihat Jerry yang melarikan diri, Ricky segera mengejarnya dengan tim kepolisian, mengabaikan darah yang mengucur dari lengannya.
-
Di parkiran mall, Gilang sedang memasukan semua belanjaannya ke dalam bagasi. Hari ini dia pergi belanja dengan Fenly, omega hamil itu bilang ingin makan burger di salah satu stand di sana, lagi ngidam kalo kata Gilang. Sekalian mereka juga membeli beberapa perlengkapan bayi mengingat jadwal kelahiran bayi Fenly tidak lama lagi.
Fenly yang dari tadi asik menikmati minuman sambil menonton Gilang merapikan barang, seketika terlonjat ketika seorang pria paruh baya yang terlihat familiar tiba-tiba menarik dan menahan lengan Fenly di belakang tubuhnya, lalu mengarahkan sebuah pistol pada pelipisnya. Dia masih mencerna keadaan ketika puluhan polisi mengepung tempat itu bersamaan dengan kehadiran Ricky.
"Silakan mendekat, maka omega ini tidak akan selamat!" lantang Jerry mencoba mengancam setiap orang di sana.
Namun Ricky malah tertawa remeh menambah ketegangan di sana. "Sepertinya kau salah target paman, sekalipun kau membunuh omega itu tidak akan mengubah apapun. Kau pikir aku peduli padanya? Dia juga adalah salah satu penyebab aku kehilangan orang tuaku, kau berharap aku akan khawatir padanya?"
Sekali lagi hati Fenly harus merasakan sakit, kenapa Ricky harus mengulang kalimat yang menyakitkan itu lagi. Belum lagi tarikan paksa yang Jerry lakukan padanya membuat Fenly merasakan sakit di bagian perut bawahnya, dia mulai mengkhawatirkan anaknya.
Gigi Jerry bergemeletuk, emosinya kian memuncak. "Baik, baik. Mulut seorang Zakno memang sangat lihai, aku mengakui itu karena aku juga seorang Zakno. Tapi dari matamu aku tau, kau tidak ingin kehilangan dia dan calon anakmu bukan?"
"Kau meremehkan aku? Aku bahkan bisa membunuhnya saat ini juga, dia sudah tidak berguna," Ricky meraih pistol salah satu polisi dan mengarahkannya pada Fenly dengan senyum psikopat.
Mata Fenly membuka lebar, tidak puas menyakiti perasaannya, Ricky juga bersedia untuk membunuh dia dan darah dagingnya sendiri?!
"Lo gila, Rick?! Fenly lagi hamil anak lo kalo lupa!" teriak Gilang mencoba menjatuhkan pistol dari tangan Ricky, namun langkahnya terhenti saat Ricky mengarahkan pistol itu ke arahnya.
"Diem kalo lo masih mau bernapas."
Gilang berdecih, dia memilih segera menghubungi Farhan.
Ricky mengarahkan pistol itu ke arah Fenly kembali, dia menyeringai lagi sebelum suara tembakan menggema di kesunyian.
Fenly memejamkan mata erat berharap anaknya akan baik-baik saja meski mungkin dirinya tidak, namun sepersekian detik dia tidak merasakan sedikitpun peluru mengenai tubuhnya, tidak ada rasa sakit lain selain bagian bawah perutnya yang terasa semakin parah.
Peluru Ricky ternyata mengenai bahu Jerry diiringi umpatan keras dari pria itu, lalu segera salah satu anggota kepolisian melumpuhkan Jerry sebelum mengamankannya. Sementara itu Ricky segera berlari ke arah Fenly yang mulai kehilangan keseimbangan, lalu memangku tubuhnya yang meringis kesakitan.
"Fen! Lo denger gue?! Fen, bertahan!" teriak histeris Ricky ketika Fenly perlahan tak sadarkan diri.
"Ikky.. s-sakit." lirih Fenly, membuat Ricky tidak dapat menahan air matanya. Dia berteriak memanggil Lutfi untuk menyiapkan mobil ke rumah sakit.
"Fen, sedikit lagi. Tolong bertahan, kita akan hidup bahagia dengan baby setelah ini." bisik Ricky, kemudia mengangkat tubuh Fenly ke mobil yang telah Lutfi siapkan.
—bersambung.
//tumben editor pengertian :') biasanya moment rikfen kena cut mulu :'))
//yah, yah. ngapain tuhhh
//ihh takutttt :')
KAMU SEDANG MEMBACA
An Idiot Alpha - RickFen
Fiksi PenggemarDia satu-satunya omega di keluarga itu, dia terikat perjanjian yang membuatnya harus menikahi pria yang tidak dia cintai, dia Fenly Christovel yang harus menikahi alpha dengan keterbelakangan mental, Ricky Zakno. ✿ rickfen ✿ omegaverse (alpha, beta...