Dia satu-satunya omega di keluarga itu, dia terikat perjanjian yang membuatnya harus menikahi pria yang tidak dia cintai, dia Fenly Christovel yang harus menikahi alpha dengan keterbelakangan mental, Ricky Zakno.
✿ rickfen
✿ omegaverse (alpha, beta...
Warning: dari awal udah aku peringatinini cerita BL alias homo, tolong yang ga suka jangan salah alamat. Ini juga cerita rate dewasa alias NC, yang masih dibawah delapan belas bisa skip² dulu, akan banyak adegan dewasa di sini :')
( ◜‿◝ )♡
Koridor fakultas seni seketika ramai ketika salah satu mahasiswa fakultas management hadir di sana mengundang setiap mata melihatnya, dia Ricky, alpha yang diidolakan setiap kaum. Awalnya Fenly tak peduli dengan kehadirannya dan memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas, lalu ketika aroma pheromon alpha itu menusuk penciuman Fenly seketika tubuhnya memanas.
Padahal periode heatnya seharusnya datang minggu depan, namun seketika seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman dan menginginkan sentuhan, lututnya juga melemas membuat tubuh Fenly merosot begitu saja ke lantai, aroma manis dari tubuhnya juga telah menguar tanpa kendali membuat banyak alpha yang menatapnya.
Lalu ketika pemuda tegap itu melintas di sebelahnya, Fenly segera menahan lengannya untuk meminta pertolongan, berharap alpha itu akan berbaik hati membawanya ke unit kesehatan, namun yang dia dapatkan malah penolakan.
"Jangan sentuh gue, Omega!" tegas Ricky.
. . Mata bulat itu terbuka, bayangan raut wajah angkuh Ricky hari itu masih terbayang, membuat emosi membuncah di dada. Namun genggaman erat di tangan kirinya mengalihkan atensi omega itu, ada Ricky dengan wajah damainya tertidur tertelungkup di ranjang dengan tubuh yang duduk di lantai dan tangan yang menggenggam miliknya erat.
Jika dilihat seperti ini, Ricky benar-benar terlihat polos dan tak bersalah, seolah orang dari masa lalu itu adalah orang yang berbeda, membuat rasa sangsi di hati Fenly. Jangan salahkan Fenly menyimpan dendam untuk Ricky, dia yang memulai dengan semua sifat angkuh dan arogannya, atau mungkin juga ada hal yang tak terbalas yang tidak bisa disampaikan.
Cukup, Fenly ingin beranjak, dia menarik tangannya perlahan, namun tetap saja hal itu membangunkan Ricky, dia menatap Fenly dengan wajah mengantuknya.
"Fenly masih sakit? Maafin Ikky ya, gara-gara Ikky Fenly jadi kesakitan, Ikky bodoh!" Suara serak Ricky sejenak membuat Fenly meremang.
"Lo ngapain tidur di lantai kayak gitu? Badan lo ga sakit?"
Ricky mengangguk lucu.
"Makanya tidur di kasur, sini."
"Nanti Fenly marah lagi." Ricky menggeleng, dia masih ingat di malam pertama mereka Fenly marah besar dan tidak ingin seranjang dengannya.
"Sekarang gue ga marah kok."
Mata elang itu seketika berbinar, dia menaiki ranjang dan bersiap untuk berbaring di sebelah Fenly, namun dia berhenti lagi.
"Kalo Fenly kesakitan lagi di dekat Ikky gimana? Aji udah pulang, nanti siapa yang obatin?"