16. untuk pertama kalinya

14 1 0
                                    










"morning, larissa"

"selamat pagi, kak"

"hai, sa"

larissa membalas satu persatu sapaan tersebut dari beberapa murid-murid yang tidak sekelas dengannya, sebagian lainnya merupakan sapaan dari adik kelas.

masih sangat pagi untuk terlalu terkejut. biasanya hanya beberapa teman yang benar-benar dekat dengan dirinya saja yang mau menyapa, selebihnya seperti hembusan angin.

semenjak larissa dekat dengan lintang sekaligus kevan yang saat itu mentraktirnya di kantin, entah kenapa ia merasa atmosfer ketika berada disekolah terasa berbeda, tidak seperti biasanya.

seperti seolah-olah penjuru seantero sekolah mengenalnya.

yah, mungkin karena kedekatannya pada kedua laki-laki paling terkenal disekolah ini yang membuat dirinya pun ikut dikenal banyak oleh warga sekolah.

kalau larissa boleh menebak, pasti banyak sekali secret admirer dari kedua lelaki tampan tersebut. bahkan tak jarang keduanya sering mendapati surat di dalam lokernya masing-masing. dan ada juga yang berani memberikan kue atau makanan apapun itu.

belum lagi mereka yang iri melihat kedekatan larissa dengan keduanya tanpa perlu effort yang keras.

kali ini larissa tidak terlambat, ia sengaja datang tepat waktu untuk bisa menyalin pekerjaan rumah milik temannya. ya, siapa lagi kalau bukan lintang.

ia berjalan di koridor yang masih tampak sepi. lalu memasuki kelas begitu saja karena ia yakin penghuni kelas pasti pada belum datang.

saat hendak membuka pintu kelas, matanya langsung tertuju pada bagian ujung kelas, sedikit terkejut.

"ih! kirain apaan tadi" gumamnya.

"pagi lin" sapa sang gadis ketika sudah berada dimejanya.

lintang sedang menggunakan earphone, jadi wajar sapaan larissa tidak dijawabnya. walau telinganya tidak mendengar, tapi batinnya mengatakan bahwa larissa baru saja menyapanya.

lalu ia mendongak dan menoleh ke samping sekedar untuk menjawab sapaan larissa.

"pagi juga" jawabnya datar, seperti sedia kala.

memang susah ditebak.

"kamu udah siap pr mtk belum lin?" tanyanya, sambil tangannya merogoh isi tas ingin mengeluarkan buku tulis dan pulpen.

"udah, mau liat?"

"iya"

kemudian lintang berhenti dari aktivitasnya yang sedang mendengarkan lagu di hp cadangannya lalu mengeluarkan buku tulisnya.

lalu ia menyodorkan buku tulis tersebut.

larissa mulai menyalin jawaban milik lintang, namun tertahan saat lintang berkata "tadi katanya mau liat, kok ditulis?"

larissa kebingungan "hah?"

"oh, jadi aku gak boleh nyalin jawaban kamu nih?" jawabnya dengan nada yang dibuat-buat.

kemudian lintang tertawa pelan
"boleh, aku cuma bercanda"

"bawa hp, ntar di sita anak osis lagi baru tahu rasa"

"gak akan, gak mungkin ada razia lagi"

"iyadeh, aku mau lanjut nulis"

setelah beberapa menit, suasana kelas menjadi sedikit ramai karena kehadiran beberapa murid.

tak lama fay dan marka datang memasuki kelas secara bersamaan dengan heboh.

"mulai deh, duo curut" gumam larissa.

AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang