29. hujan

5 1 0
                                    







kala itu, malam tampak mencekam

dengan suara gemuruh langit mendebarkan siapa saja yang mendengar

setetes demi setetes rintik hujan membasahi bumi

meminta awan untuk berusaha kerasa mengeluarkan air

petir pun saling bersahutan beriringan dengan angin yang menusuk dingin ke tulang

hujan di malam hari adalah perpaduan yang sempurna untuk melepaskan rasa penat setelah beraktivitas.

sekarang sudah tengah malam, larissa tak kunjung tidur lantaran ketakutan mendengar suara petir yang bersahutan. ia mencoba membuka grup di ponselnya, barangkali ada yang belum tidur.

"mereka bisa tidur gak ya, gue takut telat besok"

"sumpah deh, kenapa jadi terjaga gini sih, harusnya udah tidur"

"apa gue chat lagi aja ya" pikir larissa setelah beberapa menit matanya tak kunjung sayu.

setelah meletakkan ponselnya di nakas larissa mau tidak mau harus memaksa matanya untuk tertutup
"sialan, belajar dari mana dia?" batinnya.

lalu larissa tidur terlelap hingga lupa untuk bangun jika saja saat itu taqi tidak menggedor pintu kamarnya.

"larissa!" teriak taqi dari luar kamar.

yang di panggil belum juga bangkit dari tidurnya.

taqi mencoba mengetuk pintu larissa lebih keras, namun nihil. tak ada jawaban.

terpaksa taqi membuka pintu kamar adiknya saat itu juga.

"ngapain sih lama banget-" ucapannya terpotong tak kala kedua matanya menyoroti adiknya yang masih pulas dengan tidurnya.

"MAMAAA!" teriak taqi disana.

larissa yang tengah asik bermimpi tiba-tiba terkejut mendengar teriakan taqi saat itu.

"IH KAKAK, NGAPAIN SI PAGI GINI TERIAK-TERIAK" desis larissa dengan mata yang masih enggan untuk dibuka.

taqi melirik jam dengan maksud agar larissa segera melihat dan sadar kalau ini sudah jam 06.30.

"eh?! bentar kak gue mandi dulu, ish" ucapnya kesal lalu menyambar ke kamar mandi.

"gue tunggu di bawah, 10 menit"

taqi membuang wajahnya kesal mengira adiknya sudah siap- atau minimal tengah bersiap-siap malah nyatanya sejak 5 menit yang lalu belum juga bangun kalau saja ia tak membangunkan larissa.

"adek mana, kak?" tanya mama

"baru mandi" jawab taqi malas.

"ya ampun, jam segini baru mandi. pasti gara-gara tadi malam nih"

"kenapa tadi malam, ma?"

"larissa kan takut petir, gak bisa tidur kali. hawanya juga bikin tidur makin pules" tawa mama diakhir kalimatnya.

"alarm hp kan ada, pasti juga begadang itu anak"

"kayak kamu gak begadang aja" balas mama iseng.

"WOOOO, KENA ULTI MAMA KAN LO" sahut larissa tiba-tiba muncul dengan menngunyah apel.

"gue begadang mah bangunnya tetap cepat, gak kek elu di bangunin mulu"

"udah ah, ayok" balas larissa malas berdebat.

"santai dulu gak sih" kata taqi sambil menyilangkan kedua kakinya di sofa.

"gue udah ngacir buru-buru gini enak aja disuruh nyantai"

AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang