20. handphone

6 1 1
                                    

hari demi hari sudah terlewati, hari senin yang indah untuk mengambil handphone yang di sita sebelumnya.

larissa betapa senangnya karena akan bertemu kembali dengan handphone kesayangannya.

"ih, hari ini handphone kita udah bisa di ambil, lin" kata larissa berucap bahagia.

"iya ya?" tanya lintang tidak kepikiran, karena tidak tahu siapa yang akan jadi walinya untuk mengambil handphone miliknya.

"kok kamu gak semangat gitu?" larissa melihat raut wajah lintang yang tidak berekspresi dari tadi.

"orang tua aku sibuk, gak ada yang bisa datang ke sekolah"

"oh gitu, minta tolong sama mama ku aja. nanti aku bilangin"

"emang bisa?" tanya lintang ragu.

"ya bisa dong, yang penting kan yang ambil harus orang tua, mau itu tetangga kamu, orang tua nya teman juga bisa"

"iya, nanti aku langsung bilang ke mama kamu minta tolong buat ambilin handphone aku juga, makasih ya, sa"

gadis tersebut mengacungi dua jempolnya.

setelah bunyi bel istirahat pertama larissa bergegas menunggu di parkiran untuk menemui mamanya.

"beneran gak apa-apa? takut ngerepotin mama kamu" kata lintang mengikuti perempuan itu.

"gak apa-apa lintang, lagian sekalian kok sama punya aku jadi gak ngerepotin" ucap lintang menenangkan.

"itu mama" tunjuk larissa mengarahkan pada lintang.

"udah lama, ma?"

"barusan turun"

"siang, tante" ucap lintang sambil menyalami mama larissa.

"siang juga"

"ma-"

ucapan larissa terpotong karena lintang dengan tergesa-gesa ingin berbicara langsung.

"maaf tante, saya boleh gak minta tolong untuk ambilkan handphone saya juga? kebetulan orang tua saya tidak bisa hadir" ucapnya sopan namun sedikit gugup karena merasa tidak enak.

"oh, handphone kamu di tahan juga, ya?"

"iya tante, kalau tidak keberatan saya minta tolong"

"gak apa-apa, gak keberatan kok. biar nanti tante ambilkan sekalian ya, namanya siapa?" tanya marisa sambil memegang pundak lintang.

"lintang riandra, tante"

lalu mereka melangkahkan kaki menuju ruang guru untuk mengambil handphone yang disita.

"mama, masuk dulu ya"

mereka berdua menuggu di luar ruangan.

"bisa gak ya, sa?"

"bisa kok, tenang aja, lin. jangan panik gitu" larissa merasa gemas melihat kekhawatiran temannya tersebut.

AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang