orang tua murid yang akan mengikuti kegiatan study tour sudah berada di halaman sekolah. kini para murid pada sibuk berpelukan dengan keluarga mereka.
"ingat pesan mama?"
"ingat ma, terimakasih udah izinin kakak ya" ucap fay sambil mencium pipi mama nya.
"jangan jauh-jauh dari teman-temannya ya, sayang. kalau ada apa-apa telfon mama"
"siap ma!" ucap bianca tersenyum karena orang tuanya mengizinkan ia mengikuti study tour selepas kejadian kemarin orang tuanya sedikit ragu sebelumnya.
"kalau ada perlu tanya kakak ya, sa. saling menjaga kalian tuh jangan berantem terus" peringat marisa.
"aman ma, paling larissa kalau bandel aku jewer telinganya"
"kan, denger tuh ma"
"heh, kalian ini. belum pergi udah perang aja" marisa memukul pelan bahu kedua anaknya.
lengan marka memeluk erat tubuh sang mama, enggan untuk melepaskan pelukan tersebut.
"jangan macam-macam loh kamu ya, awas kalau hilang"
"ma, please. aku bukan anak kecil lagi?" marka tertawa mendengar ucapan tersebut.
"yang bilang masih kecil siapa? emang kamu gak ingat kemarin kita ke luar kota kamu malah nyasar kemana" sarkas sang mama.
"kan beda, ma" rengeknya.
sedangkan lintang tengah duduk sambil meminum minuman kopi disana sambil melihat pemandangan di depannya.
"apa gak bisa nunggu bentar aja?" desis nya ketika bundanya hanya bisa mengantarnya sampai ke gerbang lalu berpamitan dan pergi setelahnya.
"diharapkan untuk semua siswa berkumpul pada tempat yang sudah ditentukan" itu suara dari toa, bermaksud memberitahukan agar tiap barisan memasuki bus yang sesuai dengan urutan.
setelah semuanya selesai mereka langsung memasuki bus yang sudah di tentukan untuk perkelas.
"gue takut mual" kata larissa setelah berhasil mencari bangku yang strategis.
"udah minum obat?"
"udah, fay"
"pakai minyak angin aja, nih gue ada bawa" fay menyodorkan minyak angin agar larissa tidak terpicu.
"bawa plastik, kan?"
"bawa kok, buat jaga-jaga"
"perhatian" suara ketua kelas menginterupsi.
"sebelum mengawali kegiatan hari ini, mari berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa di mulai"
seketika suasana menjadi hening untuk beberapa saat.
"berdoa selesai"
selanjutnya bus yang mereka naiki mulai bergerak dan para siswa tengah sibuk melambaikan tangan sebagai perpisahan pada keluarga mereka.
"gue seneng banget tahu, bisa kayak gini ramai-ramai" ucap larissa.
"iya, sumpah ya kek ih gue sangking senengnya cuma bisa senyum tahu, sa" ucap faya kala itu dengan mata berbinar.
"kalian pada bawa roti bantal, gak?" tanya bianca dari arah depan.
"gue ada bawa, bi" balas fay.
"roti bantal emang ada? bukannya roti sobek, ya?" tanya marka di bangku sebrang fay.
"diam aja deh lo, ini urusan kita-kita" celetuk rachel yang duduk disebelah bianca.
"mabar?" tawar marka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...