17. taman dan kucing

11 1 0
                                    

like butterflies, people only stay for a while. don't expect too much, it's hurt.


      🦋«»«»«»«»«»»«»«»«»»«»«»«»»«»«🦋

lintang tengah sibuk menyusun buku mata pelajaran untuk besok, sambil sesekali mengingat momen sore itu, tanpa sadar dirinya senyum tak karuan. padahal tidak ada yang spesial dari kejadian sore tadi, namun hatinya sangat bahagia. hal-hal kecil seperti ini jarang ia dapatkan sebelumnya.

"ah gila gue, senyum-senyum sendiri"

"gue bersyukur banget sekarang ada teman. gak sendiri lagi, gak sepi lagi, gak hampa kayak dulu lagi. paling gak gue ada teman cerita nantinya"

"kak, buatin nasi goreng dong"

lintang sontak terkejut, tiba-tiba saja adiknya membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. kemudian lintang memasang wajah datar seperti biasanya.

"bisa gak di ketuk dulu?" sungutnya.

"maaf paduka, saya lupa"

"emang lo gak bisa masak sendiri?"

"gak enak, maunya lo yang buatin"

"beban. kan ada bunda, gak liat gue lagi ngapain?"

"bunda katanya lagi capek, makanya gue minta tolong sama lo"

"ayah ada?"

"gak ada, tadi katanya ada urusan mendadak. tapi tadi..." rejandra menggantungkan kalimatnya.

"tapi apa?"

"gak biasanya ayah rapih begitu, maksud gue kayak ada yang beda"

"terus?"

"ya aneh, jangan-jangan..."

"apaan? kalau bicara jangan nga ngo nga ngo gue jitak juga pala lo"

"kalau di sinetron biasanya..." cengirnya.

"otak lo berdebu banget"

"ya lo pikir aja, emang lo pernah liat ayah pakai setelan sebegitu rapihnya diluar jam kerja?" tanyanya sengit sambil mendekapkan tangannya ke dada dan bersender pada sisi pintu.

"mana gue tahu. gak pernah merhatiin, kan cuma lo doang anaknya" sarkas lintang.

"ck, gak gitu konsepnya" decak rejandra.

"sabar, lima menit lagi gue turun"

kemudian lintang bergegas menyiapkan buku-bukunya. pikirnya, ini kesempatannya untuk mengambil hati bunda.

lintang sudah berada di dapur, kemudian mencari bahan-bahan di dalam lemari pendingin. kemudian mulai membuat bumbu nasi goreng dan merajang daun seledri di atas talenan. lalu mengambil beberapa centong nasi dan memasukkannya ke dalam wadah yang sedikit besar dan mulai memisahkan beberapa bagian agar nasinya berderai.

kemudian memecahkan telur diatas minyak yang sudah panas, setelah matang ia meniriskannya.
setelahnya ia menumis bumbu tersebut di dalam wajan, dan menambahkan sedikit garam ketika masih dirasa sedikit tawar. setelah aroma tumisan menguar dari dalam panci, lintang memasukkan nasi tadi perlahan-lahan agar bumbunya merata sempurna,lalu memasukkan daun seledri. untuk yang terakhir ia mencicipi nasi goreng buatannya itu menggunakan ujung sendok.

"hmmm, pas" katanya.

kemudian ia memasukkan nasi goreng tersebut ke dalam piring yang berada meja dapur, dan yang terakhir meletakkan telur diatasnya.

namun ia lupa sesuatu, ia ingin membuatkan bundanya secangkir teh tambahan agar lebih rileks. langsung saja ia membuat teh hangat didalam cangkir yang tak berada jauh di sampingnya.

AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang