30. ice skating

3 1 0
                                    











di pagi yang cerah ini marka memilih untuk mencuci motor di halaman rumahnya yang luas, sambil sesekali bersenandung asal.

"ka, gua minjam motor lo ya nanti"

"enak aja, siap juga belum gue cuci ini motor, punya lo kemana emang?"

"bengkel" ucap kakaknya.

"udah pakai aja mobil di garasi" perintah kakaknya

"terima bersih aja lo, awas aja pas pulang kotor lagi"

"kagak, takut amat" lalu sang kakak  beranjak dari sana.

"kalau di pikir-pikir kenapa gue mau aja lagi, nurut banget, gak pernah nolak" sesal marka.

marka selalu menyesali setiap keputusan yang diambil tanpa berpikir panjang, padahal ia bisa saja lebih bersikeras untuk memakai motornya. bukan karena ia pelit, namun sering kali dirinya mengalah pada sang kakak dan tidak pernah melakukan penolakan.

terkadang kesal, namun yasudahlah marka tidak mau terlalu memikirkan hal yang tidak terlalu penting.

sedangkan kedua orang tuanya sudah pergi sedari tadi, katanya butuh waktu keluar untuk berduaan.

setelah selesai dengan kegiatan mencuci motornya marka segera membersihkan tubuhnya ke kamar mandi.

dan terjadi lagi, dirinya asik bersenandung ketika memasuki ruangan tersebut.

di sela-sela kegiatan mandinya tersebut notifikasinya terus berdering.

"siapa si, kayak nagih hutang aja" ucap marka kesal, buru-buru ia menyelesaikan kegiatannya.

"astaga, gue kirain tadi mama ngasi tahu sesuatu ternyata lintang yang nyepam"

"kesel banget lagi enak-enak nyantai tapi ada aja yang gangguin" ucapnya mengomel sendiri.

marka tersadar, ia belum memasukkan benda apa pun yang bisa di makan untuk mengisi perutnya yang kosong.

kemudian anak laki-laki tersebut mulai membuat sarapan untuk dirinya sendiri, kakaknya sudah pergi lima menit yang lalu.

"masak, masak sendiri" ucap marka bersenandung ria.

marka memilih untuk membuat omelette dengan campuran tumis sosis, ia memilih yang mudah untuk di masak saja.

"istri gue pasti besok bangga punya suami yang serba bisa gini" katanya berbangga diri sambil mencicipi tumisan.

setelah selesai dengan kegiatan masak memasaknya, marka tidak sabar ingin mencicipi masakan buatan dirinya.

marka mulai mengunyah makanannya.

"eh" katanya kala itu kaget.

"sumpah, enak banget. tapi telurnya kok manis ya" pikirnya.

lalu ia beranjak dari duduknya untuk mengecek bumbu yang dimasukkan tadi untuk membuat omelette.

"hem pantesan"

"gak dikasih penanda sama mama"

harusnya yang dimasukkan tadi garam bukannya gula lantaran wadah yang sama namun tidak di beri pembeda.

"tetap enak"  lanjutnya lagi kembali duduk menyantap sarapannya hingga selesai.

kini marka tengah berbaring di ranjangnya sambil sesekali menggoyangkan kedua kakinya.

dirinya hanya berkutat dengan layar smartphone yang sedari tadi hanya di gulir, namun atensinya teralihkan ketika mendapatkan sebuah notifikasi.

dirinya hanya berkutat dengan layar smartphone yang sedari tadi hanya di gulir, namun atensinya teralihkan ketika mendapatkan sebuah notifikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang