"jangan jadi langit yang sulit di gapai, jadi rumah untuk tempat ku pulang, bisa?"
sesuai kesepakatan tadi, teman sekelas berencana untuk menjenguk bianca, namun kebijakan rumah sakit tidak mungkin memperbolehkan pengunjung pasien sebanyak tiga puluh orang, jadi yang pergi hanya teman dekat bianca dan wali kelas. itu juga sempat ada cekcok beberapa yang lain ingin ikut juga.
mereka sekarang sudah berada di mobil milik wali kelasnya, buk wisa. dengan membawa beberapa makanan dan minuman buat diberikan kepada bianca.
"kenapa bagian gue paling berat?" keluh larissa saat mereka sudah sampai di rumah sakit.
tanpa babibu marka langsung mengambil tentengan yang dibawa larissa "sini gue aja".
tangan lintang sudah mengudara untuk mengambil bawaan larissa, namun marka lebih dulu melakukannya.
"nanti di ruangan jangan ribut ya, ingat ini rumah sakit bukan di kelas" kata buk wisa.
"iya buk" ucap mereka serempak.
mereka menelusuri koridor rumah sakit yang panjang hingga akhirnya menemukan ruangan milik bianca setelah jalan beberapa menit.
buk wisa mengetuk pintu "permisi"
"iya" balas yang di dalam
"bianca, gimana kabarnya nak?" tanya buk wisa di sampingnya.
"syukur udah membaik buk" ucap bianca.
"eh, kok lo disini?" tanya marka.
"suka-suka gue lah" balas yuda.
"jagain ceweknya" bisik fay.
"gue bisa dengar" tawa yuda.
"hai biii, apa kabar? masih ada yang sakit? ih gue kangen banget tahu" larissa memberikan serangan berupa pelukan dan pertanyaan yang bahkan belum sempat di jawab oleh bianca.
"udah baikan kok sa, gue juga kangen nih. gue mau sekolah aja rasanya bosan disini" katanya.
"jangan lama-lama peluknya, badannya masih sakit" ujar yuda.
"dih posesif banget" balas fay.
"yang punya badan aja gak ngeluh" ucap lintang menyilangkan kedua lengannya.
"yakin besok mau sekolah? baru pulih loh" kata buk wisa membelai rambut bianca.
"iya bi, libur aja dulu abis pulang dari sini. kan lo harus check up lagi buat mastiin kondisi lo" tambah lintang.
"iya deh, nanti gue obrolin lagi sama orang tua, makasih ya"
sedari tadi buk wisa memperhatikan yuda yang berbalut hoodie oversize tersebut.
"kamu.... siswa andarma, bukan?""iya buk" balasnya mengangguk.
"kenapa bisa ada disini?" tanya buk wisa lagi.
"biasa buk, langganan BK" sahut marka sambil memainkan tangannya.
"jangan bandel-bandel ya nak, jangan sering buat masalah di sekolah, nanti bisa di drop out" kata buk wisa memberi nasihat.
"orang bapak gue donatur di andarma, mana bisa" batinnya dengan bibir kirinya yang sedikit naik.
"dengar tidak?"
"ah iya buk, makasih buk"
"kamu juga harus jaga kesehatan ya bianca, dari kejadian ini kamu bisa ambil pelajaran untuk selalu berhati-hati, jangan gegabah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...