larissa sekarang berada di kamarnya, sedang menggulir halaman Instagram.
Sesekali mengurut kakinya dengan minyak urut, rasa sakitnya sudah berkurang.
Lalu tiba tiba muncul notif WA di bar notifikasi, lalu ia membukanya.
Selesai sholat dan mengaji larissa lekas turun dari tangga untuk makan malam terlebih dahulu sebelum pergi.
Ada banyak sekali menu hari ini, tidak tahu dalam rangka apa. Terlihat mama yang sangat senang melihat masakannya telah siap disajikan di meja makan.
"Tumben, banyak banget mah"
"Mumpung tanggal muda" tawa mama.
"Panggil papa gih, sama kak taqi " pinta mama
Larissa berjalan ke arah ruang kerja papa, mengetuk pintunya dan membuka dengan pelan, takut akan terkejut.
"Pah, makan malam dulu"
Papa langsung bangkit dari tempat duduknya dan menyamakan jalannya dengan langkah anak gadisnya
"Kamu gak main keluar dek?" Tanya papa ketika sudah duduk di meja makan.
"Iya, nanti abis isya bareng temen"
"Temen apa pacar, yakali malming bareng temen" goda taqi
"Apasi orang ramai juga yang pergi"
"Lu tuh yang harusnya pergi malming-an, betah banget main game mulu"
"gak ada pacar" taqi memasang wajah memelas.
Kasian sekali taqi, Padahal bisa saja keluar bareng teman temannya.
Setelah selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga, menanyakan tentang apa saja kegiatan saat di sekolah tadi.
"Yah, kevan jadi ketos lhoh"
"Beneran? Wah bagus dong. Berarti ada jiwa kepimpinan"
Lalu larissa memberi kode ke papanya, pria paruh baya itu langsung menatap anak sulungnya.
"Eh..iya. Papa sampai lupa." papa melihat kak taqi yang sedang kaku.
"gak apa-apa tidak terpilih, yang penting kamu udah berusaha" timpal ayah ke taqi
Yang dinasihati hanya mengangguk, padahal itu juga bukan keinginannya, Melainkan paksaan.
Setelah selesai berbincang malam dengan keluarganya, kini larissa memilih baju untuk dipakai malam ini.
Setelah selesai larissa membuka kembali obrolan grup, belum ada pesan baru yang masuk.
Sudah sekitar sepuluh menitan dikamar, ia turun untuk duduk diruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...