Karena malamnya begadang, larissa bangun lebih lambat dan lupa menyetel alarm. Buru buru ia mandi dan bersiap-siap setelah itu turun ke bawah untuk sarapan.
"Tumben telat bangunnya" mama menyahut.
"Mama si ga bangunin, telat jadinya" kesalnya
"Kan gak biasanya kamu bangun telat" mama membalas
"Buruan gih, lama amat" sahut taqi dari luar pintu.
Terpaksa larissa hanya meminum beberapa teguk segelas susu dan mengunyah sambil membawa beberapa potong roti, jika sarapan di rumah bisa bisa dihukum lagi. Jadi mau tidak mau terpaksa makan didalam mobil.
Setelah turun dari mobil akhirnya larissa bisa bernafas dengan lega. Bagaimana tidak, saat makan roti didalam mobil tadi ia sangat terganggu dan hampir saja keselak jika saja tadi taqi tidak cepat-cepat memberikan larissa air mineral.
Melangkahkan kaki dengan berat, taqi menyuruh adiknya berjalan cepat untuk menjajarinya.
"Buruan lama bener" ucap taqi
"Sabar iih, masih kekenyangan nih. Mana tadi asal main nyodorin ke mulut lagi airnya. Jadi kebanyakan minum air nih" dengus larissa dengan kesal.
taqi tidak menoleh dan langsung pergi meninggalkan adiknya sendirian.
Ngomong ngomong kaki larissa benar benar sakit. Baru pertama kali ini ia merasakan kakinya kram. Harap maklum, ia jarang berolahraga.
secara tidak langsung otot-ototnya pada terkejut.
Setelah sampai dikelas ia melihat fay, marka, lintang dan juga bianca. sudah ada dibangkunya masing masing.
"Bentar deh, kaki lu kenapa sa?" Tanya fay bingung.
"Jalannya kek orang bunting haha" gelak marka.
"Woi, sembarang aja!"
Larissa meletakkan tasnya dengan kasar. Dan menghela napas dengan berat.
"Kayaknya tambah sakit kakinya, Tadi malam udah dikasih minyak urut belum?" Tanya lintang tiba tiba, ketiga anak itu spontan melihat ke arah lintang.
"Bentar bentar, emang tadi malam kalian ngapain? buset." Marka kebingungan.
"Kepo" ledek larissa
"Perasaan waktu jogging kaki lu baik baik aja deh sa"
"Iya, kemarin telat jadi dihukum sama pak kai, tapi gak nyelesain sih, gila banget kalau nyelesain. Dua putaran aja udah kesusahan jalan, kalian tau lapangan kita Segede apakan"
"Bisa buat nonton konser haha" tawa marka.
"Malah gue gabut sore ngajak si fay jogging lagi, gini deh jadinya" larissa mengasihani dirinya.
"Nanti malam dioleskan minyak urut, pelan pelan aja urutnya. Mungkin besok udah baikan"
"Iya tadi malam kelupaan, kan kita chattingan sampai begadang" tawa larissa yang menimbulkan kecurigaan dari teman temannya.
Sekali lagi, mereka bertiga kebingungan. Mereka bingung kenapa larissa dan lintang bisa jadi sedekat ini. Walau dulu tidak selokal, mereka tahu kalau lintang tidak ada berteman dengan perempuan.
Mungkin ini alasannya kenapa waktu pertama kali larissa mengajaknya berbicara dengannya, dia tampak dingin. Benar kata orang, jangan langsung menganggap orang yang dingin atau cuek itu adalah orang yang sombong, tidak semuanya seperti itu.
Mungkin mereka perlu memasang wajah itu untuk agar tidak mudah diganggu orang, jadi kemungkinan kecil resikonya.
sesi pembelajaran sudah selesai, bel berbunyi menandakan jam istirahat. Mereka berempat hendak ke kantin. Ah-larissa lupa mengajak bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...