22. suspect

8 1 0
                                    













"cie bianca udah ada teman baru nii" sarkas fay ketika bianca baru saja duduk di kursinya.

"gak kok, temen lama" tawanya.

"iya nih, jadi jarang main sama kita" sahut larissa.

"have fun ya sama teman barunya"

"teman lama, ka" balas bianca datar.

"teman sekolah dulu?"

"iya lin"

lalu seorang lelaki paruh baya memasuki ruang kelas dengan membawa beberapa buku pegangan.

"tolong kerjakan latihan soal halaman dua lima ya, saya tinggal dulu ada urusan sebentar" perintah sang guru.

tak lama setelah kepergian guru tersebut suasana kelas menjadi ribut.

larissa tengah sibuk membuka halaman buku dan mulai menulis di bukunya.

dirinya tampak gelisah, sibuk mengusap-usapkan telapak tangannya ke rok
yang bewarna putih.

"mana hari ini pakai rok putih lagi" keluhnya.

"ayo dong kering, bukunya jadi basah" gumamnya.

larissa kerap kali mengalami kesulitan ketika telapak tangannya mulai muncul bulir-bulir keringat. kepercayaan dirinya langsung menurun ketika berjabat tangan dengan seseorang saat kondisi tangannya yang berkeringatan.

segala aktivitas menjadi terhambat, sering kali ia mengeluh dengan kondisinya.

"sa, nomor empat jawabannya di halamam dua puluh, kan? " tanya fay sambil menggeser sedikit tangan larissa untuk sekedar melihat buku larissa.

"kok tangan lo basah? "

"botol air minum gue tumpah tadi" larissa beralasan.

fay hanya mengangguk.

kejadian seperti ini bukan hanya sekali, sebenarnya sudah cukup lama ia alami, namun larisaa belum mempunyai keberanian untuk bercerita kepada mamanya.

setelah berpikir panjang selama di perjalanan saat pulang tadi, larissa memaksakan diri untuk segera memberitahu kepada mamanya, ia benar-benar sudah putus asa.

"ma" panggil larissa

"kenapa, sayang? "

"aku mau cerita, tapi jangan disini"

"pasti mau curhat tentang cowok tuh, ma" goda taqi.

"gak kok, apaan sih kak" balasnya ketus.

"yaudah cerita di teras aja, sambil duduk di ayunan" ajak mama.

larissa memantau kakaknya yang sedang rebahan di ruang tamu, takut sekiranya taqi akan menguping.

"how was your day, darling? " tanya sang mama

"baik" jawab larissa lesu.

"ma"

"iya, nak? ayo cerita aja luapin semua sama mama" tutur sang mama lembut sambil mengelus kepala larissa.

larissa memperlihatkan telapak tangannya yang sedang keringatan.

"kok sering basah gini ya ma? aku capek, beberapa teman juga kalau liat tangan aku ada yang nyeletuk kalau aku ngidap paru-paru basah"

"padahal aku sering googling juga, belum tentu ini paru-paru basah, apa ya namanya, hyper hyper gitu deh pokoknya. oh iya hyperhidrosis "

mama masih antusias mendengarkan cerita larissa.

AdolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang