fay masih kesal dengan isi pembicaraan dengan mamanya tadi malam. padahal malam itu ia sudah izin, namun mamanya masih sibuk berkutat dengan laptop dihadapannya hingga tidak menyadari keberadaan seseorang di depannya.
lagipula dia hanya menginap pada malam itu saja, paginya akan langsung pulang, namun tetap saja Mamanya tak mengizinkan.
selalu saja ada hal yang merusak mood fay di pagi hari seperti saat ini. bagaimana tidak, ketika dirinya baru saja hendak duduk di kursi meja makan, adiknya itu menghabiskan semua sisa omelette yang berada di meja sana tanpa ada sedikit pun sisa.
fay mengalah, lalu ia ingin meraih segelas susu yang ada di sana namun adiknya lebih cepat mengambil.
"aku minum ya kak, seret" ucapnya sambil mengunyah.
"sarapan kakak mana?"
"bukannya kakak udah makan? makanya tadi aku habisin"
"kan kamu liat sendiri kakak baru aja duduk disini ngapa di habisin semua? kalau makan itu liat orang jangan mentingin diri sendiri, itu juga susunya kamu embat juga"
"udahlah, ngalah sama adek sendiri kenapa sih" sahut abangnya yang sedang memainkan ponsel di hadapannya.
"kan aku belum sarapan?" nadanya sedikit bergetar.
"bisa tuh lo makan di kantin, gak usah bikin ribet deh fay"
dari pada semakin sakit hati, fay memilih beranjak dengan kasar dari sana dan memilih berangkat menggunakan ojek online.
di sepanjang jalan ia menahan diri untuk tidak nangis, hatinya terlampau sakit mendengar ucapan keluarganya hari ini. seakan-akan keberadaannya tidak pernah di hargai.
setiap pagi ada saja hal yang membuat hatinya kesal dan memasang wajah cemberut tiap kali berangkat ke sekolah.
hingga ada seseorang yang selalu menyadari raut wajah dirinya.
"hey, what's with that annoyed face?" tanya seseorang menghampiri fay yang sedang berjalan menuju ke kelas.
"eh, ka? gue kira siapa" gadis itu berusaha mengubah mimik wajahnya agar tidak kentara.
"cemberut mulu perasaan tiap pagi, kenapa si?"
"sok tahu lo, liatin gue terus ya lo? awas aja naksir" elaknya.
"tapi emang iya, muka lo masam mulu kalau pagi. coba dong ceria kayak gue" ucap marka menunjukkan senyum pepsodent.
"ih kek kuda muka lo tahu gak" tawanya.
"nah, gitu dong ketawa. dirumah mungkin ada aja masalah yang bikin kita kesal fay, tapi di sekolah harus semangat buat alihin masalah itu semua biar ilmunya masuk"
"gue bawaannya mau sekolah mulu ka, gak mau libur, stress gue kalau dirumah terus" tawanya datar.
"sama sih, di sekolah bawaanya happy terus pas dirumah hampa, ya gak?
fay mengiyakan pertanyaan marka tersebut dan melempar tasnya ke meja.
"nanti malam lo sibuk gak?"
"enggak, di kamar doang, kenapa?"
"temani gue nyari bubur ayam"
"aneh lo, mana ada orang malam-malam jualan bubur ayam"
"tuhkan, lo mah. makanya gue ajakin biar tahu"
"mau gak?"
"iya"
tak lama setelah itu larissa datang menghampiri mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...