"Dek bangun.." seseorang menggoyangkan tubuh Larissa agar terbangun dari tidurnya.
"Sa..." Dengan suara beratnya, lelaki itu memijat keningnya karena larissa tak kunjung bangun.
"Sa udah jam enam lewat tiga lima, mau telat lagi?" Itu suara taqi.
"Apasi kak.." larissa dengan malas melihat ke arah jarum jam.
"Ya ampun, jam berapa ni! Kenapa ga dibangunkan dari tadi si" decak Larissa.
"Jadi kakak disini beberapa menit yang lalu ngapain? Jagain kamu dari pohon hah?" Jawab taqi.
"Buruan, gak mau telat lagi gara- gara kamu ya" taqi berlalu meninggalkan larissa yang masih mengumpulkan setengah nyawanya.
Setelah selesai, larissa terburu-buru menuruni anak tangga menuju dapur.
Sarapan setidaknya, walau seteguk susu dan hanya memakan satu sandwich.
Selama diperjalanan taqi menatap kesal ke arah adiknya. Karena jalanan sudah mulai macet.
Ketika sudah berada di depan gerbang, untunglah belum ditutup oleh pak suman. Penjaga sekolah.
Taqi berjalan dengan tergesa yang diikuti larian kecil oleh larissa.
Setelah sampai dikelas, teman temannya sudah asik mengobrol.
Larissa melewati obrolan paginya hari ini.
Dengan wajah cemberut, Larissa duduk dibangkunya dengan gusar.
"Pagi sa... telit " ucap lintang kaku.
Yang disapa justru menatap kesal.
"Gara-gara kamu nih, tadi malam aku gak bisa tidur nyenyak "
Marka menatap ke arah fay dan fay bertukar pandang ke arah bianca.
"Astata, emang tadi malam kalian ngapain." Heboh fay.
"Astaga fayyy" bianca membenarkan kalimat gadis tersebut.
Fay meminta penjelasan ke larissa dengan menaikkan alisnya.
"emang selesai nonton semalam, kalian ngapain?" Tanya marka curiga ke arah lintang.
"Demi semesta, gue gak ngapa-ngapain larissa" lintang kini merasa dipojokkan.
"Sa..." Sahut bianca meminta penjelasan.
"Jadi tadi malem tuh...." Menarik nafasnya panjang.
"Ada yang ngetok jendela gue. gara gara temen lo nih, doanya ga baik" larissa menoleh ke arah lintang.
Terlihat lintang sedang menahan kekesalannya.
"Padahalkan kamu doanya juga gak baik, masa have a bad dream. Jadi aku balas have a jendelanya diketuk" jelas lintang.
"Nah, terus-terus gimana?" Tanya bianca
"gak lama dari itu, jendela gue beneran ada yang ngetuk"
"Terus, beneran ada orang yang ngetuk jendela lo?" Tanya marka penasaran.
"Iya ada! Pohon!" Kesal larissa.
Seketika teman-teman larissa tertawa terpingkal-pingkal. Sedang membayangkan bagaimana takutnya larissa saat itu. Dan ternyata saat di periksa hanyalah sebuah pohon.
"Ya ampun sa, sa..." Bianca menepuk pundak larissa.
"Sesuai janji, ntar aku traktir"
"Sisi jinji, ninti iki triktir" larissa mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent
Teen Fictionkata orang, umur belasan adalah umur yang dimana kita bisa merasakan kebebasan yang nantinya akan tergantikan oleh kesibukan di umur puluhan. tapi rasanya tidak semua remaja menikmati usia belasan mereka dengan baik. justru mereka berusaha untuk te...