Happiness X AOUAD

84 8 2
                                    

Sesuai judulnya, cast based on dua series itu ya.




Asrama KepolisianDetasemen Antiteror 88

"Jadi Bapaknya masih kukuh menolak ?"

"Dia nggak datang karena alasan lambungnya kumat. Jadi cuma pengacaranya aja yang datang."

"Berarti mediasi ditunda minggu depan ?"

"Harusnya, kalau tuh Bapak-bapak Tua nggak bikin alasan lagi. Ah, sebel gue. Jadi laper."

"Lo belom makan siang ?"

"Harusnya gue tadi balik ke markas, biar sekalian makan siang disana."

"Septian tadi pagi telpon gue."

"Kenapa ?"

"Mau ngikut main kasti Minggu besok."

"Bukannya lo lagi ada kasus baru."

"Dia kayaknya ngikut gue kerja juga mau-mau aja"

"Gue yang nggak setuju ya. Tuh bocah pasti nanti kehasut buat jadi polisi. Gue nggak setuju. Titik."

"Wih, lo lupa yang menghasut gue jadi polisi siapa ?"

"Dah ah, gue mau gofood dulu. Bye."

Telpon ditutup secara sepihak oleh Syakilaㅡperempuan dengan rambut ikal sebahu itu menghela nafas dengan wajah sebal. Dia baru aja pulang dari pengadilan dengan tangan kosong dan perut kososng. Sesuai dugaan, proses untuk memenangkan hak asuh adiknya itu menemui jalan buntu.

Adiknya, Septian adalah saudara seibu berbeda bapak. Saat Ibunya menikah dengan Bapak tirinya, Syakila mulai sibuk persiapan pendidikan kepolisian. Syakila pulang ke rumah 6 bulan sekali. Sampai satu tahun terakhir, tepatnya setelah Ibunya meninggal. Syakila baru tahu kalau kehidupan Ibunya nggak sebaik itu selama ini. Bapak tirinya itu bukan kepala keluarga yang bertanggung jawab. Buktinya, begitu Ibunya meninggal, Septian tinggal dengan Neneknya.

Baru beberapa bulan terakhir ini tiba-tiba Bapak tirinya muncul dan menggugat hak asuh. Septian yang masih siswa sma, secara hukum seharusnya memang ikut Bapaknya. Cuma Septian nggak mau, karena dia tau seberapa bejat Bapak kandungnya itu. Dari informasi yang dikumpulkan Syakila dan dibantu sahabatnya, Yogiㅡlaki-laki yang telponnya barusan ditututp sepihak, Bapak tirinya itu menginginkan hak asuh untuk kepentingan warisan.

Sebagai kakak dan tahu duduk permasalahannya, tentu Syakila nggak bisa tinggal diam. Hanya saja, jalan untuk memenangkan hak asuhㅡkondisinya juga belum semapan itu sesuai dengan standar yang ditetapkan pengadilan. Karena menjadi wali asuh tidak hanya harus mapan secara materi tapi juga status menikah dipertimbangkan.

Syakila menghela nafas sekali lagi.


—-


SMA Negeri H

"Udah pada ngumpulin formulir univ semua kan ? Mau gue kumpulin ke ruang guruㅡ"

Teriakan menggelegar cowok bertubuh bongsor di depan kelas itu membuat hampir seluruh penghuni kelas menoleh. Dari yang sibuk gibahin idol korea, mabar di pojokan kelas sambil misah-misuh, main empar-lemparan bola dengan target ventilasi jendela, atau genk cewek-cewek yang lagi bikin alis atau swatch lip tint. Mungkin pengecualian cewek berambut panjang lurus yang baru masuk. Telinganya terpasang Airpods dengan kedua mata fokus melihat hape. Pastinya bukan lagi mass streamming BTS, karena dia punya hobi selain belajar aja nggak ada.

"Gue udah itung cuma 30 ini. Ngaku ya lo pada, siapa yang belum ngumpulin ?"

Ucap Desu sekali lagi. Nama panjangnya Devin Surendraㅡsi wakil ketua kelas yang kepilih karena suaranya keras. Tapi karena nama Devin dianggap terlalu bagus,  nggak cocok sama jiwa recehnya, anak-anak pada manggil dia Desu. Fyi, Surendra adalah nama bapaknya.

recycleーbin 🔄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang