"dia cewek baik-baik, no."
sialan, umpat mino di dalam hati. ucapan yoon masih terngiang di benaknya. sudah beberapa botol jager yang dia telan tetap saja kesadarannya tak kunjung padam. malah menuntunnya pada satu fakta.
dirinya tidak lebih dari seorang cowok brengsek yang sangat tidak pantas mendapatkan perempuan baik-baik yang seminggu terakhir ini sudah membuat hatinya berantakan.
benar-benar berantakan. setelah bertahun-tahun mino pikir hatinya sudah tidak lagi berfungsi untuk menginginkan seseorang.
terimakasih pada ireneㅡperempuan cantik itu benar-benar sukses membuat hati mino berantakan.
selama seminggu mereka bersama menghabiskan waktu, pada akhirnya keduanya harus kembali ke tempat semula.
mino pada kebiasaannya melukis, rokok, dan studio nya yang temaram.
dan perempuan ituㅡirene tentu saja kembali pada dunia gemerlapnya yang sudah merindukan kehadirannya.
memangnya bisa berharap apa mino pada irene? mereka nggak lebih dari sekedar dua orang asing yang tak sengaja bertemu di tempat tak terduga.
mereka bukan partner one night stand. hubungan mereka tak seintim ituㅡsecara fisik. tapi entahlah kalau secara emosi? buktinya setelah kepergianㅡatau yang lebih tepat disebut dengan kembalinya irene pada kehidupan aslinyaㅡmino kembali menyentuh minuman.
dan sekarang, disanalah mino. duduk di pojok bar milik salah satu sahabat-nya. melanggar janjinya sendiri. demi membuat kesadarannya menipis dan melupakan apapun yang berkaitan dengan irene.
"udah, stop."
ucapan jinuㅡsi pemilik barㅡmembuat mino mengangkat kepala sejenak. tapi tak lama menuangkan jager-nya kembali.
"lo pengen bikin nyokap lo di surga sedih? "
mino memang merokok dan sesekali pergi ke club. tapi sudah lama dia tidak minum. menuruti pesan ibunya sebelum meninggal.
mino mendengus. tapi melepaskan genggaman pada gelasnya. melihat itu jinu tersenyum lega, walau tetap saja melihat penampilan berantakan minoㅡjinu jadi meringis.
penampilan mino memang biasanya cukup nyentrik dianggap sebagian orang berantakanㅡdengan jins belel dan kaus dengan noda cat. tapi setidaknya mino tahu apa yang dia kenakan. sisi artistiknya selalu punya alasan mengapa memilih merobek atau me-refashion beberapa pakaian dari brand terkenal.
dan kali ini yang dilihat jinu bukanlah mino yang selalu hidup dengan sisi artistiknya. hanya mino biasa dengan penampilan biasa. mino yang tidak memperhatikan penampilan. dengan pandangan kosong di pojokan bar.
seperti orang patah hati pada umumnya.
pada dasarnya, mau se-idealis apapun orang. kalau sudah patah hati auranya sama saja. sebagai pemilik bar, jinu sudah pernah melihat bermacam pelampiasan orang patah hati. dan semuanya memancarkan aura gloomy yang sama.
jinu rasanya gatal untuk memberi nasihat, 'kejar atau move on, jangan galau kelamaan'. tapi nyatanya lidahnya kelu. yang bisa diucapkan hanya melarang mino untuk minum lebih banyak.
mino tak mungkin mabuk di depannya, jika dia punya kepercayaan diri mengejar irene. dan juga untuk ukuran seseorang yang beberapa tahun hidup tidak pernah menggunakan hatinya dalam menjalin hubunganㅡseperti minoㅡtak semudah itu untuk move on.
jadi untuk mino sepertinya, galau adalah satu-satunya jalan.
---
"bang mino !"
KAMU SEDANG MEMBACA
recycleーbin 🔄
Short Storywrite something unfinished is such a pleasure, for me. + ini work selingan paling selingan jadi jangan ditunggu update nya oke sip 👌 started : 4 Juni 2018 ©fyeahfriday | 2018