"Aku akan memikirkannya." Wonwoo memberikan jawaban lembut dengan wajah menunduk, ia menatap ke arah lantai bercorak patahan dari marmer berwarna putih.
Ia tidak ingin memberikan balasan pada wajah tepat di depannya. Seolah jika memberikan sedikit emosinya akan menghancurkan semuanya, Wonwoo tahu cepat atau lambat mereka akan berada di titik ini. Kembali mengukir cerita lama.
Jika ditanya kenapa Ibu Wonwoo meninggal, jawabannya adalah keluarga ini. Mereka sudah membusuk sejak akarnya, Ibunya menjadi pengorbanan yang gagal. Iblis itu tidak dapat dipanggil, tapi bagaimana dengan ibunya yang telah meninggal untuk menyambut kedatangannya. Dia tidak bisa kembali, dia sudah benar-benar mati di tangan Kakaknya yang bahkan tidak mengetahui cerita busuk tradisi usung ini.
Dan kini Wonwoo kembali menoreh kisah itu pada tinta yang sama, menyaksikan semuanya kembali seperti kedua kalinya. Kali ini siapa yang akan dikorbankan di keluarga ini.
Wonwoo ingin membenci keluarga duke, memalingkan wajah dan menempuh jalannya sendiri dan mencari penyelamatan atas kebebasan di dirinya. Tapi bagaimana dengan orang yang dia cintai seperti Seulgi dan Nayoung, mereka telah mengikat janji kesetiaan pada keluarga busuk ini.
Dirinya kembali kepada keraguannya pada saat meninggalkan ruangan tua tersebut. Ia harus menentukan pilihan sekarang, seandainya perjanjian antara manusia dan makhluk supranatural tidak ada mungkin saat ini Pria dalam ruangan itu tidak akan menjadi gila seperti ini.
"Wonwoo, apa tuan memanggilmu malam-malam seperti ini." Nayoung bertemu dengannya di lorong "Dasar, kau lebih baik istirahat dan merawat dirimu." ada gurat khawatir di sana.
Wonwoo tersenyum di wajahnya, dia berharap keberadaan ini bisa bertahan sedikit lebih lama "Aku sudah bukan anak kecil yang perlu kau khawatirkan Noona." suaranya memberat, bahkan kini wajahnya terlihat rupawan dari pada dulu "Ayah memanggilmu."
Nayoung mengganguk "Dia bilang ada beberapa hal yang perlu dibicarakan." Wonwoo mengangguk mengerti, sepertinya ini tentang politik antar bangsawan dan perseteruan pada Asosiasi.
__Asosiasi penyihir telah memutuskan pada apa mereka memihak dan memilih tidak akan mengikuti manapun antar bangsawan, tentu itu membawa dukungan begitu besar dari rakyat.
Tapi di sisi lain pemimpin Asosiasi sendiri adalah salah satu bangsawan yang telah memegang peran penting di kerajaaan yang dapat menciptakan kudeta dan rasa takut pada bangsawan lain.
Apakah akan ada kudeta, Wonwoo berpikir. Sepertinya akan ada bangsawa lain yang menargetkan keluarganya dan keluarga bangsawan yang memihak Asosiasi. Atau Asosiasi sendiri yang akan mendapat ancaman.
Konflik ini sejak awal hanya sebuah tujuan yang memihak.
Dan pada hari itu Wonwoo melihatnya dengan kedua bola matanya sendiri, ketika satu kota hancur lebur oleh sebuah serangan bencana yang sangat besar. Bangunan yang hancur terbengkalai dan para warga berlarian untuk melindungi nyawa mereka dari kobaran api dan serangan para monster dunia bawah yang jumlahnya melebihi penduduk itu sendiri.
Seperti sebuah kemustahilan, banyak kisah kehidupan hancur tepat di depan matanya. Suara anak kecil yang menangis. Anak muda yang kehilangan keluarganya. Orang tua yang telah siap menunggu penjemputan nyawanya. Semua terlihat begitu jelas tepat didepan matanya.
Jun yang telah menghilang untuk melindungi yang lain dan dirinya yang telah dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit tepat didepan matanya. Wonwoo, bagian dari keluarga duke. Dia tidak bisa melindungi siapapun di tanah ini, semua pasang mata di hari itu tau. Bahkan nyawa manusia tidak ada nilainya di mata yang berkuasa. Seolah semua kehidupan yang mereka jalani melebur bersama api yang telah melahap kota.
Wonwoo tergopoh di kota tersebut dengan isak tangis dari warga, ia berjalan kembali ke mansion duke saat para bala bantuan datang. Benaknya masih kabur saat melihat kejadian di depan matanya, seperti sebuah lamunan mimpi. Pada hari itu dia tidak bisa melindungi bahkan satu nyawa pun.
Bahkan tepat di depan altar tersebut, pada rembulan yang memberikan sinar keagungan yang begitu tinggi. Seakan menghakimi kegagalannya. Bola matanya memantulkan sebuah gambar yang tak pernah terpikirkan di otaknya.
Seharusnya ia sadar lebih cepat hari itu, harusnya ia mengetahuinya. Bahkan ketika Soonyoung berlari menjauh dia seharusnya mengejarnya untuk menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi Wonwoo terlalu bodoh, dia kekanak-kanakan. Sampai tak mengetahui tujuan di balik kudeta berskala besar ini.
Tapi jika demikian, jika memang demikian. Siapa yang seharusnya Wonwoo lindungi. Ideologi keluarganya atau warga sipil yang menjaganya.
"Kau gagal Wonwoo."
"Kau gagal, bahkan untuk melindungi kepingan kecil dari keluargamu."
Wonwoo menjerit malam itu, laranya bahkan tak terdengar oleh keheningan malam. Kedua kakinya yang telah bersimpuh darah dari pembunuhan yang di buat orang yang paling dipercayainya. Wonwoo menjadi sebuah keberadaan yang tidak berguna di alam semesta ini.
Suaranya yang telah terendam emosi yang mendalam. Kebencian yang telah melahap separuh kewarasannya, menawarkan sebuah perubahan. Memberinya sebuah pemilihan pada jalan kehidupan. Pemanggilan dari sosok yang tak pernah diizinkan mendatangi umat manusia. Mendatangkan kekacauan yang melebihi bencana itu sendiri.
Wonwoo memanggil bagian dari kaum Iblis yang akan mengikat jiwanya pada sebuah kontrak "Aku mendengar permintaanmu dari sisi terdalam dunia, ku terima penyambutan itu dan akan memberikan jalan untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY TOWER ||Jeongcheol
FanfictionJeonghan yang tersesat di sebuah kuil tanpa ia sadari telah mencuri benda yang menguak semua rahasia di balik kematian kedua orang tuanya. Sampai rahasia terbentuknya SKY TOWER.