Chapter 11

294 38 0
                                    

Makhluk tadi terus membabi buta kota distrik 8, hampir separuh kota hancur akibat dari penyerangan tiba-tiba. Bala Bantuan yang datang terlambat membuat beberapa warga sipil tak bisa diselamatkan, nyawa mereka terenggut sedangkan kebebasan mereka diambil oleh pihak tak bertanggung jawab dengan tujuan tidak jelas. Apakah mereka ingin menghancurkan pemerintahan lama dan menggantikannya dengan kebijakan baru.

“Jun, apa kau tidak bisa menghentikan mereka.” Jeonghan sudah habis akal, serangan yang dia berikan sama sekali tidak mempan.

“Jika maksudmu hanya untuk menahannya mungkin aku bisa.” Jun ikut mengeluarkan pedangnya saat Jeonghan sibuk menghunuskan senjatanya meski beberapa tidak mempan.

“Aku lupa, ini bukan keahlianmu.” Jeonghan masih sibuk menyerang lawan “Tidak ada pilihan lain selain mengandalkan Yoongi hyung dan Hao saat ini.”

Berbagai mantra dirapalkan untuk mencegah para beast mengambil jiwa-jiwa makhluk hidup,  sementara jimin dan Seungcheol sibuk mengevakuasi korban yang belum sempat menyelamatkan diri. Meski tidak dapat mereka pungkiri kalah jumlah dalam pertarungan ini, satunya jalan yang di miliki saat ini hanyalah mengandalkan Jun seorang yang memiliki sihir kegelapan.

“Jun, sampai kapan kita harus menahan ini semua.” Jemari Jeonghan yang mulai kewalahan menangani beast saat mereka ingin menggigit lehernya namun tertahan oleh bilah pedang membuat mereka semakin menggila.

Jeonghan menggunakan teknik yang biasa digunakan untuk menghindar dari lawan, yakni menendang musuh sampai tersungkur di tanah. Kemudian jemari satunya mulai bercahaya, namun kali ini cahaya yang muncul dari sana berbeda dengan biasanya. Warnanya hitam pekat dengan sedikit kilauan bagai ruby, kemudian mulai berkumpul bagai bola hitam yang akan meledak. Dan benar, gumpalan itu meledak mengenai beast di sekitar tempat itu, ketiga orang yang masih berada di tempat tersebut melihat ke arah sumber bunyi. Kini di kedua masing-masing lengannya membawa sebuah pedang, matanya menatap kilat ke arah musuh. Kakinya mulai mengambil ancang-ancang, sampai di sebuah titik keduanya mulai berlari kencang dan menyerang titik-titik lemah musuh.

Jun yang melihat pemandangan itu terkagum dalam diam. Jeonghan terus menyerang tiada ampun bagai topan yang menyerang hutan, satu persatu binatang buas itu dia bunuh layaknya memotongi dahan pohon di hutan. Tapi kemampuannya tidak bisa bertahan lama, terlalu banyak tenaga yang dirinya buang hanya untuk  membunuh separuh dari jumlah musuh yang ada.

Pada kenyataannya jumlah mereka terlalu banyak hanya untuk empat orang ahli dalam bidang sihir, jika saja dirimu tau menuang garam kelautan itu hal sia-sia seperti itulah tindakan yang mereka lakukan saat ini. Terlalu sulit untuk mereka menemukan keberadaan pemilik hewan itu di antara semua kekacauan ini.

"Jun, apa kau tidak punya cara lain untuk membunuh mereka." Jeonghan berujar sesaat sebelum para beast itu kembali menyerangnya seolah dirinyalah menu utama yang harus disambut kematiannya.

"Sebenarnya ada, tapi aku tidak begitu yakin untuk menggunakannya." dia berpikir kemungkinan terburuk yang akan terjadi. semua orang tahu, tidak ada yang baik dari sihir hitam. Terlalu banyak resiko disana dan Jun tidak ingin mengulanginya kembali.

"Lakukanlah aku percaya padamu." tatapan Jeonghan dari kejauhan menatap lekat ke arah Jun mencoba memberikan keberanian.

"Jun, apa kau yakin akan melakukannya." Kali ini Minghao yang menyahut, dia tahu betul seperti apa tindakan yang akan di lakukan tuannya.

"Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja." Jeonghan kembali meyakinkan.

Namun keraguan masih tersemat apik di hatinya dia ragu hal buruk akan kembali terjadi, hatinya takut jiwanya akan lepas kendali. Bagaimana pun dia tidak ingin kehilangan seperti dulu lagi, perasaan yang begitu lemah tidak akan pernah tersampaikan. sebuah nama sudah menempel di hatinya menyatu jadi satu bagai kulit yang tak bisa terlepas dari daging. Apakah kau bisa melakukannya wahai sang pemeluk malam.

SKY TOWER ||JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang