Chapter 14

224 32 0
                                    

Kau tau, dahulu kala manusia dan makhluk mistis tak pernah hidup  berdampingan. Manusia tinggal di suatu wilayah dengan dipimpin oleh seorang raja dan makhluk mistis berkelompok dengan  kaumnya hidup di tempat tersembunyi tak tersentuh kehidupan manusia.

Tapi ada seorang yang melanggar hal tabu dan dia jatuh cinta dengan makhluk yang bukan dari jenisnya. Layaknya sebuah kisah cinta klis dengan akhir yang tak bahagia, dendam dari pihak yang tersakiti membuat ribuan luka tak terbantah. Karena kisah cinta itulah revolusi terjadi, peperangan pun terbentuk. Dan pihak yang tidak terima pun ada.

Sebuah kebijakan akan keamanan yang sebenarnya hanya bertujuan untuk memperluas daerah kekuasaan manusia membuat Seungcheol sebagai pemeran panggung pun memimpin pihak yang tidak mendukung keputusan itu, namun ia berakhir dengan ditahan. Karena kau tau tetap saja ada penghianat yang mendukung keputusan raja dengan keyakinan mungkin memang saatnya makhluk mistis harus berdamai dengan kaum fana dan hidup berdampingan.

Karena sejarah yang memihak pemenang membuat Seungcheol tidak pernah terlihat baik dimata banyak pihak, berakhir dengan  dirinya dihapus dari catatan sejarah. Ideologinya dilupakan, perjuangannya tak terlihat, dan jerih payahnya tak berhasil.

Dirinya yang terlahir bukan apa-apa berakhir dengan tidak menjadi siapa-siapa. Berbeda dengan Minghao dan Mingyu hanya dirinya lah yang berakhir dengan kehampaan.

Pertemuannya dengan Jeonghan pun merupakan rasa syukur baginya yang ingin berkata bahwa itu adalah sebuah takdir.

"Jadi maksudmu kau sudah kenal dengan Minghoa sejak lama." Jeonghan mencoba menerka-nerka penjelasan Seungcheol "Itu saja." kembali berujar penuh kekecewaan.

"Apa kau memperhatikan perkataanku." Seungcheol  kali ini yang kecewa, sudah ia duga. Berbicara dengan Jeonghan hanya akan meninggalkan rasa jengkel dan ingin memukul orangnya.

"Begitulah." Jeonghan sedikit meringsut dan bersandar kedinding karena pembicaraan berat itu sudah berakhir "Tapi bukannya sama saja." mencoba menjelaskan.

"Maksudku bukankah semua itu hanya omong kosong." 

"Kau kejam juga ya." Seungcheol cukup terkejut mendengar kalimat Jeonghan yang diucapkan dengan santai itu.

"Hanya saja bagiku semua itu tak ada pembeda, karena kau terlalu  berharap dirimu jadi kecewa. Tidak ada yang indah dari hidup ini, kita hanya bisa berusaha dan menikmati tiap prosesnya."

Seungcheol hanya terdiam, bagaimanapun ia membenarkan kalimat Jeonghan yang tidak pernah mengandalkan orang lain dalam hidupnya. Ia tau orang di depannya ini terbiasa melakukan apapun sendiri karena itulah sifat realistis lebih mendominasi tapi bukan berarti dia tak punya hati. "Kau tidak harus membenarkan perkataanku karena dalam beberapa kasus kalimat ini akan jadi bumerang." 

"Tapi--" Seungcheol mencoba menyela namun Jeonghan mengabaikannya dengan kembali tertidur sambil menyarungkan  selimut ke tubuhnya.

"Sudah ya, aku mau tidur. Besok aku harus minta maaf pada Jun, kau juga tidur jangan melamun seperti orang tidak ada kerjaan saja." ucapnnya membelakangi tubuh Seungcheol dengan mata terpejam "Kau pikir aku tidak tau apa."

Seungcheol yang tadi melihat tingkah Jeonghan dengan  keheranan kini sedikit melembut saat mendengar penuturan itu. Sepertinya dia sudah kecolongan terbangun hampir di tiap malam oleh Jeonghan tanpa ia ketahui, yah walau dirinya tidak berharap begitu. Tapi sudahlah, besok kegiatan mereka juga masih banyak. Terutama melakukan kegiatan yang tertunda seperti rencana mereka kemarin untuk memurnikan tempat yang terkena sihir hitam. 

Yang karena itu mereka sekarang berkumpul ditempat seperti biasanya yaitu kantin institut, hanya saja kali ini dua makhluk yang wujudnya sempat menghilang sampai tak dipedulikan telah kembali, siapa lagi kalau bukan Seokmin dan Jisoo. Mereka telah kembali dari misinya yang mengharuskan untuk meninggalkan kegiatan belajar dan pergi kedaerah benua barat bagian selatan, disana adalah daerah yang separuh penduduknya adalah penyihir dan alkimia banyak laboratorium dan catatan. Ada banyak penyihir terkenal dan penulis ternama berasal dari tempat tersebut, tak heran tempat tersebut menjadi pusat pendidikan saat ini. 

SKY TOWER ||JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang