Chapter 3

727 94 0
                                    

"Dia sudah masuk ranjau." Chen tersenyum mengamati pertarungan tadi seolah dia sedang mengamati dua buah domba yang sedang di adu.

Pertarungan yang begitu di dominasi oleh hoshi, siswa pembawa ulah. Membuat beberapa pihak merasa kasihan dengan apa yang terjadi di depannya, tidak ada satu pun celah untuk mingyu melawan dan membalas semua serangan tanpa belas kasihan milik lawannya itu.

Dia hanya menghindar dan menunggu waktu untuk melakukan serangan terbaiknya, bagaimana pun ia tidak boleh kalah dalam duel ini. Masih berpikir sambil menghindari serangan hoshi, mingyu pun berlari mendekati hoshi kemudian melemparkan 4 buah belati dari balik almamater merah marunnya. Hoshi reflek menghindari mundur ke arah dinding, mingyu merasa mendapatkan kesempatan dengan cepat sebuah lingkaran sihir muncul dari balik dinding dan mengeluarkan ledakan membuat semua siswa terkejut kemudian menatap ke arah yang tertutup oleh asap.

Semua menatap lekat-lekat ke arah tersebut dan mendapati pria bersurai biru berdiri tegap, pandangan mereka masih belum di alihkan sampai seketika pria itu dengan hitungan sekon sudah terkapar tak berdaya di tanah, Mingyu pun berjalan mendekat ke arahnya kemudian menodongkan pedang ke arah hoshi "bagaimana kau sudah menikmatinya." ucap Mingyu membuktikan kemampuan berpedangya.

Kepala hoshi yang tadi mencium bau tanah kini melihat ke arah, tepat ke bilah pedang tajam yang siap menusuknya kapan saja "benar juga." ucap hoshi sedikit terhenti tanpa mengubah posisinya "sepertinya kau masih perlu banyak berlatih Mingyu."

"Apa." alih-alih melihat ke arah belakang, sebuah bilah tajam sudah menahan lehernya yang siap memutuskan nadi kapan pun.

"bagaimana kau sudah mengerti." Hoshi menarik pedang tadi dari leher Mingyu kemudian membakarnya menjadi abu dan di terbangkan oleh angin, terlihat arogan berkilau dan sulit di gapai. Itu lah yang di rasakan Mingyu dari sosok Hoshi yang menghilang di balik gelapnya lorong.

Semua penonton masih terdiam termangu melihat kejadian tadi, siapa sebenarnya hoshi itu. Mereka tidak salah lihat ledakan yang di buat oleh mingyu tadi efeknya sampai membuat tanah seperti habis terkena serangan meteor raksasa tapi hoshi bisa menghindarinya sampai membuat lingkaran sihir seluas stadium yang jika ia mengeluarkan sihirnya bisa menghancurkan seluruh stadium sampai pelindung bagian luarnya.

Jeonghan masih berpikir bagaimana ada manusia yang memiliki mana sebesar itu, mentor chen saja tidak mungkin bisa membuatnya. Mengingatnya, di lirik orang di sebelahnya itu yang memperlihatkan ekspresi penuh misteri perpaduan kagum dan tidak percaya seperti dirinya "Baiklah semuanya tontonan sudah usai silahkan kembali ke kelas kalian masing-masing." ucap Chen bertepuk tangan meminta perhatian ke semua orang.

"Dan kemudian mingyu." di lihatnya orang di bawah sana yang masih kena sembur oleh wonwoo karena melakukan hal seenaknya, keduanya pun melihat kearah kursi penonton "Kau bereskan kekacauan ini."

"Tunggu dulu, kenapa harus saya hyung." elak mingyu yang di kalimatnya masih di sertai rasa hormat.

"Tentu saja karena kau yang kalah." balas Chen santai tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Sejak kapan ada rules seperti itu." Mingyu emosi mendengar ucapan mentor barunya itu.

"Itu pantas untuk mu bodoh." kepala mingyu di pukul oleh wonwoo membuat empunya mengaduh sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit "seharusnya kau berterimakasih hanya mendapat hukuman seperti itu."

Sebenarnya wonwoo cukup kasian melihat mingyu yang terluka di tambah dengan pukulan darinya, tapi ayolah dia sudah akrab dengan hoshi sangat lama jadi tau dengan jelas tabiat temannya itu. Jadi dia sangat terkejut melihat servant nya berani menantang hoshi, dia saja yang merupakan siswa cakap di institut ini tidak pernah memiliki pemikiran seperti itu. Hoshi itu bagaikan air laut yang begitu tenang, kau tidak pernah tau ada apa di dalam sana.

SKY TOWER ||JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang