"Hebat sekali, hanya dengan merasuki tubuh itu kau beranggapan bisa memotong sehelai rambutku" ucap pria bersurai sepekat kegelapan dengan mata searogan api.
Sedangkan yang di tatapnya hanya merintih menahan sakit, dia tidak tau mahluk apa yang ada di depannya, bukan spashiffter namun juga bukan manusia lalu mahluk apa di depannya. Sedangkan ibunya sudah terkapar karena melindunginya dari kobaran api berwarna biru menyala, atau kah dia yang telah membunuh ibunya sendiri.
Dia tidak tau, pikirannya terlalu kalut melihat semua yang ada di depannya.
---
"Hei jeonghan, bangunlah." sebuah jari yang begitu lentik menjawil pundaknya agar terbangun "Bapak Donghae memangilmu."
Mata Jeonghan sedikit melirik tapi kembali lagi ke posisi awal membuat kemarahan mentornya tak dapat di tahan lagi, di lemparnya sebuah buku dan mengenai kepala jeonghan yang akhirnya terbangun dengan wajah berantakan akibat tertidur lelap.
"Jeonghan, apa kau tau tadi yang ku ucapkan." tangan kanannya berada di lingiran meja sebagai penyangga tubuh tegapnya yang memberikan kesan arogan.
Siswa yang menjadi bahan tontonan di kelasnya hanya bisa menundukan kepala karena merasa malu, pikirannya kembali memutar memori beberapa menit yang lalu tentang apa yang di terangkan bapak donghae. ini bukan pertama kalinya dia terpergok tidur di tenggah jam pelajaran donghae.
"Kau tau jeonghan, kenapa harus di buat servant antar tiap ras." Donghae bertanya untuk mengetahui sudah sampai mana anak didiknya ini belajar.
"Entahlah bapak, aku tidak mengerti. kenapa kita harus memiliki servant jika kita sendiri sudah menguasai ilmu sihir." jeonghan balik menatap Donghae dengan penuturan yang begitu polos.
Donghae yang balik di tatap seperti itu hanya bisa mengeluarkan nafas lelah, sepertinya murit satunya ini sudah terlalu berpikir jauh tentang dunia dengan usia yang masih belum matang "Mungkin kita tidak membutuhkan bantuan jika mengingat secara biologis, tapi itu merupakan salah satu cara membuat relasi dengan ras lain mengingat apa yang telah di lakukan manusia 10 abad yang lalu."
"apa yang terjadi 10 abad lalu." ingatan Jeoghan mengingat kembali sosok hitam yang muncul di mimpinya.
"Ituu--." Donghae berhenti berujar ketika semua murid mulai berhamburan meninggalkan kelas untuk mengisi perut mereka yang keroncongan karena telah mengikuti pelajaran milik donghae.
Di tambah juga setelah ini adalah pelajaran khusus di mana siswa di bedakan berdasarkan bakat yang mereka miliki baik itu berburu, berpedang, ilmu sihir, peramu, dan masih banyak lain nya. Tapi tidak menutup kemungkinan penyihir tidak bisa bela diri atau pun para knight dilarang memegang anak panah. Mereka akan mempelajarinya hanya secara umum agar dapat mereka gunakan dalam keadaan mendesak, karena tiap siswa bisa memiliki percabangan bakat mereka lebih dari dua hanya saja tidak dapat ungul dalam semua bidang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY TOWER ||Jeongcheol
FanfictionJeonghan yang tersesat di sebuah kuil tanpa ia sadari telah mencuri benda yang menguak semua rahasia di balik kematian kedua orang tuanya. Sampai rahasia terbentuknya SKY TOWER.