•21

155 10 1
                                    

Semoga syukaaaa bestieeeee:*

•Happy Reading•

•tandai typo

^^

"Za, Bangun udah jam enam, kamu mau sekolah gak?" Mey membangunkan Herza, tapi suaminya itu tidak kunjung bangun.

"Herza, Semuanya udah aku siapin. Kamu sekolah gak? Bangun, Za."

Tak lama kemudian suara lenguhan panjang terdengar, Lelaki itu sudah bangun dari mimpinya.

"Kamu sekolah gak?"

"Sekolah"

"Aku kira kamu libur, Soalnya dari tadi aku bangunin gak bangun-bangun. Biasanya kamu cepet kalau bangun pagi"

"Lo bego apa gimana sih? Ini hari Rabu, Tandanya gue sekolah."

"Aku cuma nanya loh, Za. Kamu gitu amat sih!"

"Males ribut gue pagi-pagi!" Herza pergi meraih handuk untuk mandi.

Mey menahan agar bendungan di matanya tidak pecah, Dia benar-benar berubah. Tidak ada lagi Herza yang hangat dan lembut. Dengan lembut Mey mengelus perut nya yang sudah terlihat membuncit, Lalu berkata lirih. "Demi kamu mamah bertahan, Semoga ketika kamu lahir nanti kebahagian itu ikut datang bersama mu"

Sebagai tugas istri pada umumnya, Mey beranjak untuk menyiapkan segala peralatan sang suami. Mulai dari baju seragam dan lainnya. Saat sedang memasukan buku ke dalam tas Herza, Suara notif yang berasal dari handphone lelaki itu memberhentikan kegiatan Mey. Ia langsung meraih untuk melihat siapa si pengirim chat pagi-pagi seperti ini.

Mata Mey membaca setiap kata isi chat tersebut, Nafas nya tercekat.

Silaa

Jadi jemput kan, Kak?
Gue tunggu tempat biasa.

Perempuan itu, Ternyata masih berhubungan dengan lelaki yang berstatus sudah suami orang. Jadi ini penyebab Herza berubah drastis?

"Ngapain lo megang handphone gue! Gak usah kepo bisa gak sih!" bentak Herza yang baru keluar dari kamar mandi.

Handphone di tangan Mey di rebut dengan paksa. "Udah punya handphone masing-masing ngapain masih pegang punya gue!"

"Sila chat kamu" ucap Mey dengan sorot mata sendu.

"Kamu masih ada hubungan sama dia?" tanya Mey serius.

"Gak ada, Cuma temen emang gak boleh? Gak usah posesif jadi cewe!" jawab Herza

"Aku gak posesif. Tapi aku berhak buat cemburu, Za!" nada suara Mey meninggi.

"Cemburu Lo gak wajar! Gue udah bilang cuma temen!" Herza menekan di akhir kata.

"Jauhin dia."

"Gue udah kesiangan! Gak usah cari ribut. Nanti gue ladenin ancur Lo!"

Cairan bening berhasil turun dengan bebas, Kali ini benar-benar sakit dan tentunya sangat sesak.

TITIK AKHIR. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang