Di baca pelan-pelan ogey:v
^^
"Makasi yah, Bar. Udah mau nganterin." Ucap Mey sebelum keluar dari mobil.
"Iya sama-sama, Yaudah sana Lo masuk istirahat. Muka Lo pucat banget tuh." Tutur Barra.
"Gue masuk ya, Sekali lagi makasih." Saat hendak keluar mobil, Mey merasa kepala nya pusing, Pandangan nya seketika kabur.
Barra yang melihat Mey memegang kepalanya dan merintih kesakitan. Langsung gercep keluar mobil, Menuju samping kanan mobil.
"Mey Lo gapapa?" tanya Barra khwatir.
"Pusing, Bar." lirih Mey pelan seraya terus memegang kepalanya.
"Masuk lagi, Kita ke rumah sakit sekarang."
Mey menahan pergerakan Barra. "Gak usah, Bar. Tolong bantu gue ke dalem aja." pinta Mey.
"Periksa ke rumah sakit dulu, Mey."
"Gak usah, Bar."
Barra mengalah, Ia menuruti kemauan Mey. Dengan hati-hati Barra membopong tubuh Mey. Saat ingin membuka gerbang, Suara tepukan tangan terdengar dari belakang.
"Hebat banget, Baru putus dari gue langsung embat temen gue. Ternyata Lo semurah itu ya." ucap Herza tersenyum remeh.
"Gue sama dia gak ada apa-apa. Mey lagi sakit jadi gue bantu dia." balas Barra tenang.
"Iya, Za. Bener kata Barra, Kamu jangan salah paham." timpal Mey dengan suara lemah.
Herza tertawa sinis. "Gue gak perduli! Nih dari bunda."
"Ini apa?" tanya Mey menerima paper bag dari Herza.
"Liat sendiri! Punya mata kan." ketus Herza.
"Lo sama cewek sendiri bisa lembut dikit gak sih!" gertak Barra yang kesal dengan sikap Herza.
"Dia bukan cewek gue!" Mey tertunduk mendengar ucapan Herza yang lumayan bikin hati Mey sakit.
"Brengsek lo, Za. Cewek bukan baju yang bisa Lo pake terus Lo buang!" umpat Barra.
"Maksud Lo apa bangsat!!" Herza menarik kerah baju Barra.
"Gue tau Lo pinter, Jadi gak harus gue jelasin!" Barra melepaskan tangan Herza dari kerah bajunya.
"Ayok kedalam, Lo harus istirahat." Barra kembali membantu Mey untuk masuk kedalam.
"Sialan!" umpat Herza mengepalkan tangannya. lalu dengan cepat masuk mobil untuk pergi dari sana.
"Mau masuk dulu, Bar?" tawar Mey.
"Gak usah, Mey. Gue langsung pulang aja"
Mey menganggu kecil. "Hati-hati Bar."
"Iya, Gue pulang yah byeee!" ucap Barra melambaikan tangannya.
Mey masuk ke dalam rumah dengan langkah yang gontai. Kepala nya masih terasa sakit, Perut nya mual.
"Kak Mey kenapa? Kak Mey sakit?" tanya Alen membantu Mey berjalan.
"Gapapa, Len. Bunda mana?" tanya Mey mengalihkan.
"Bunda sama ayah lagi keluar, Kak. Katanya sih mau ke tempat Tante Tari." jawab Alen.
Mey ber-oh ria, Melanjutkan langkah nya pergi ke kamar. Sesampainya di atas Mey langsung merebahkan diri di kasur, Rasa mual dan pusing tidak berkurang sejak tadi.
Ucapan Herza di parkiran mall tadi masih terputar jelas di otak Mey. Ia tidak bisa jika harus tanggung ini sendirian, Janji lelaki itu yang akan bertanggung jawab ternyata hanya omong belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK AKHIR.
Teen Fiction"Aku hamil, Za." "Itu bukan tanggung jawab gue lagi!" "Kamu bilang akan tanggung jawab, Za!!" "Gue gak bisa, Maaf." "Jangan jadi brengsek kaya gini, Herza!" "Gue bilang, Gue udah gak bisa jalanin bareng Lo!!" "Terus gimana sama anak ini?" "Bukan...