•29

419 8 4
                                        


•tandai typo!

^^

Mey merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Ia di antar Barra tadi pulang ke apartemen, entah perasaan Mey atau bukan, Barra lelaki itu selalu ada ketika Mey sedang down. Tapi, bisa saja hanya kebetulan kan? kebetulan yang selalu terjadi.

Oh iya, Herza belum pulang, atau mungkin lelaki itu tidak akan pulang malam ini. Mey menerawang jauh pikirannya, sepertinya kegiatan Herza malam ini adalah menemui gadis itu dan merangkai kata tentang maaf dan menenangkan agar kekasih gelapnya itu merasa baik.

Sedangkan Mey? hahaha, ayo untuk bisa memperbaiki diri sendiri yang hampir hancur ini sendirian tanpa melibatkan siapapun. Karena plester sesungguhnya itu adalah diri kita sendiri.

Sembari melamun, tangan Mey mengelus perutnya yang semakin membesar, terhitung sudah 4 bulan bayi itu bersemayam di dalam perut Mey.

Tentang ngidam mengidam, Mey belum merasakannya lagi, padahal setau Mey mengidam adalah hal yang selalu terjadi pada ibu hamil, entahlah atau emang sang bayi belum ingin apa-apa atau karena Mey yang sibuk memikirkan Herza.

Ting... satu notif membuyarkan lamunan Mey. ternyata berisi pesan dari mertuanya.

Mey, bunda mengirim paket yang isinya beberapa susu kotak untuk kamu, maaf bunda gak bisa kasih langsung karena bunda lagi di Singapur sayang, Mey jangan stres ya, minum susu nya dan makan yang sehat, buah, sayur, proteinnya di penuhi sayang, nanti kalau bunda pulang bunda langsung temui Mey, see you sayang.

Tiap kata yang di ketik Sania sungguh membuat Mey terharu sekaligus senang. Mey mengetik beberapa kata untuk membalas pesan Sania.

Setelah itu Mey beranjak pergi ke bawah untuk mengambil paket itu ke pos satpam.

••

Seperti tebakan Mey tadi, kini Herza beneran sedang berdiri di depan gerbang rumah Sila, Dia tampak gelisah karena Sila tak kunjung datang menemuinya, jangan kan menemui di bukakan pintu saja tidak.

Berbagai cara Herza lakukan, sepeti mengirim deretan pesan yang mungkin mencapai ratusan, menelpon yang tak henti-henti, membujuk satpam rumah Sila agar membukakan gerbang, tapi semuanya nihil, satpam itu sengaja menutup telinga enggan mendengar ucapan Herza.

Bahkan Herza sampai nekat ingin manjat gerbang yang tinggi itu, tapi tidak jadi setelah di pikir bagaimana nanti ia turun ke bawahnya. Segitunya herza demi untuk bertemu Sila. Cinta gelap itu membutakan manusia.

Dari jendela yang berada di lantai dua, Sila mengamati Herza diam-diam dari balik gorden, rasa malu itu masih ada, dan rasa kecewa tentunya. Sejujurnya ada sedikit rasa keinginan Sila untuk menemui Herza saat itu juga, terlihat lelaki itu sangat kacau dan kasihan.

"Biarin aja dia ngemis kaya gitu, gue seneng liat dia kaya rendahan gitu," ucap lelaki yang baru datang.

"Manusia songong kaya dia pantes di bikin gitu, buat dia tambah bergantung sama Lo, Sil. Jangan lepasin Herza sampai dia sepenuhnya jatuh ke Lo." Lanjutnya.

"Kalau ternyata gue yang terjebak gimana?"

"Lo jatuh cinta sama Herza?"

Sila mengangkat bahu nya acuh, ia pun belum mengetahuinya, tapi sepertinya tidak?

"Kan kalau, bukan beneran," balas Sila lalu beranjak keluar kamar.

Lalu di ikuti lelaki itu.

••

TITIK AKHIR. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang