Lanjutttttt yukkkk, semoga suka:*
••
"Za, jam 4 berangkat. ke rumah gue kumpul di sini." Ujar Reki di sebrang Telpon.
"Iya gue siap-siap dulu."
"Cepetan woy, Bayu udah di rumah gue nih, jangan lama."
"Iya anjir. Banyak omong banget kaya cewek."
Herza memutuskan Telpon nya sepihak. Kalau ia terus meladeni Reki, bisa-bisa ia tidak siap-siap.
••
"Chaa..." Panggil Herza, Tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar Leycha.
"Oh iya Echa kan ikut bunda ke kantor." Ujar Herza baru menyadari, pantesan saja tidak ada kehebohan dari kamar gadis kecil itu.
"Ke kantor dulu deh kalo gitu," Herza menutup pintu kamar Leycha kembali, lalu bergegas ke bawah.
Herza menutup pintu dan menguncinya, tadi juga ia sudah menutup semua jendela yang ada di rumah nya. Wanti-wanti takut ada maling nganggur.
Setelah mengunci pintu, Herza langsung menaiki motornya, lalu pergi dari halaman rumah menuju tempat tujuannya saat ini, yaitu kantor milik papah nya.
Herza mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, karena ini sudah menunjukan pukul 15.03, Jam berangkat mereka ke Bandung 16.00.
Sampai sudah di depan kantor milik tuan Alvin Wijaya, dengan langkah cepat Herza menuju ruang dimana ayah nya berada.
"Papah, Bunda mana?" Herza membuka pintu dengan buru-buru.
"Kamu dateng-dateng salam dulu kek, langsung nanya aja," semprot Alvin melihat kelakuan anak kedua nya.
"Assalamualaikum," ucap Herza mengulangi.
"Waalaikumsalam, Kamu kenapa sih bang kaya buru-buru gitu?" tanya Alvin.
"Herza mau ke Bandung pah, liburan sehari," jawab Herza seraya duduk di sofa, kaki nya pegal berdiri terus.
"Sendiri?"
"Sama Bayu, Reki."
Alvin mengambil sesuatu dari selorokan meja. "Nih, Bunda bilang handphone kamu hilang."
Herza melihat kotak handphone yang papah nya kasih. "Papah beliin? Padahal Herza bisa kali pah beli sendiri."
"Tadi Om Nano ke konter handphone, jadi papah sekalian nitip buat kamu."
"Abang? Tumben ke kantor, Bawa-bawa tas lagi. Mau minggat?" tanya Sania yang tiba-tiba muncul.
"Herza mau ke Bandung Bun, liburan sehari. Minggu sore pulang."
"Echa ikuttt!!!!" seru Leycha sambil berlari dan nemplok di kaki Herza. Persis kaya cicak.
"Apaan sih Cha. Ribet gue bawa-bawa bocil kaya Lo, mana Lo gak bisa diem lagi orang nya." Kata Herza menyudutkan Leycha.
Leycha memanyunkan bibirnya, "Echa bisa diem ko bang, ikut ya ya ya!" rengek Leycha.
"Duh Bun, gimana nih. Herza dah mau berangkat bentar lagi."
Sania melepaskan Leycha dari kaki Herza, tapi Leycha tidak mau lepas.
"Echa nanti liburan sama Bunda papah aja ya, kan nanti juga ada bang Rey, bisa dong kita liburan juga," bujuk Sania.
Leycha menggeleng, mata nya sudah berkaca-kaca. "Tapi Echa mau sama Abang Herza."
"Elah Cha, biasanya juga Lo sama Bang Rey tuh, napa tiba-tiba jadi lengket bener sama gue?" kata Herza, Namun tiba-tiba ia menjerit. Karena Leycha menggigit betis Herza, walau terlapisi celana, Kan tetap aja kerasa nyeri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK AKHIR.
Teen Fiction"Aku hamil, Za." "Itu bukan tanggung jawab gue lagi!" "Kamu bilang akan tanggung jawab, Za!!" "Gue gak bisa, Maaf." "Jangan jadi brengsek kaya gini, Herza!" "Gue bilang, Gue udah gak bisa jalanin bareng Lo!!" "Terus gimana sama anak ini?" "Bukan...