•26

410 8 0
                                        

Jangan lupa untuk vote teman-teman><

Happy reading!

••

Lima hari berlalu sejak perdebatan itu, keduanya sama-sama silent treatment, mau Herza ataupun Mey mereka tidak mengeluarkan kata untuk bertegur sapa.

Mey duduk di meja belajar, di kamarnya terdapat meja belajar untuk menampung semua buku-buku Herza. Ia membuka buku modul matematika, melihat lembar per lembar, Mey mengambil buku tulis yang kosong, ia tertarik untuk mengerjakan latihan soal pada buku itu. Walaupun ia tidak sekolah lagi, setidaknya Mey paham sedikit tentang pelajaran.

Oh iya, Mey ingat. Minggu depan Herza akan menghadap ujian. Tinggal hitung beberapa Minggu, lelaki itu akan lulus. Oke lupakan sejenak tentang Herza. Mey fokus menghitung untuk menemukan hasil yang pas untuk soal yang sedang ia kerjakan.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, lelaki dengan penampilan seperti biasa, acak-acakan tapi itu tidak jadi minus untuk ketampanan lelaki itu.

Herza membuka jaket kulit yang menempel pada tubuhnya, menaruh dengan sembarang di atas kasur. Tanpa memperdulikan wanita yang sedang duduk di depan nya, Herza langsung pergi ke kamar mandi.

Mey sadar dengan kedatangan Herza memilih untuk tidak perduli, matanya tetap pada objek awal, tanpa menoleh sedikitpun.

Sepertinya mengerjakan 5 soal cukup membuat Mey kepusingan dan pegal, ia meregangkan tubuhnya, lalu berjalan menuju kasur, merebahkan tubuhnya kesamping menghadap tembok.

Derap langkah terdengar di telinga Mey, wanita itu belum sepenuhnya tertidur. Sepertinya Herza sudah selesai mandi, setelahnya terdengar suara pintu lemari yang terbuka.

Herza melihat tubuh wanita itu yang meringkuk, ego nya sangat tinggi untuk sekedar memperbaiki hubungan. Ia sangat ingin pergi jauh dan meninggalkan drama ini.

Langkahnya berjalan menuju meja makan, ternyata tidak ada apa-apa disana. Herza berdecak, sebenarnya kerja Mey itu apa seharian ini, sampai tidak ada masakan sedikit pun untuk di makan.

"Cewe gak berguna!" disis nya.

Karena lapar tak tertahan, Herza memesan gofood. 15 menit berlalu Herza sudah datang dari mengambil pesanannya di bawah. Ia menaruh beberapa makanan di piring lalu melahapnya hingga tandas.

Selesai makan, Herza duduk di sofa, menghidupkan tv supaya tidak terlalu sunyi, dan memainkan handphone.
Jadi tv yang menonton Herza bukan Herza yang menonton tv.

Satu chat masuk, notif yang selalu Herza tunggu.

Jari nya sangat lihay menari di atas layar, sesekali Herza tersenyum-senyum lebar karena topik di dalam chat itu.

Di ambang pintu kamar, Mey melihat Herza tampak bahagia sekali dengan handphone nya, lebih tepatnya bahagia dengan orang pengirim chat itu. Hatinya lumayan perih, Mey tersenyum getir. Jadi masa ia dengan Herza sudah habis ya? yang tersisa hanya ruangan kosong dan kenangan.

"Menunggu 7 bulan lagi, setelahnya kita sama-sama bebas, Za." Ucap Mey lirih seiringan dengan air mata yang menetes.

••

Matahari pagi muncul dengan terik, wanita berbadan dua itu tampak masih terjaga dalam mimpinya. Sedangkan Herza, lelaki itu tengah memakai baju seragam, bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Mata Mey terbuka, pandangan pertama kali yang ia lihat adalah lelaki yang sedang sibuk memakai sepatu. Ia baru ingat kalau hari ini adalah hari Sabtu saat ia membuka handphone untuk melihat jam. Mey kira hari Minggu. Dan tugas pagi nya terlewatkan, yaitu membuat sarapan.

TITIK AKHIR. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang