Ada sedikit perubahan kecil pada sinopsis awal, ya. Nama Max saya ganti Richard, juga latar belakangnya keluarganya.
***
Sepulang dari bekerja aku menerima pesan dari Martin. Dia mengucapkan selamat sekaligus memberitahu bahwa mulai minggu ini dipindahtugaskan ke Palembang. Hubungan kami memang membaik sejak perceraian meski aku tidak berniat untuk kembali padanya. Tapi bagiku memelihara teman lebih baik daripada musuh. Selama pacaran juga kami tidak pernah punya masalah. Aku hanya membalas singkat setiap pesan yang dikirimkannya.
Bekerja di daerah pergudangan ternyata tidak semenyeramkan yang kubayangkan. Selain karena mayoritas karyawan adalah laki-laki jadi harus jaga penampilan agar tidak tampil terbuka. Aku juga jadi terbiasa berolahraga. Gudang milik Pak Harry tidak hanya di sini, tetapi juga ada di blok sebelah. Hari ketiga kami ke sana, gedungnya sedikit lebih kecil dari pada di sini. Yang kedua khusus menyimpan bahan makanan beku impor katanya. Tapi tidak dijual secara eceran, melainkan langsung ke restoran, bakery dan hotel berbintang. Segala jenis kentang, sayuran, daging bahkan buah-buahan seperti strawberry dan blueberry.
Di sana juga ada sebuah ruangan yang digunakan untuk trial resep. Sesekali mengundang pelaku usaha dibidang kuliner untuk datang sekaligus mempromosikan segala jenis tepung dan juga produk lain. Baru kusadari bagaimana produk Pak Richard yang masih baru harus berkompetisi dengan produk lama yang sudah dikenal masyarakat. Tak tanggung-tanggung mereka bahkan mengirimkan seorang chef ternama. Di sinilah aku mulai paham bagaimana mereka harus berkejaran untuk bisa menjaring pembeli. Evaluasi produk dan apa yang menjadi keinginan konsumen.
Pukul 3-4 sore, saat sedang tidak ada pekerjaan, aku menyempatkan diri untuk berolahraga selama tiga puluh menit. Tentu saja pakai jaket dan celana training karena mayoritas di sini adalah laki-laki. Biasanya aku akan lari dua putaran di gudang pertama. Kegiatanku jelas mendapat cibiran dari karyawati, hanya saja aku tidak ambil pusing, karena waktu istirahat makan siang hanya kuambil setengah jam.
Pada akhir bulan pertama, aku diminta Pak Harry untuk menghadiri peluncuran produk Besta secara resmi di sebuah restoran besar. Saat tiba, hampir semua pelaku bisnis datang. Termasuk para pemilik toko grosir besar yang juga menjadi pelanggan tetap kami. Beberapa orang selebriti chef, pemilik grup memasak profesional juga bergabung. Pak Richard kulihat duduk berkelompok bersama petinggi NSA sambil memperhatikan para karyawannya bekerja dari jauh. Tampilannya tak juga jauh berbeda dengan karyawan lain, mengenakan kaos produk.
Aku kagum pada acara yang dengan dikemas sangat baik. Seperti biasa pulangnya masih mendapat goodie bag. Kali ini ada tambahan tas, payung dan kaos selain contoh produk tentunya. Aku datang bersama Pak Rommy, yang merupakan Sales manager di tempatku bekerja. Saat akan turun, tak sengaja kulihat Pak Richard masuk ke lift bersama seorang pria. Kami sempat saling melempar senyum. Dalam hati aku melengos, jangan-jangan fotokopi Martin.
"Gimana kesan kamu dengan acara tadi, Nde?" tanya Pak Rommy.
"Bagus pak, berapa ya, dana yang mereka gelontorkan untuk acara ini."
"Itu bukan masalah, intinya sih, berapa persen pasar yang akan mereka kuasai setelah acara ini."
Kami sama-sama tertawa, mengangguk setuju.
"Pak Richard tuh low profile banget, sama dengan Pak Edward papanya. Ibunya juga sederhana sekali."
Pak Rommy tentu lebih mengenal mereka karena sudah bekerja hampir limat tahun. Informasi tadi hanya singgah sejenak dikepalaku. Sesampai di Kantor aku langsung ke kamar mandi yang terletak sedikit di belakang. Dari sanalah kudengar beberapa orang bercerita.
"Makanya Bang Amran, kalau mau jadi kepercayaan bos, harus S2."
Terdengar suara tawa. Kupastikan itu suara Retno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION (Bukan) CINTA SEMPURNA/ OPEN PO/Dihapus Sebagian
RomanceBagi Dandelion, hidupnya tak pernah jauh dari filosofi namanya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Beradaptasi lalu pindah lagi. Hingga suatu saat, ia memiliki harapan baru. Bahwa perjalanannya akan berhenti disisi pria bernama Martin. Dande...