28

7.4K 2K 417
                                    


"Kamu keberatan nggak kalau kita tidak tinggal di salah satu rumah yang kutempati sekarang?"

"Enggak, kita sebenarnya bisa tinggal di rumah papa. Tapi jelas standar kamu bukan itu, ko."

"Aku membeli satu apartemen di Savyavasa atas nama kamu. Tidak terlalu besar hanya empat kamar tidur. Nanti surat-suratnya akan sekalian kamu tandatangani di hotel. Pengacaraku sudah membawa dokumennya."

"Koko nggak perlu serepot itu. Lagian aku nggak minta apa-apa kan?"

"Kita tidak tahu bagaimana kehidupan nanti. Aku ingin hidupmu terjamin."

"Kok aku merasa kalau koko pesimis?"

"Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi."

"Apakah akan ada perjanjian pra nikah?"

"Apakah menurut kamu itu perlu?"

"Untuk melindungi harta koko. Aku nggak punya apa-apa. Cuma nggak mau kalau orang lain berpikiran buruk tentangku."

"Buatku semua yang kumiliki adalah milik kamu juga. Jangan pikirkan orang lain."

"Harta koko dari warisan keluarga kan, banyak. Aku nggak mau jadi masalah dibelakang hari. Aku nggak niat ngambil apa-apa malah dituduh. Tidak masalah kalau harus menandatangani sekarang. Minta saja pengacara koko menyiapkan sekarang. aku akan tanda tangan."

Dia memeluk bahuku. "Kita tunggu sampai keluargaku tahu. Mungkin mereka akan menyiapkan. Aku hanya ingin fokus pada acara besok, kita sudah menunggu lama."

"Itu namanya bukan perjanjian pra nikah lagi. Buat saja sekarang, jangan ditunda. Aku sudah hidup cukup dengan penghasilan sendiri."

Dia hanya meremas jemariku. Sesampai di hotel aku mandi. Sebuah pesan memasuki ponselku, diminta ke kamar Richard karena seorang pengacara sudah menunggu. Kembali kutandatangani beberapa dokumen termasuk kepemilikan apartemen dan dua buah mobil mewah. Ada juga beberapa bidang tanah di daerah Bogor. Richard menepati janjinya meski aku tidak meminta. Pak Harry yang melihat tertawa kecil.

"Kalau saya jadi kamu Nde, saya akan minta dibelikan pulau pribadi berikut resort-nya sekalian plus pesawat pribadi. Masak sih menikah dengan Richard cuma dapat apartemen, tanah dan mobil saja." Candanya.

"Kamu diam atau saya terbangkan kamu ke Jakarta sekarang juga." Ancam Richard pura-pura serius. Kami semua hanya tertawa.

Aku memang tidak berpikir tentang harta. Entahlah mungkin karena bukan berasal dari kalangan mereka. aku memang tahu bagaimana kehidupan kaum old money. Tapi tidak pernah bersentuhan langsung. Richard dan Pak Harry juga biasa saja tidak pernah tampil berlebihan. Tahu bahwa suamiku nanti adalah orang kaya, tapi sekaya apa tidak bisa kubayangkan. Entahlah mungkin karena hidupku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan teman-temanku semua juga bukan yang mengagungkan kekayaan. Kami biasa hidup dari penghasilan sendiri.

***

Pukul enam pagi seorang penata rias dari Surabaya mendatangi kamarku. Setelah berkenalan dia langsung melakukan tugasnya dengan cepat. Sebelum dimulai aku sudah mengingatkan, bahwa ingin menjadi diri sendiri. Riasan wajah dan rambutku juga sangat sederhana, tapi justru aku suka. Saat semua selesai cukup kaget karena hasilnya bagus sekali. Dia juga merias ibu. Dalam sekejap kami berdua sudah tampil cantik. Perempuan bernama Adelia itu akhirnya pamit menuju ruangan Richard. Saat itulah ibu mendekat sambil membawa sekotak perhiasan.

"Ini dari papamu dan ibu. Mungkin harganya tidak mahal. Tapi inilah tanda cinta kami dan rasa bahagia melepaskan kamu untuk menjadi istri Richard. Jadilah istri yang baik, temani suamimu dalam melewati lika liku kehidupan pernikahan. Yakinlah bahwa yang kamu lakukan saat ini adalah terbaik. Lupakan segala sesuatu yang membuat kamu nanti tidak merasa bahagia. Doa ibu dan papa menyertaimu."

DANDELION (Bukan) CINTA SEMPURNA/ OPEN PO/Dihapus SebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang