Seluruh penghuni rumah dovani keluar, menyambut kedatangan sang tuan. Mereka juga sudah menyiapkans egala hal yang di perlukan. Saat burung pengantar pesan datang memberi kabar jika dovani akan pulang bersama joana dan alin.
Ketika keluar dari kereta, dovani keluar lebih dulu. Dia membantu joana turun. Banyak apsang mata yang menyaksikan mereka. Terutama si mungil alin yang nyaman di gendongan dovani. Dari segi manapun mereka sangat tahu itu anak dovani. Mengingat wajahnya sangat mirip sama seperti dovani kecil.
Leno meminta pelayan membawa barang-barang milik joana di bantu oleh sora juga. Sebenarnya joana masih sangat gugup dengan ke adaan ini. Namun dovani menggenggam tanganya seolah mengatakan jika mereka akan baik-baik saja.
"Kamarmu emm... Itu ada di sebelah kamar ku. Dan kamar alin ada di depan kamar mu " kata dovani, sebenarnya dovani lebih berharap mereka tidur bersama tapi mana mungkin joana mau.
Kenapa rasanya sedih sekali fikir dovani, namun tak ada gunanya bersedih toh langkah awalnya sudah bagus. Alin dan joana sudah amu berada di sini. Lalu apa lagi yang harus dia fikirkan.
"Joana! " dovani lupa dia ingin mengajak joana makan siang bersama. Namun saat masuk ke kamar joana, rahang dovani nyarus saja tak bisa di tutup. Di depannya joana yang mengenakan gaun dengan dan punggung mulus putih bahkan tidak ada cacat.
"Ah! Joana maaf kan aku! " dovani langsung menbalik badan, wajah joana sudah blushing karena melihat dovani. Dia yang juga malu karena terlihat seperti telanjang padahal masih pakai baju.
"Maaf dovani"
"Ti tidak harusnya aku yang minta maaf, jika sudah selesai ayo turun waktunya makan siang. Alin biar aku yang menggendongnya. " dovani keluar dari kamar, dia menormalkan detak jantungnya.
Seperti keluarga bahagia, alin makan dengan lahap bubur buatan kepala koki. Joana makan dengan seperti biasa, namun dovani sibuk memperhatikan dua orang yang dia cintai.
"Jadi kau ingin mengdakan pesta? " tanya joana
"Emm.. Hanya rekan kerja dan juga beberapa kenalan yang aku undang " joana mengiyakan saja, semua dia serahkan pada dovani. Semoga dia bisa mengikuti acara dengan baik dan tidak mengecewakan dovani.
Acara makan siang usai dengan alin pergi jalan-jalan bersama sora dan juga beberapa pengawal yang menjaga. Mana mungkin dovani membiarkan alin hanya sendirian di jaga oleh sora. Meski ini adalah lingkungan nya. Tetap dovani harus menjaga anak nya.
" mau minum teh? " tawar dovani
"Kau bebas tugas? Tumben tidak pergi ke istana" kata joana memakan cookies yang di bawakan pelayan.
"Masalah sudah di atasi, lagian masalah lain sudah di urus lucas. Akhir-akhir ini juga edgar yang mengambil alih bersama pangeran" ujar dovani
Sepi tak ada suara selain hembusan angin. Dovani diam menatap joana, sedangkan yang di tatap hanya bisa gugup. Sejujurnya joana masih belum bisa menormalkan detak jantungnya saat bersama dovani.
Dia masih gugup sendiri, belum lagi tujuan dovani mengajak nya kemari. Joana sampai berfikir jika nantinya dovani akan menikahinya. Membayangkan dirinya ada di depan pendeta lalu nengucapkan janji suci. Sektika wajah joana memerah.
"Eh? " wajah joana makin memerah kala dovani menyentuh pipinya.
"Kau demam? Wajah mu merah sekali" joana langsung mundur karena saking malunya. Bagaimana dovani mengatakan wajahnya sangat merah, joana yang malu langsung menutup wajahnya dengan tanganyam dovani kebingungan kenapa apakah joana memang demam fikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Make Duke Falling In Love ( END )
Romanceterbangun dengan tubuh yang berbeda membuat luna harus menahan nasib buruk dimana dia adalah istri seorang DUKE. yang di kenal kasar dan juga tidak memiliki simpati sama sekali. bahkan untuk sang anak sendiri Cover book : dari manhwa ( who made m...