Falling : Bereave

2.7K 290 17
                                    

Dengan langkah terburu-buru, Myungho berlari dari halte bus menuju sebuah rumah mewah yang letaknya cukup jauh dari sana. Dia terlambat, ini adalah hari pertamanya bekerja tapi dia sudah terlambat.

"Kalau memang tidak niat bekerja, lebih baik tidak usah bekerja."

Hhgg~ baru saja Myungho menapaki teras rumah Jun dan Seungkwan, suara pria itu langsung terdengar menusuk.

Myungho langsung menengok ke samping, tempat Jun berada. Pria itu sepertinya sedang menikmati pagi di halaman samping rumahnya. Dengan raut wajah menyesal, Myungho berjalan menghampiri Jun. Dia menunduk mengakui kesalahannya.

"Maafkan saya tuan Moon, saya terlambat-"

"Aku tahu." sahut Jun dingin.

Myungho terlihat gugup dengan sikap Jun, dia juga bingung harus melakukan apalagi sekarang, apa dia harus memberitahu alasan keterlambatannya?

"T-tuan-"

"Tunggu apa lagi?! Cepat ambilkan obatku." ucap Jun dingin.

Myungho kembali gelagapan, dia membungkuk dan segera masuk ke dalam untuk mengambil obat-obatan Jun. Beruntung Seungkwan sempat memberitahu letak obatnya.

Myungho kembali ke halaman samping dengan nampan berisi air mineral dan obat Jun. Dia kemudian menyimpan itu dimeja yang ada disana dan segera menyerahkan beberapa butir obat pada pria itu beserta dengan segelas airnya.

"Kau itu sebenarnya niat bekerja atau tidak? Hari pertama sudah terlambat, sungguh tidak disiplin." omel Jun setelah butiran obat itu masuk ke tenggorokannya.

Myungho kembali menunduk. "M-maafkan saya tuan, tadi ada beberapa hal yang perlu saya urus."

"Penting? Apa sebegitu pentingnya sampai kau lalai dengan tugasmu?" tanya Jun, pria itu begitu mengintimidasi.

"I-itu s-saya-"

"Kau lebih mementingkan hal lain daripada tanggungjawabmu? I see." Jun mendengus.

"Y-yaa b-bagi saya itu cukup penting." jawab Myungho semakin gugup.

"Aku tak mau tahu urusan apa itu dan tak peduli sepenting apa. Kalau kau mau bekerja disini, kau harus disiplin! Meskipun Seungkwan adalah sahabatmu, tapi kau harus profesional!" ujar Jun.

"B-baik tuan, maafkan saya." ucap Myungho masih menunduk.

"Hemm." balas Jun seraya menggerakan kursi rodanya menjauhi Myungho.

"Dan satu lagi, aku tak suka dipanggil tuan." sambung pria itu.

Gadis itu bisa menghela nafasnya lega, dia sungguh gugup dan takut saat berhadapan dengan Jun tadi. Rasanya dia seperti berhadapan dengan dosen killer saat dia terlambat masuk kelas.

"Sabar Myungho, ini baru hari pertama. Besok kau tak boleh terlambat lagi." gumam Myungho mengelus dadanya.

Aura Jun sangat dingin dan terlihat menakutkan, sehingga Myungho tentu saja merasa takut bahkan hanya dengan berhadapan seperti ini.

Hari pertama Myungho rasanya begitu berat, meskipun Seungkwan sudah pernah menjelaskan sifat Jun, tapi ketika berhadapan langsung Myungho rasa tak sanggup.

Jun adalah tipe orang yang dingin dan pemarah, kata-katanya sangat tajam. Tak ada toleransi dalam dirinya, amarahnya mudah meledak bahkan ketika Myungho hanya tak sengaja menaruh piringnya dengan kencang.

Jika saja dia sedang tidak membutuhkan uang, mungkin dia tak akan melanjutkan pekerjaannya, hanya cukup satu hari dia menghadapi seorang Moon Junhui.

Prangg!!

Falling For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang