Falling : Quarrel

2.1K 215 8
                                    

Semenjak hari dimana Seungcheol menolak Jeonghan, sejak hari itu pula sikap Seungcheol mulai berubah. Entah apa penyebabnya tapi sikapnya jadi dingin dan kadang sinis pada Jeonghan. Meskipun tetap setiap malam Seungcheol tak melepas pelukannya pada sang istri kala tidur.

Sikap baru Seungcheol itu dia tunjukkan saat siang hari, bahkan dia sangat jarang membalas pesan Jeonghan. Itu tentu saja membuat Jeonghan kebingungan dengan perubahan sikap suaminya. Jeonghan tak merasa dia melakukan kesalahan. Perihal malam itu juga kan seharusnya yang marah adalah Jeonghan, sebab Seungcheol yang menolaknya.

Jeonghan sudah mencoba untuk berbicara empat mata, menanyakan apa yang salah dalam diri Jeonghan sehingga Seungcheol berubah. Namun pria itu justru bersikap kekanakan, tak mau menatap Jeonghan bahkan tak mau menjawab setiap ucapan Jeonghan.

Dia lebih seperti anak kecil yang merajuk, tapi bedanya dia tak bisa dibujuk oleh apapun. Jeonghan kebingungan, dia juga bingung harus cerita pada siapa. Pada Siwon? Tidak mungkin dia menceritakan itu pada Siwon, yang ada malah Seungcheol dimarahi dan hubungan mereka bisa saja semakin merenggang.

Jeonghan tak memiliki sahabat dekat tempatnya bercerita, kecuali Jisoo dan Mingyu. Hanya mereka berdua yang menjadi tempat Jeonghan bercerita selama ini. Namun mereka sedang ada masalah juga sekarang, jadi tak mungkin Jeonghan menceritakan masalahnya kepada mereka.

Berbicara mengenai Jisoo, dia sungguh tak percaya dengan apa yang terjadi pada sahabatnya. Dia sungguh terkejut saat Jisoo datang padanya menyerahkan sebuah testpack positif, dan meminta Jeonghan untuk memeriksanya. Jisoo hamil, dan Jeonghan kira itu adalah hasil perbuatannya bersama Mingyu. Tapi Jeonghan lagi-lagi harus dibuat terkejut saat Jisoo menyangkalnya dan mengatakan siapa ayah dari anak yang dia kandung.

"Yoon Jeonghan."

Jeonghan tersenyum senang saat mendengar sang suami memanggilnya. Meskipun terasa asing sebab biasanya Seungcheol akan memanggilnya 'Yang' atau 'Sayang', selama ini Seungcheol tidak memanggil nama Jeonghan secara langsung.

"Iya Kak?" jawabnya seraya berbalik, tak lupa juga dengan senyuman dibibirnya.

"Apa itu?" tanya Jeonghan begitu Seungcheol meletakkan sebuah map dimeja makan.

"Surat cerai." jawab pria itu dingin.

Jeonghan tersentak. "S-surat cerai? Kenapa?"

Seungcheol tak menjawab, dia justru langsung melengos pergi menuju pintu keluar. Jeonghan tak tinggal diam, dia membawa map itu dan mengejar Seungcheol.

Ceklek
Brug

Jeonghan langsung menutup pintu kembali saat Seungcheol membukanya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Jeonghan seraya mengacungkan map itu.

"Kau sudah cukup dewasa untuk mengerti." jawab pria itu.

"Tapi kenapa?"

"Seharusnya kau tanyakan itu pada dirimu sendiri." sahut Seungcheol seraya membuka pintu tapi Jeonghan dengan cepat menutupnya lagi.

Dia memandang Seungcheol tak percaya. Harus sesabar apalagi Jeonghan menghadapi Seungcheol. Apa kesabarannya selama ini harus berbuah perpisahan? Jeonghan begitu sabar menjadi istri dari sosok pria yang selalu bersikap seenaknya, manja, bahkan keras kepala. Dia bahkan sabar menghadapi Seungcheol yang ketergantungan terhadapnya, bahkan Jeonghan sebisa mungkin menjadi istri yang baik untuk Seungcheol.

Dia mengobarkan masa-masa nyaman kesendiriannya, demi menikahi pria yang jelas tidak dia cintai. Dia bahkan begitu keras untuk belajar menyesuaikan diri dengan posisi barunya, dia juga terus belajar untuk mencintai Seungcheol bahkan dia dengan pasrah mau menyerahkan diri pada suaminya. Tapi kenapa justru Seungcheol menghadiahinya dengan surat perceraian?

Falling For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang