Seokmin berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit. Setelah pekerjaannya di kantor pengadilan selesai, Seokmin langsung pergi ke rumah sakit sejak satu minggu yang lalu. Sejak hari dimana dia resmi menjadi suami Jisoo, dan sejak saat pertama pertengkaran mereka sebagai suami istri.
Malam itu Jisoo mengalami pendarahan saat mereka sedang bertengkar, dan Seokmin langsung melarikannya ke rumah sakit, hal itu tentu saja membuat keluarga panik dan khawatir apalagi Chan juga tak berhenti menangisi keadaannya bibi yang sudah resmi menjadi Ibu sambungnya itu.
Chan saat ini dititipkan pada Taeyong dan istrinya, sebab tak mungkin mereka membiarkan Chan menemani Jisoo di rumah sakit. Atau pun bersama Seokmin, sebab tentu saja dia harus menjaga Jisoo dan memenuhi kebutuhannya selama di rumah sakit.
Kandungan Jisoo dapat dikatakan lemah sehingga malam itu dia mengalami pendarahan hebat. Selain karena faktor kehamilan pertama dan masih pada trimester awal, tapi juga karena kondisi Jisoo yang sedang tidak baik-baik saja.
Dia sedang merasa tertekan dan banyak pikiran, itu berpengaruh pada kandungannya. Ditambah lagi Seokmin justru malah mengajaknya bertengkar malam itu, jadi kondisi Jisoo semakin tidak baik.
"Hallo sayang."
Seokmin menghentikan langkahnya begitu ada panggilan masuk, disana tertera nama Taeyong dan saat Seokmin mengangkatnya justru malah terdengar suara menggemaskan milik putranya, Chan.
'Daddy, bagaimana kondisi Mommy Sooya? Mommy kenapa bisa tinggal di rumah sakit Daddy?' tanya Chan diseberang sana.
Seokmin melipir bersandar pada tembok koridor.
"Mommy sedang sakit, jadi Mommy Sooya harus menginap dirumah sakit supaya cepat sembuh. Chan mau Mommy sembuhkan?"'Hem, Chan mau Mommy sembuh, supaya nanti Mommy bisa menemani Chan lagi. Kata Paman Tae, mulai sekarang Mommy akan tinggal bersama kita, benarkah Daddy?' tanya anak itu antusias.
Seokmin mengangguk meskipun dia tahu Chan tak bisa melihatnya. "Iya sayang, Mommy akan tinggal bersama kita. Mommy akan menemani Chan tidur juga bersama Daddy." jawab Seokmin.
'Yeayy! Chan akan tidur bertiga lagi, yeayy. Nanti Chan tidurnya ditengah ya, Dad?'
Seokmin terkekeh mendengar suara antusias Chan. "Iya sayang, nanti Chan tidurnya ditengah. Sekarang Daddy tutup teleponnya, ya? Chan jangan nakal disana, harus nurut sama Paman Taeyong dan Bibi Soora, ya."
'Siap Daddy. Tapi, kapan Mommy akan pulang?'
"Daddy akan segera membawa Mommy pulang, sayang. Nanti Daddy jemput Chan ya kalau Mommy sudah dibolehkan pulang oleh dokternya." ucap Seokmin.
Dia kembali mengulas senyuman bahkan hingga sambungan telepon terputus. Chan begitu senang menyambut Jisoo untuk segera pulang. Seokmin dan keluarga memang belum memberitahukan masalah pernikahan Jisoo dan Seokmin pada Chan, sebab mereka pun tahu bahwa Chan belum terlalu mengerti.
Seokmin kembali melangkah menuju ruangan dimana Jisoo dirawat.
"Eoh, Kak Seokmin."
Begitu dia akan membuka pintu, Jeonghan sudah lebih dulu membukanya. Sepertinya gadis itu baru melakukan pengecekan rutin pada Jisoo.
"Kau baru memeriksa Jisoo? Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Seokmin.
Jeonghan menutup pelan pintu ruang rawat Jisoo. Dia mengangguk.
"Kondisi Jisoo dan bayinya sudah cukup membaik, hanya saja masih memerlukan istirahat total sampai setidaknya minggu depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For U
FanfictionKecelakaan beruntun yang terjadi di Jembatan menuju Bandar Udara Internasional Incheon merupakan sebuah tragedi yang memilukan bagi para korban. Selain merasakan sebuah sakit dan trauma, mereka juga harus merasakan kehilangan keluarga/teman/kekasih...