Falling : Happiness

2.9K 237 37
                                    

Berbulan-bulan Jisoo mencoba dan akhirnya dia mulai bisa beradaptasi. Menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu. Dia menjadi Ibu Chan yang sesungguhnya, bukan lagi seorang Bibi yang mengasuh keponakannya. Meskipun statusnya adalah Ibu sambung.

Tapi Jisoo bersyukur Chan sangat dekat dengannya, dan dia siap untuk menceritakan tentang ini pada Chan saat dia sudah dewasa nanti. Dan Jisoo berharap Chan tidak membencinya karena merebut Seokmin dari Jihan, atau membenci Seokmin yang sudah menodai adik iparnya.

"Mommy, adik bayi sudah besar ya? Soalnya perut Mommy juga membesar." tanya Chan mengelus perut buncit Jisoo.

Kandungannya kini menginjak usia 8 bulan, dan bulan depan Jisoo akan segera melahirkan. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Seokmin mengungkapkan semuanya, meskipun Jisoo merasa tak enak dan merasa bersalah pada Jihan. Tapi mau dikata apa lagi, semua sudah terlanjur terjadi. Jihan sudah tenang disana.

Jisoo menerima Seokmin sebagai suaminya, meskipun Jisoo masih memupuk rasa cinta pada suaminya itu. Seokmin pun selalu menunjukkan sisi yang begitu manis, membuat Jisoo merasa nyaman dan tak ada kecanggungan lagi.

Mengenai Mingyu, dia turut bahagia saat Mingyu mengundang Jisoo dihari pernikahannya. Setidaknya Mingyu tidak larut dalam patah hatinya karena Jisoo. Meskipun Jisoo menyayangkan alasan pernikahan itu. Namun sayangnya, Jisoo tak bisa datang karena kondisi kandungannya saat itu. Sehingga yang datang hanyalah Seokmin bersama Chan dan Jihoon.

Menurut cerita Jihoon, selama di acara itu, Seokmin dan Mingyu perang dingin. Bahkan saat bersalaman pun, mereka layaknya musuh bebuyutan yang sedang melakukan genjatan senjata.

Jisoo terkekeh gemas melihat putranya yang terus mengelus perut buncitnya sambil sesekali mengajak berbicara calon adiknya itu.

"Iya sayang." Jisoo mengelus kepala Chan.
"Chan ingin adik perempuan atau laki-laki?" tanya Jisoo.

Saat ini, keluarga kecil itu sedang menghabiskan waktu bersama dikamar mereka. Jisoo duduk bersandar pada kepala ranjang dengan Chan yang setia mengelus perut buncitnya. Sedangkan Seokmin, pria itu tengah memijat kaki istrinya yang tampak membengkak akibat kehamilan.

Jisoo juga sekarang jadi semakin menggemaskan semenjak hamil. Gadis yang awalnya memiliki perawakan ideal, kini berat badannya naik, beberapa bagian tubuhnya juga membesar. Salah satunya adalah pipi yang semakin chubby. Juga kaki yang membengkak, membuat Jisoo terkadang tak sanggup untuk berjalan jauh.

Chan tampak berpikir. "Hemm, apa saja deh yang penting adik bayi lahir dengan sehat dan bisa main dengan Chan. Oh, dan Mommy juga sehat setelah melahirkan adik bayi."

Jawaban Chan membuat Jisoo dan Seokmin terenyuh, mereka tersenyum bangga dengan sifat dewasa yang sudah Chan tunjukkan sejak kecil.

"Sudah malam, Chan ayok bobo. Daddy antar ke kamar." ujar Seokmin.

Chan awalnya tidur bertiga bersama mereka, tapi semenjak perut Jisoo membesar dan posisi tidur Chan yang tak bisa diam, membuat mereka akhirnya memutuskan untuk Chan tidur sendiri. Takutnya Chan tak sengaja menendang perut Jisoo dalam tidurnya. Beruntung anak itu mau mengerti dan menurut.

"Ayoo, selamat malam Mommy, selamat malam adik bayi." ucap Chan seraya mencium pipi dan perut Jisoo.

"Selamat malam Kakak Chan." balas Jisoo mencium kening, hidung, dan kedua pipi anaknya.

Jisoo mencoba bergeser dan merapikan bantal untuk mulai merebahkan diri, tapi kondisi perutnya yang besar membuat Jisoo kesulitan. Beruntung Seokmin segera datang dan menyusun bantal lalu membantu Jisoo menemukan posisi nyamannya.

Falling For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang