Setelah obrolannya dengan Jeonghan tempo hari, Seokmin mulai berpikir bahwa seharusnya dia tak bersikap seperti itu pada Jisoo. Seokmin tak seharusnya mempertanyakan perihal itu pada Jisoo.
Dia tahu jawabannya, tapi justru dia bersikap seolah menyudutkan Jisoo. Dia tak menghiraukan kondisi Jisoo yang sedang mengandung anaknya, bahkan kandungan itu dalam kondisi yang lemah.
Seokmin meraba perut rata Jisoo saat gadis itu sedang terlelap diranjang pesakitannya. Jisoo tidur dengan nyenyak, ditangannya terpasang selang infus. Kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi Jisoo belum diperbolehkan untuk pulang.
Jisoo meleguh saat dia terbangun dari tidurnya.
"Apa kau merasakan sakit? Butuh sesuatu? Aku akan memanggilkan dokter." tanya Seokmin langsung.
Jisoo menggeleng dan menahan tangan Seokmin yang hendak memencet tombol disamping ranjangnya.
"Aku ingin minum, Kak." ucap Jisoo seraya mencoba bangun menyandarkan tubuhnya.
Seokmin membantu Jisoo untuk bersandar, setelah itu dia menyerahkan segelas air pada Jisoo.
"Kenapa bangun? Kau baru tidur sebentar." tanya Seokmin.Jisoo hanya menggeleng sambil terus mengelus perutnya.
"Kak, aku ingin mengatakan ini sebelumnya, tapi saat itu kakak terlanjur marah padaku." ucap Jisoo tiba-tiba."Kak Seokmin, sekarang aku adalah istrimu dan aku sedang mengandung anakmu. Meskipun awalnya sulit, tapi aku akan mencoba secara perlahan untuk menerimamu, Kak. Sebagai suamiku, juga sebagai Ayah dari anak yang sedang aku kandung." ucap Jisoo yang terdengar begitu lembut dipendengaran Seokmin.
"Perihal Mingyu dan lainnya, tolong jangan ungkit itu lagi. Itu adalah masa lalu, tolong jangan ingatkan itu lagi padaku. Semuanya sudah terjadi, dan aku akan berusaha ikhlas untuk menerimanya." sambung Jisoo.
Dia sudah lelah menangis, dia ingin menjalani kehidupannya dengan normal. Dengan cara menerima semuanya dengan ikhlas. Jisoo sudah menerima anak itu dengan baik, dia bahkan sangat menyayangi janin dalam perutnya.
"Jisoo, bolehkah aku jujur padamu?" tanya Seokmin.
Jisoo mengangguk. "Kita sudah berumah tangga sekarang, kita sepasang suami istri. Kita harus saling jujur dan mempercayai satu sama lain, Kak."
"Jisoo, aku mencintaimu. Bahkan sebelum aku bersama Jihan."
~♥~
# The Past
Saat usianya 23 tahun, Seokmin mulai menjadi pembicara dalam seminar bertemakan hukum. Dia sering diundang untuk menjadi pemateri, pemberi kata sambutan, ataupun jadi moderator.
Saat itu, Seokmin menerima undangan untuk menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan oleh salah satu SHS di kotanya. Seokmin datang dan mengisi acara itu.
Namun, dia terpaku pada seorang panitia cantik yang memberikan briefing sebelum acara di mulai. Gadis itu adalah Jisoo, dia saat itu bertugas sebagai kepala divisi acara.
Seokmin langsung terpesona oleh Jisoo yang begitu cakap dan murah senyum, suaranya lembut tapi masih memiliki ketegasan disana. Seokmin jatuh cinta pada anak SHS yang masih berusia 17 tahun.
Setelah itu, dia baru mengetahui bahwa Jisoo adalah adik dari teman kuliahnya, Jihan. Seokmin memendam perasaan pada Jisoo, tanpa dia sadari Jihan juga menyimpan rasa padanya.
Hari dimana kelulusan Jisoo dari SHS, Seokmin hendak datang dan mulai mendekatinya. Seokmin memberikan buket bunga dan ucapan selamat untuk Jisoo. Mereka mulai dekat, tapi kedekatan itu karena Seokmin adalah temannya Jihan. Dia memang mulai dekat dengan Jisoo sejak itu, tapi kedekatannya membuat Jihan cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For U
FanficKecelakaan beruntun yang terjadi di Jembatan menuju Bandar Udara Internasional Incheon merupakan sebuah tragedi yang memilukan bagi para korban. Selain merasakan sebuah sakit dan trauma, mereka juga harus merasakan kehilangan keluarga/teman/kekasih...