Falling : Dissapointed

2.1K 220 15
                                    

Semenjak Siwon mengutarakan keinginannya untuk memiliki cucu, apalagi dengan kondisi kesehatannya yang kian memburuk, membuat Jeonghan terus kepikiran.

Dia pikir bahwa dia begitu egois, membiarkan orang-orang disekitarnya menunggu dan berharap. Sedangkan Jeonghan tak kunjung menyerahkan diri seutuhnya pada Seungcheol. Membuat akhir-akhir ini gadis itu sering terlihat melamun.

"Kau melamun?" Jeonghan terhenyak mendengar suara Seungcheol.

Dia menengok dan melihat suaminya baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya.

"Tidak." jawab Jeonghan seraya menghampiri sang suami, membantunya berpakaian. Meski saat Seungcheol memakai celananya Jeonghan balik badan.

"Tapi aku melihat kau seperti sedang melamun." ucap Seungcheol memperhatikan wajah sang istri yang sedang memakaikan kemeja ditubuhnya.

"Aku tidak melamun, Kak. Hanya.. H-hanya saja aku sedang merindukan Ibu dan Ayah." jawab Jeonghan merapikan kerah kemeja Seungcheol.

Jeonghan beralih mengambil dasi sementara Seungcheol memasukan bawahan kemejanya kedalam celana bahannya.

"Kau mau ke Columbarium weekend nanti?" tawar Seungcheol.

"Memangnya Kakak tak ada kerja?" tanya Jeonghan.

"Sepertinya weekend ini aku tak ada jadwal apapun." jawabnya.

Jeonghan mengangguk. "Boleh." dia juga sebenarnya rindu dengan kedua orangtuanya dan ingin menceritakan apa yang sedang menjadi beban pikirannya sekarang.

Setelah merapikan pakaian dan penampilan Seungcheol, Jeonghan meraih tasnya dan Seungcheol lalu keluar kamar menuju meja makan.

Sarapan sudah siap di meja makan, Jeonghan menyiapkannya saat Seungcheol sedang mandi tadi. Dia benar-benar menjadi sosok istri yang tanggap.

"Jangan terlalu memikirkannya." ujar Seungcheol tiba-tiba setelah mereka hanya hening dan fokus pada makanan didepannya.

Jeonghan mengernyit, memikirkan apa? Seperti itulah tatapan yang Jeonghan berikan pada sang suami.

Tangan besar pria itu menangkup tangan sang istri lalu mengelusnya. "Jangan terlalu memikirkan ucapan Papa soal anak. Aku tak akan memaksamu, sayang. Aku akan menunggumu sampai kau siap."

"Tapi, apa Kak Seungcheol tidak menginginkan seorang anak?" tanya gadis itu.

Seungcheol menjawab sambil mengangguk. "Aku ingin, tapi aku tak mau memaksamu."

"T-tapi sebagai seorang suami kau pasti memiliki keinginan untuk menyentuh istrimu."

"Aku kan menyentuhmu kalau kau siap." jawab pria itu santai.

Suasana meja makan kembali hening, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Seungcheol tengah menikmati masakan sang istri dengan lahap, sedangkan Jeonghan dia sedang memikirkan sesuatu.

"Kak, bagaimana kalau aku mengatakan bahwa sekarang aku sudah siap." ujarnya tiba-tiba saat Seungcheol hendak beranjak.

"Maksudmu?"

"A-aku-" Jeonghan terlihat gelagapan.
"A-aku siap untuk memberikan hak mu, Kak."

Seungcheol tak segera menjawab, dia hanya diam. Melangkah mendekati sang istri yang masih duduk ditempatnya. Pria itu jongkok disamping Jeonghan sambil memeluk pinggang gadis itu erat.

"Kau belum siap, sayang." Seungcheol menengadah menatap Jeonghan.
"Sorot matamu masih penuh dengan keraguan."

"Tapi Kak, sebagai seorang istri aku-"

Falling For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang