Tanggal merah bulan ini Seokmin memanfaatkan hari liburnya untuk menghabiskan waktu bersama Chan. Pagi-pagi sekali dia sudah bangun dan menyiapkan sarapan pagi untuk putra kesayangannya itu.
"Pagi sayangnya Daddy." sapa Seokmin ketika melihat sang putra berjalan ke arahnya dengan wajah mengantuk.
Chan memang anak yang mandiri, begitu bangun tidur dia akan langsung pergi ke meja makan tanpa perlu disuruh atau dibangunkan terlebih dahulu.
"Pagi Daddy." sapa balik Chan kembali menjatuhkan kepalanya di meja makan setelah duduk disalah satu kursinya.
"Sudah cuci muka dan sikat gigi?" tanya Seokmin seraya membawakan sepiring omelet yang menyelimuti nasi goreng buatannya.
Chan menggeleng, tanpa perlu disuruh anak itu lantas beranjak menuju kamar mandi. Seokmin tersenyum bangga melihat kemandirian putranya itu. Dia senang karena Chan bukanlah anak yang manja dan banyak menuntut, dia adalah anak yang mandiri dan pengertian. Meskipun kadang Seokmin tersirat rasa bersalah terhadap putranya itu.
"Sudah." ucap Chan ceria dengan wajah yang lebih segar. Dia lantas mulai menyantap sarapan buatan Seokmin dengan semangat.
"Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Seokmin sambil mengusap kepala Chan.
"Enak, masakan Daddy memang selalu enak." jawab Chan ceria membuat Seokmin terkekeh gemas.
"Setelah ini Chan bersiap ya, ingatkan hari ini Daddy janji membawa Chan jalan-jalan." ucap Seokmin disambut gembira oleh Chan.
"Yeayy, jalan-jalan dengan Daddy. Chan akan bersiap setelah makanan Chan habis." ucap bocah 3,5 tahun itu.
Seokmin kembali tersenyum senang dan mengusap kepala putra semata wayangnya itu.
Sarapan Chan sudah habis, dan anak itu sudah pergi ke kamarnya untuk bersiap. Chan sudah bisa mandi sendiri, meskipun pakaiannya masih harus disiapkan oleh Seokmin. Tapi dia sangat mandiri dan sudah bisa mengenakan pakaiannya sendiri, ya walaupun kadang masih ada yang terbalik.
Setelah membantu Chan mengenakan pakaian dan menyisir rambutnya, Seokmin segera turun ke bawah untuk memanaskan mobil, membiarkan Chan memilih barang apa saja yang ingin dia bawa. Walaupun yang dia bawa pasti tak jauh dari bola atau robot-robotan.
"Lho kak, pagi-pagi begini mau kemana?"
Seokmin menengok saat mendengar suara lembut Jisoo menyapa indera pendengarannya. Hah, melihat Jisoo membuat hatinya sedikit berdenyut karena kejadian minggu lalu. Saat dia berniat meminangnya, tapi justru kenyataan membatalkan niatnya.
"Eoh ini, mumpung tanggal merah aku ingin mengajak Chan jalan-jalan." jawabnya seraya menutup pintu mobil dan berdiri menghadap Jisoo.
Jisoo ber-oh ria, dia lalu menyerahkan sebuah rantang makanan yang dia tenteng sedari tadi. "Oh iya kak, ini kemarin Mama membuat kue beras kesukaan Chan, masih hangat."
Seokmin menerima rantang makanan itu. "Terima kasih, Chan pasti senang, aku akan membawanya sekarang untuk bekal."
"Mommy." panggil Chan yang baru keluar rumah, dia berlari heboh lalu memeluk Jisoo.
"Hallo sayangnya Mommy. Mau jalan-jalan ya dengan Daddy, hem." Jisoo mengusak gemas rambut Chan. Dia senang melihat keponakannya begitu sangat antusias.
Chan mengangguk semangat. "Iya, Chan akan jalan-jalan dengan Daddy. Mommy mau ikut?"
"E-eh tidak usah, Chan bersama Daddy saja ya." tolak Jisoo halus membuat wajah Chan berubah sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For U
FanfictionKecelakaan beruntun yang terjadi di Jembatan menuju Bandar Udara Internasional Incheon merupakan sebuah tragedi yang memilukan bagi para korban. Selain merasakan sebuah sakit dan trauma, mereka juga harus merasakan kehilangan keluarga/teman/kekasih...