6

539 88 18
                                    

Mansion keluarga wiryanata

Di dalam sebuah mansion yang mewah, tampak seorang pria yang berumur lima puluh tahun lebih sedang berbicara dengan putrinya."Dad tidak tahu bagaimana caranya sayang?" Tutur siwon pada putri kesayangannya.

"mina tidak mau tahu, Dad harus cari cara agar dahyun mau menikah denganku." mina berkata dengan suara yang tegas dan terdengar manja.

Siwon menghela napasnya dengan berat. Putri kesayangannya itu jika sudah meminta sesuatu, pasti harus dan wajib dilakukan olehnya. "Dad tidak bisa memaksa dahyun untuk menikah denganmu, kau harus ingat siapa itu dahyun. Dia pria yang tidak bisa diancam oleh siapa pun dan yang paling penting dari semua itu. Dia adalah anak sahabat dekat Dad." siwon mengusap rambut putrinya dengan lembut.

"mina mohon Dad, mina sangat mencintai dahyun. lebih baik mina mati kalau dahyun tidak bisa menjadi milikku!" ancam mina dengan wajah yang serius.

"mina ... !" bentak siwon menatap tajam pada putrinya. "Dad tidak mau kau berbicara seperti itu."

"Kalau Dad tidak ingin melihat mina mati, Dad harus cari cara agar dahyun mau menikah denganku." mina bangkit dari atas sofa lalu berjalan keluar mansion.

"mina ...mina ... !" panggil siwon Namun panggilan darinya tidak digubris sama sekali oleh putrinya.

Siwon menyadarkan tubuhnya di atas sofa sambil memijat keningnya yang terasa pusing. Pandangan matanya tertuju pada bingkai foto yang terpajang di dinding.

Foto keluarga kecilnya yang dulu begitu bahagia sebelum kecelakaan tragis yang merenggut istri dan putri pertama mereka. Lima belas tahun sudah kejadian itu berlalu, tapi sampai detik ini siwon belum menemukan mayat putri pertama mereka.

"fani... " gumam siwon dalam hati dan tidak terasa air mata menetes di pipinya.

"Aku tidak mau kehilangan putriku yang lain, aku harus segera mencari cara agar dahyun mau menikah dengan mina." Dengan segera siwon mengambil ponselnya dan menyuruh sesuatu pada anak buahnya.

Intel group.

Sana yang merasa sangat bosan berada di ruangan kerja dahyun berniat meminta ijin keluar sebentar. Dia merasa perlu udara segar karena hampir seharian ini dirinya berada di ruang kerja dahyun dan hanya duduk diam. Pekerjaan satu-satunya yang dilakukan olehnya hari ini hanyalah membuat kopi. Dan setelah itu, hingga detik ini dirinya hanya menghabiskan waktu dengan duduk di atas sofa.

"Tuan boleh aku keluar sebentar?" sana bertanya dengan sangat hati-hati.

"Kau mau kemana?"

"Aku ingin melihat-lihat setiap ruangan yang ada di kantor anda."

Dahyun terdiam lalu menganggukkan kepalanya. "Lima belas menit, setelah itu cepat kembali keruangan ini!"

"Baik tuan." sana yang sangat senang diijinkan pergi oleh dahyun dengan langkah cepat meninggalkan ruang kerja tuannya.

"juno, kau awasi sana dari kamera CCTV. Aku tidak ingin dia tersesat di kantorku." Perintah dahyun

"Baik Tuan." Dengan cepat Juno mengalihkan pandangan matanya menatap ke layar monitor. Menatap sosok sana yang sedang berjalan menyusuri setiap ruangan.

Sana yang berjalan ke setiap ruangan, selalu menyapa ramah pada orang-orang yang ditemuinya. Langkahnya kini terhenti di depan pintu lift, dan saat pintu itu terbuka. Sana langsung berjalan masuk dengan tergesa-gesa, hingga menabrak seseorang yang baru keluar dari pintu lift tersebut.

"Maafkan aku tuan, aku tidak sengaja ..." sana menatap pada pria yang sudah ditabrak olehnya.

"It's ok, " Ucap pria tersebut, tersenyum pada wanita yang berdiri dengan gugup didepannya.

[END]POSSESSIVE YOUNG MASTRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang